Review Buku Ronggeng Dukuh Paruk – Buku Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari menjadi salah satu buku Indonesia yang dikenal oleh masyarakat dunia. Buku ini pertama kali diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2003 dengan tebal 408 halaman. Pada mulanya buku tersebut merupakan triologi yang diterbitkan pada tahun 1982. Teriologi tersebut adalah Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Meski pada dasarnya buku ini memuat cerita lama, namun isi buku ini memuat alur cerita yang menarik meski membicarakan tentang etika dan budaya. Buku Dukuh Paruk hadir untuk mensisipkan pesan moral kepada para pembacanya melalui cerita yang menarik. Buku ini bercerita tentang semangat yang membara dari penghuni Dukuh Paruk yang kembali melonjak sejak Srintil dijadikan sebagai ronggeng baru setelah ronggeng sebelumnya sudah meninggal dua belas tahun lamanya. Bagi masyarakat dukuh yang kecil juga miskin serta terpencil, mereka tetap mencoba tampil bersahaja di mata masyarakat dengan sebuah perlambangan berbentuk ronggeng. Meski demikian, dukuh tersebut seolah-olah telah kehilangan jati diri aslinya.
Srintil pada akhirnya menjadi sosok yang sangat terkenal serta digandrungi oleh masyarakat karena kecantikannya yang menggoda. Semua lelaki ingin berada disamping ronggeng ini serta memilikinya. Tidak hanya diperebutkan oleh para lelaki dan tokoh desa, sosok ronggeng tersebut juga tekenal dan menjadi bahan yang diperebutkan oleh tokoh-tokoh di kabupaten. Namun terjadi suatu peristiwa yang menyebabkan malapetaka dalam hal politik pada tahun 1965 sehingga dukuh tersebut hancur total dari aspek fisik sampai ke psikis. Dukuh tersebut akhirnya dibakar oleh pemerintah karena telah dianggap mengguncangkan negara. Tokoh ronggeng bersama para penabuh calung juga ditahan oleh aparat pemerintahan. Dan lagi-lagi kecantikannya membawa berkah tersendiri ketika ia di penjara yaitu tidak ada yang memperlakukan ia semenah-menah. Srintil pun mencoba untuk memperbaiki setiap kesalahan yang pernah ia lakukan. Suatu hari ia bertemu Bajus yang merupakan pemain judi bola profesional yang sangat ia harapkan namun akhirnya dikecewakan dan Srintil kembali mengalami kehancuran.

Sudah ada film yang diadaptasi dari buku ini dengan judul “Sang Penari” yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Pemeran utama dalam film ini adalah Prisia Nasution dan Oka Antara. Film tersebut berhasil memenangkan empat piala citra sekaligus dan termasuk dalam 10 nominasi dalam festival film Indonesia tahun 2011. Menonton film tentunya memiliki ketertarikan dan nuansa yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan ketika membaca buku. Namun itu semua tetap kembali kepada minat masing-masing individu. Ada yang menganggap membaca buku lebih asik, serta ada pula yang lebih memilih untuk menonton film.
Beberapa perbedaan yang bisa dilihat dari film dengan bukunyanya adalah tampak ada kejadian yang ditampilkan dalam film kurang relevan dengan isi buku. Namun meski demikian, film yang diangkat dari buku ini memiliki penggemar yang cukup banyak. Buku Ronggeng Dukuh Paruk memiliki makna tersirat yang bisa diambil yaitu dengan menghindari sifat sombong meski ibarat ia memiliki kecantikan yang luar biasa hingga diperebutkan oleh masyarakat sekabupaten.
Triologi dari Ronggeng Dukuh Paruk sendiri sudah terbit dalam versi bahasa Jepang sejak tahun 1986. Selain itu, karena menariknya isi cerita yang diangkat, novel ini telah diteliti serta dijadikan bahan dalam penulisan skripsi oleh lebih dari 20 sarjana FSUI. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang membicarakan kehebatan novel ini serta banyak sekali yang berminat untuk menerjemahkannya.
Situs Slot Online Terbaik & Terpecaya Indonesia
Sejarah Perkembangan Situs Slot Online Terbaik di Indonesia
Permainan slot judi online di Indonesia seiring berkembangnya kemajuan teknologi di Indonesia. Dahulu permainan slot yang tersedia secara offline namun siring perkembangan zaman slot dapat dijumpai secara online. Permainan slot sangat sederhana dan mudah untuk dipahami sementara hadiah yang ditawarkan cukup fantastis sehingga permainan slot banyak diminati dikalangan masyarakat. Karena hal itu banyak pengembang-pengembang game yang berlomba-lomba untuk menciptakan permainan slot secara online hingga banyak bertebaran seperti sekarang ini.Situs Slot Online Terbaik dan Terpercaya
Ada banyak sekali permainan yang tersedia di Situs Slot Online Terbaik seperti judi slot online, Live Casino, Judi Bola, Poker Online dan Dominoqq, dan Togel Online. Namun permainan judi onllne yang banyak diminati yaitu permainan slot. Berikut beberapa daftar situs slot online terbaik dan terpercaya.Slot Online Playtech
Yang pertama yaitu Slot Online Playtech. Playtech sendiri sudah lama berkecinambung dalam dunia slot judi online dan telah banyak memiliki pemain yang setia. Dengan hanya melakukan deposit dengan nominal kecil, maka kita sudah dapat bermain slot judi online ini.Slot Online Live22
Slot online Live22 menawarkan berbagai permainan slot yang lengkap dengan berbagai fitur menarik. Platform ini memiliki interface yang user friendly dan ramah pengguna. Hal ini membuat pengalaman berbeda bagi para pemain saat bermain di platform ini. Ada banyak sekali permainan slot yang dapat kita mainkan di sini.Slot Online CG9
CG9 merupakan salah satu slot judi online yang juga memiliki banyak penggemar. Platform ini termasuk baru yang hadir dengan permainan yang mudah serta dengan FTP tinggi. CG9 memiliki tampilan yang unik dan menarik bagi kalian pecinta slot dikarenakan permainan ini bertemakan negeri tirai bambu (China).Slot Online Pragmatic Play
Pragmatic Play merupakan pemimpin global dalam permainan slot online. Pragmatic Play juga dikenal sebagai Situs Slot Online Terbaik dan terpercaya sekaligus terbaik. Situs ini juga sangat populer di kalangan para pemain slot online. Permainan yang ditawarkan di antaranya Live Casino, Bingo, Kartu Gores, dan masih banyak yang lainnya.Slot Online Spadegaming
Platform ini didirikan pada tahun 2007 silam oleh seorang pengusaha Malaysia yang bernama Shen Seow. Perusahaanya berbasis di Filipina dan hadir diseluruh Asia. Situs Slot Online Terbaik ini juga telah mendapatkan lisensi resmi dari MGA. MGA merupakan singkata dari Malta Gaming Authority, dan Itechlabs.Flow Gaming
Platform ini juga lebih dikenal dengan nama Softgaming. Flow Gaming merupakan sebuah perusahaan yang telah menerima sertifkat lisensi resmi dari Malta Gaming Authority dengan nomor lisensinya adalah MGA/CL1/1256/2016. Situs Slot Online Terbaik ini sudah beroperasi sejak lama yakni dari tahun 2007 sehingga telah berpengalaman dalam menyediakan berbagai permaianan game slot online yang banyak diminati. Situs ini juga menawarkan berbagai slot online menarik yang dapat kalian nikmati.Slot Habanero
Terakhir ada slot judi online yang bernama Habanero. Seperti nama cabai yaitu Habanero maka platform ini juga sangat unik dan menarik. Tampil dengan tampilan user friendly yang akan membawa anda larut dalam permainan slot yang menakjudkan. Platform ini sudah sangat terpercaya dan populer di pasar permainan Barat dan Asia. Nah itulah beberapa Situs Slot Online Terbaik dan terpercaya yang dapat anda nikmati. Kalian dapat mencoba semua beberapa atau semuanya untuk mencari pengalaman bermain slot yang mengagungkan. Permainan slot judi online telah menjamur di mana-mana sekarang ini. Seiring perkembangan zaman permainan slot judi online juga semakin populer dikalangan para bettor. Tentu saja tujuannya adalah sebagai hiburan disamping untuk mendapatkan uang.Share this:
Review Buku Tom Sawyer
Review Buku Tom Sawyer – Seorang anak laki-laki imajinatif dan nakal bernama Tom Sawyer tinggal bersama Bibi Polly dan saudara tirinya, Sid, di kota Sungai Mississippi di St. Petersburg, Missouri. Setelah bermain membolos dari sekolah pada hari Jumat dan mengotori pakaiannya dalam perkelahian, Tom dibuat untuk mengapur pagar sebagai hukuman pada hari Sabtu.
Review Buku Tom Sawyer
bookcafe – Pada awalnya, Tom kecewa karena harus kehilangan hari liburnya. Namun, dia segera dengan cerdik membujuk teman-temannya untuk menukarkannya dengan harta kecil untuk hak istimewa melakukan pekerjaannya. Dia menukar harta ini dengan tiket yang diberikan di Sekolah Minggu untuk menghafal ayat-ayat Alkitab dan menggunakan tiket itu untuk mengklaim sebuah Alkitab sebagai hadiah.
Dia kehilangan banyak kemuliaannya, namun, ketika, dalam menanggapi pertanyaan untuk memamerkan pengetahuannya, dia salah menjawab bahwa dua murid pertama adalah Daud dan Goliat. Dalam salah satu adegan paling terkenal dalam sastra Amerika, Tom dengan cerdik membujuk berbagai anak tetangga untuk memperdagangkannya pernak-pernik kecil dan harta karun untuk “hak istimewa” melakukan pekerjaannya yang membosankan, menggunakan psikologi terbalik untuk meyakinkan mereka bahwa itu adalah kegiatan yang menyenangkan.
Kemudian, Tom menukar pernak-pernik dengan siswa lain untuk berbagai denominasi tiket, diperoleh di sekolah Minggu setempat untuk menghafal ayat-ayat Kitab Suci. Tom kemudian menukar tiket dengan pendeta untuk Alkitab yang berharga , meskipun menjadi salah satu siswa terburuk di sekolah Minggu dan hampir tidak tahu apa-apa tentang Kitab Suci, menimbulkan kecemburuan dari para siswa dan campuran kebanggaan dan keterkejutan dari orang dewasa.
Tom jatuh cinta dengan Becky Thatcher, seorang gadis baru di kota, dan membujuknya untuk “bertunangan” dengannya. Asmara mereka runtuh ketika dia mengetahui bahwa Tom telah “bertunangan” sebelumnya dengan seorang gadis bernama Amy Lawrence. Tak lama setelah dijauhi oleh Becky, Tom menemani Huckleberry Finn, putra kota mabuk, ke kuburan pada malam hari untuk mencoba “obat” untuk kutil. Di kuburan, mereka menyaksikan pembunuhan Dr. Robinson muda oleh “setengah-keturunan” asli Amerika Injun Joe.
Takut, Tom dan Huck melarikan diri dan bersumpah untuk tidak memberi tahu siapa pun apa yang telah mereka lihat. Injun Joe menyalahkan rekannya, Muff Potter, seorang pemabuk yang malang, atas kejahatan tersebut. Potter salah ditangkap, dan kecemasan serta rasa bersalah Tom mulai tumbuh.
Baca Juga : Buku Terbaik Tahun 2021
Tak lama setelah Becky menghindarinya, Tom menemani Huckleberry Finn , seorang bocah gelandangan yang dikagumi semua anak laki-laki lainnya, ke kuburan pada tengah malam untuk melakukan ritual takhayul yang dirancang untuk menyembuhkan kutil. Di kuburan, mereka menyaksikan trio penjambret tubuh, Dr Robinson, Muff Potter dan Injun Joe , merampok kuburan.
Muff Potter mabuk dan akhirnya pingsan, sementara Injun Joe berkelahi dengan Dr Robinson dan membunuhnya. Injun Joe kemudian muncul untuk menjebak Muff Potter atas pembunuhan tersebut. Tom dan Huckleberry Finn bersumpah untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang pembunuhan itu, takut Injun Joe entah bagaimana akan menemukan mereka dan membunuh mereka secara bergantian. Muff Potter akhirnya dipenjara, dengan asumsi dia melakukan pembunuhan dalam tindakan mabuk dan menerima kesalahan dan nasibnya.
Tom, Huck, dan teman Tom, Joe Harper, melarikan diri ke sebuah pulau untuk menjadi bajak laut. Sambil bermain-main dan menikmati kebebasan baru mereka, anak laki-laki menjadi sadar bahwa masyarakat sedang membunyikan sungai untuk tubuh mereka. Tom menyelinap kembali ke rumah suatu malam untuk mengamati keributan itu.
Setelah penyesalan sesaat atas penderitaan orang yang dicintainya, Tom dikejutkan oleh gagasan untuk muncul di pemakamannya dan mengejutkan semua orang. Dia membujuk Joe dan Huck untuk melakukan hal yang sama. Kembalinya mereka disambut dengan sukacita yang besar, dan mereka menjadi iri dan kekaguman semua teman mereka.
Kembali di sekolah, Tom mendapatkan dirinya kembali mendukung Becky setelah dia dengan mulia menerima kesalahan atas sebuah buku yang dia robek. Pengadilan Muff Potter segera dimulai, dan Tom, yang diliputi rasa bersalah, bersaksi melawan Injun Joe. Potter dibebaskan, tetapi Injun Joe melarikan diri dari ruang sidang melalui jendela.
Musim panas tiba, dan Tom dan Huck pergi berburu harta karun di rumah hantu. Setelah menjelajah ke atas, mereka mendengar suara di bawah. Mengintip melalui lubang di lantai, mereka melihat Injun Joe memasuki rumah dengan menyamar sebagai orang Spanyol yang tuli dan bisu. Dia dan rekannya, seorang pria yang tidak terawat, berencana untuk mengubur harta curian mereka sendiri.
Dari tempat persembunyian mereka, Tom dan Huck menggeliat gembira dengan prospek menggalinya. Secara kebetulan yang luar biasa, Injun Joe dan rekannya menemukan sendiri kotak emas yang terkubur. Ketika mereka melihat alat Tom dan Huck, mereka menjadi curiga bahwa seseorang berbagi tempat persembunyian mereka dan membawa emas itu alih-alih menguburnya kembali.
Tom tumbuh bosan dengan sekolah, dan bersama dengan teman-temannya Joe Harper dan Huckleberry Finn, mereka melarikan diri ke Pulau Jackson di Sungai Mississippi untuk memulai hidup sebagai “bajak laut”. Sambil menikmati kebebasan mereka, mereka menjadi sadar bahwa masyarakat sedang menjelajahi sungai untuk mencari tubuh mereka, karena anak-anak lelaki itu hilang dan dianggap mati.
Tom menyelinap kembali ke rumah suatu malam untuk mengamati keributan dan setelah sesaat penyesalan atas penderitaan orang yang dicintainya, dia dikejutkan oleh gagasan besar untuk muncul di pemakamannya. Ketiganya kemudian melakukan skema ini, membuat penampilan sensasional dan tiba-tiba di gereja di tengah kebaktian pemakaman bersama mereka, memenangkan rasa hormat yang sangat besar dari teman sekelas mereka untuk aksi tersebut. Kembali di sekolah, Becky telah merobek buku anatomi kepala sekolah setelah Tom mengejutkannya, namun,
Di pengadilan, Injun Joe menyematkan pembunuhan pada Muff Potter, meskipun Tom dan Huckleberry Finn tahu dia tidak bersalah. Sebelum persidangan Potter, Tom memutuskan untuk menentang sumpah darahnya dengan Huck dan bersaksi melawan Injun Joe, yang dengan cepat melarikan diri melalui jendela sebelum dia dapat ditangkap. Sejak saat itu, anak laki-laki hidup dalam ketakutan terus-menerus akan balas dendam Joe karena memberatkannya.
Musim panas tiba dan Tom dan Huck memutuskan untuk berburu harta karun di rumah hantu. Setelah menjelajah ke atas, mereka mendengar suara di bawah dan mengintip melalui lubang di lantai, mereka melihat orang Spanyol bisu-tuli yang muncul di desa beberapa minggu sebelum mengungkapkan dirinya sebagai Injun Joe. Berbicara dengan bebas, Injun Joe dan seorang rekan berencana untuk mengubur beberapa harta curian mereka sendiri di dalam rumah.
Dari tempat persembunyian mereka, Tom dan Huck menggeliat gembira dengan prospek menggalinya. Secara kebetulan, para penjahat menemukan timbunan emas yang lebih besar terkubur di perapian dan membawanya ke tempat persembunyian yang lebih baik.
Anak laki-laki bertekad untuk menemukannya dan suatu malam, Huck melihat mereka dan mengikuti mereka dia sengaja mendengar rencana Injun Joe untuk masuk ke rumah Janda Douglas yang kaya dan memutilasi wajahnya sebagai balas dendam atas mendiang suaminya, seorang keadilan perdamaian, setelah pernah memerintahkan dia untuk dicambuk di depan umum karena menggelandang. Berlari untuk mencari bantuan, Huck mencegah kejahatan dan meminta namanya tidak dipublikasikan, karena takut akan pembalasan Injun Joe, sehingga menjadi pahlawan anonim.
Tepat sebelum Huck menghentikan kejahatannya, Tom pergi piknik ke Gua McDougal bersama Becky dan teman-teman sekelas mereka. Tom dan Becky tersesat dan akhirnya berkeliaran di gua selama beberapa hari, menghadapi kelaparan dan dehidrasi.
Becky menjadi sangat dehidrasi dan lemah dan pencarian Tom untuk jalan keluar semakin putus asa. Dia bertemu Injun Joe di gua suatu hari tetapi tidak terlihat oleh musuh bebuyutannya. Akhirnya, Tom menemukan jalan keluar dan mereka disambut kembali dengan gembira oleh komunitas mereka. Hakim Thatcher, ayah Becky, telah menyegel Gua McDougal dengan pintu besi.
Ketika Tom mendengar tentang penyegelan itu dua minggu kemudian, dia merasa ngeri, mengetahui bahwa Injun Joe masih di dalam. Dia mengarahkan pagar betis ke gua, di mana mereka menemukan mayat Injun Joe tepat di dalam pintu masuk yang disegel, mati kelaparan setelah mati-matian mengonsumsi kelelawar mentah dan potongan lilin sebagai upaya terakhir. Tempat kematiannya dancawan in situ yang ia gunakan untuk menampung air dari stalaktit yang menetes menjadi daya tarik wisata lokal.
Seminggu kemudian, setelah menyimpulkan dari kehadiran Injun Joe di Gua McDougal bahwa penjahat itu pasti menyembunyikan emas curian di dalamnya, Tom membawa Huck ke gua dan mereka menemukan kotak emas, yang hasilnya diinvestasikan untuk mereka.
Janda Douglas mengadopsi Huck tetapi dia menemukan pembatasan kehidupan rumah yang beradab menyakitkan, mencoba melarikan diri kembali ke kehidupannya yang gelandangan. Tom meyakinkan Huck untuk kembali ke janda, sehingga dia nantinya bisa menjadi perampok bersama Tom, karena Anda harus menjadi masyarakat kelas atas untuk bergabung dengan geng perampok. Dengan enggan, Huck setuju dan kembali ke janda itu.
Signifikansi
Novel ini memiliki unsur humor, satir, dan kritik sosial fitur yang kemudian menjadikan Mark Twain salah satu penulis terpenting sastra Amerika. Mark Twain menjelaskan beberapa peristiwa otobiografi dalam bukunya. Novel ini berlatar di sekitar rumah masa kanak-kanak Twain yang sebenarnya di Hannibal , dekat St. Louis, dan banyak tempat di dalamnya yang nyata dan hari ini mendukung industri pariwisata sebagai hasilnya.
Konsep masa kanak-kanak dikembangkan melalui tindakan Tom, termasuk petualangan pelariannya dengan Joe dan Huckleberry. Untuk membantu menunjukkan betapa nakal dan berantakannya masa kecil, Divisi Seni, Cetakan dan Foto The Miriam dan Ira D. Wallach menampilkan gambar seorang anak laki-laki sedang merokok pipa, menggergaji perabotan, memanjat ke mana-mana, dan tidur. Dalam novel Twain, Tom dan temannya masih muda ketika mereka memutuskan ingin belajar cara mengisap pipa. Tom dan Joe melakukan ini untuk menunjukkan betapa kerennya mereka kepada anak laki-laki lain.
Awal
Tom Sawyer adalah usaha pertama Twain untuk menulis novel sendiri. Dia sebelumnya telah menulis narasi otobiografi kontemporer ( The Innocents Abroad atau The New Pilgrims’ Progress , Roughing It ) dan dua teks pendek yang disebut sketsa yang memparodikan literatur anak muda saat itu. Inilah Kisah Anak Baik dan Kisah Anak Kecil Jahatyang merupakan teks satir dari beberapa halaman.
Yang pertama, seorang anak teladan tidak pernah dihargai dan berakhir dengan kematian sebelum dia dapat menyatakan kata-kata terakhirnya yang telah dia persiapkan dengan hati-hati. Dalam cerita kedua, seorang bocah lelaki jahat mencuri dan berbohong, seperti Tom Sawyer, tetapi berakhir kaya dan sukses. Tom muncul sebagai campuran dari anak laki-laki kecil ini karena pada saat yang sama dia adalah seorang penipu dan anak laki-laki yang diberkahi dengan kedermawanan tertentu.
Pada saat dia menulis Tom Sawyer , Twain sudah menjadi penulis yang sukses berdasarkan popularitas The Innocents Abroad. Dia memiliki sebuah rumah besar di Hartford, Connecticut tetapi membutuhkan kesuksesan lain untuk menghidupi dirinya sendiri, dengan seorang istri dan dua anak perempuan. Dia telah berkolaborasi dalam sebuah novel dengan Charles Dudley Warner , The Gilded Age yang diterbitkan pada tahun 1874.
Dia sebelumnya telah menulis memoar hidupnya sendiri yang tidak diterbitkan di Mississippi dan telah berkorespondensi dengan teman masa kecilnya, Will Bowen, yang keduanya telah membangkitkan banyak kenangan dan digunakan sebagai bahan sumber.
Twain menamai karakter fiksinya setelah seorang pemadam kebakaran San Francisco yang dia temui pada Juni 1863. Tom Sawyer yang asli adalah pahlawan lokal, terkenal karena menyelamatkan 90 penumpang setelah kapal karam. Keduanya tetap bersahabat selama tiga tahun Twain tinggal di San Francisco, sering minum dan berjudi bersama.
Publikasi
Pada November 1875 Twain memberikan manuskrip tersebut kepada Elisha Bliss dari American Publishing Company , yang mengirimkannya ke True Williams untuk ilustrasi. Beberapa saat kemudian, Twain juga segera menerbitkan teks di Chatto dan Windus of London, pada Juni 1876, tetapi tanpa ilustrasi. Edisi bajak laut muncul dengan sangat cepat di Kanada dan Jerman. The American Publishing Company akhirnya menerbitkan edisinya pada bulan Desember 1876, yang merupakan edisi ilustrasi pertama dari Tom Sawyer.
Kedua edisi ini sedikit berbeda. Setelah menyelesaikan manuskripnya, Twain membuat salinannya. Salinan inilah yang dibacakan dan dijelaskan oleh temannya William Dean Howells. Howells dan Twain berkorespondensi melalui surat tulisan tangan yang cukup informal yang membahas banyak aspek dari karya dan manuskripnya; pilihan bahasa, pengembangan karakter, serta pengembangan dan penggambaran ras.
Twain kemudian membuat koreksinya sendiri berdasarkan komentar Howells yang kemudian dimasukkan ke dalam naskah asli, tetapi beberapa koreksi luput darinya. Edisi bahasa Inggris didasarkan pada salinan yang dikoreksi ini, sedangkan edisi Amerika yang diilustrasikan didasarkan pada naskah aslinya. Untuk lebih memperumit masalah, Twain secara pribadi prihatin dengan revisi bukti edisi Amerika, yang tidak dia lakukan untuk edisi bahasa Inggris. Oleh karena itu, edisi Amerika dianggap sebagai edisi otoritatif.
Kritik
Narator orang ketiga menggambarkan pengalaman anak laki-laki, diselingi dengan komentar sosial sesekali. Dalam sekuelnya, Adventures of Huckleberry Finn , Mark Twain berubah menjadi narasi orang pertama yang mengambil konflik moral lebih pribadi dan dengan demikian memungkinkan kritik sosial yang lebih besar.
Dua buku berikutnya lainnya, Tom Sawyer Abroad dan Tom Sawyer, Detektif , serupa dalam narasi orang pertama dari perspektif Huckleberry Finn. Buku tersebut telah menimbulkan kontroversi karena penggunaan julukan rasial ” negro “; sebuah versi yang terkotak -kotak menimbulkan kemarahan di antara beberapa kritikus sastra. Buku ini telah dikritik karena penggambaran penduduk asli Amerika yang mirip karikatur melalui karakter Injun Joe.
Dia digambarkan sebagai jahat demi kejahatan, tidak diizinkan untuk menebus dirinya dengan cara apapun oleh Twain, meninggal dalam kematian yang menyedihkan dan putus asa di sebuah gua dan setelah kematiannya diperlakukan sebagai daya tarik wisata. Revard menyarankan bahwa orang dewasa dalam novel menyalahkan darah India karakter sebagai penyebab kejahatannya.
Share this:
Buku Terbaik Tahun 2021
Buku Terbaik Tahun 2021 – Betapa Indahnya Kami oleh Imbolo Mbue Setelah debutnya di tahun 2016, “ Behold the Dreamers ,” novel kedua Mbue yang menyapu dan diam-diam menghancurkan dimulai pada tahun 1980 di desa fiksi Afrika Kosawa, di mana perwakilan dari perusahaan minyak Amerika datang untuk bertemu dengan penduduk setempat, yang anak-anaknya sekarat karena malapetaka lingkungan (ladang bera, air beracun) yang ditimbulkan oleh pengeboran dan jaringan pipa.
Buku Terbaik Tahun 2021
bookcafe – Fabel kekuasaan dan korupsi yang berlangsung selama beberapa dekade ini ternyata menjadi sesuatu yang kurang jelas daripada kisah David and Goliath yang sudah dikenal tentang perusahaan sosiopat dan kehidupan yang digulungnya. Melalui mata warga Kosawa tua dan muda, Mbue membangun eksplorasi bernuansa kepentingan pribadi, tentang apa artinya menginginkan di zaman kapitalisme dan kolonialisme mesin keinginan jahat dan tak terpuaskan ini.
keintiman oleh Katie Kitamura
Dalam novel keempat Kitamura, seorang penerjemah pengadilan yang tidak disebutkan namanya di Den Haag ditugaskan untuk secara intim menghilang ke dalam suara dan cerita penjahat perang yang hanya dapat berkomunikasi dengannya; sementara itu jatuh ke dalam keterikatan yang kacau dengan seorang pria yang pernikahannya mungkin berakhir atau tidak untuk selamanya. Prosa Kitamura yang ramping dan rapi secara elegan mematahkan konvensi tata bahasa, mencerminkan perhatian buku ini dengan garis berdarah antara keintiman — terutama antara yang tulus dan yang memaksa. Seperti novelnya sebelumnya, “A Separation,” “Intimacies” meneliti kemampuan orang-orang di sekitar kita, bukan sebagai tujuan itu sendiri tetapi sebagai lensa pada isu-isu sosial besar mulai dari gentrifikasi hingga kolonialisme hingga feminisme. Jalan yang dilintasi kehidupan di dunia, menurut buku ini, memiliki signifikansi terbesar dalam pengaruhnya terhadap orang lain.
Baca Juga : BUKU PALING KONTROVERSIAL DITERBITKAN DALAM BAHASA INGGRIS
Lagu Cinta WEB Du Bois oleh Honorée Fanonne Jeffers
“The Love Songs of WEB Du Bois,” novel pertama oleh Jeffers, seorang penyair terkenal, adalah banyak hal sekaligus: kisah masa depan yang mengharukan, pemeriksaan ras dan penggalian sejarah Amerika. Ini memotong bolak-balik antara kisah Ailey Pearl Garfield, seorang gadis kulit hitam yang tumbuh di akhir abad ke-20, dan “lagu-lagu” nenek moyangnya, penduduk asli Amerika dan Afrika-Amerika yang diperbudak yang hidup melalui pembentukan Amerika Serikat. Saat kisah mereka bertemu, “Love Songs” menciptakan potret kehidupan kulit hitam yang tak terlupakan yang mengungkapkan bagaimana masa lalu masih bergema hingga hari ini.
Tidak Ada yang Membicarakan Ini oleh Patricia Lockwood
Lockwood pertama kali mendapat pengakuan sebagai penyair di internet, dengan syair yang sangat inventif dan cabul jenis kelamin diangkat menjadi keahlian. Dalam “ Priestdaddy ,” memoarnya yang tak terhapuskan tahun 2017 tentang tumbuh di pastoran di seluruh Midwest yang dipimpin oleh ayahnya yang mencintai senjata, bermain gitar, seorang imam Katolik, dia menyebut tweeting “suatu bentuk seni, seperti patung, atau membunyikan klakson lagu kebangsaan di bawah ketiakmu.” Di sini, dalam novel pertamanya, dia menyaring kesenangan dan kekurangan hidup yang terbagi antara interaksi online dan darah dan daging, mengubah disonansi menjadi seni. Hasilnya adalah sebuah buku yang berbunyi seperti puisi prosa, sekaligus luhur, profan, intim, filosofis, kocak dan, akhirnya, sangat menyentuh.
Saat Kita Berhenti Memahami Dunia oleh Benyamin Labatut. Diterjemahkan oleh Adrian Nathan West.
Labatut dengan ahli menyatukan kisah-kisah para pemikir terbesar abad ke-20 untuk mengeksplorasi ekstasi dan penderitaan terobosan ilmiah: keuntungan besar mereka bagi masyarakat serta biaya manusia yang tinggi. Perjalanannya ke ujung terluar pengetahuan dipandu oleh matematikawan Alexander Grothendieck , fisikawan Werner Heisenberg dan kimiawan Fritz Haber , antara lain menawarkan kilasan alam semesta dengan potensi tak terbatas yang mendasari dunia yang dapat diamati, sebuah “inti gelap di jantung hal-hal” yang diputuskan oleh beberapa saksinya lebih baik dibiarkan saja. Hibrida fiksi dan nonfiksi yang luar biasa ini juga memicu gejolak dari tes benar-salah yang diperluas: Semakin jauh kita membaca, semakin kabur garis antara fakta dan fabulisme.
Trilogi Kopenhagen: Masa Kecil; Anak muda; Ketergantungan Oleh Tove Ditlevsen. Diterjemahkan oleh Tiina Nunnally dan Michael Favala Goldman. Memoar indah Ditlevsen, pertama kali diterbitkan di Denmark pada 1960-an dan 70-an dan dikumpulkan di sini dalam satu volume, merinci pendidikan kerasnya, jalur karier, dan kecanduan tanpa ampun: kisah kuat tentang perjuangan untuk mendamaikan seni dan kehidupan.
Dia bergabung dengan jajaran pekerja pada usia 14, menjadi penyair terkenal pada awal usia 20-an, dan mendapati dirinya, setelah dua pernikahan yang gagal, menikah dengan seorang dokter psikopat dan sangat bergantung pada opioid pada usia 30-an. Namun untuk semua lika-liku dramatis dalam hidupnya, buku-buku ini bersama-sama memproyeksikan kejernihan, humor, dan kejujuran yang menakjubkan, menyoroti tidak hanya realitas keras dunia tetapi juga dorongan tak terjelaskan dari diri rahasia kita.
Bagaimana Firman Disampaikan: Sebuah Perhitungan Dengan Sejarah Perbudakan Di Seluruh Amerika oleh Clint Smith. Untuk buku yang tepat waktu dan menggugah pikiran ini, Smith, seorang penyair dan jurnalis, mengunjungi situs-situs kunci sejarah perbudakan dan warisannya saat ini, termasuk Monticello karya Thomas Jefferson. Angola, Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Louisiana dan pemakaman Konfederasi. Menyelingi wawancara dengan turis, pemandu, aktivis, dan sejarawan lokal yang dia temui di sepanjang jalan dengan pembacaan mendalam tentang beasiswa dan refleksi pribadi yang menyentuh, Smith mengangkat cermin untuk hubungan penuh Amerika dengan masa lalunya, menangkap campuran kuat dari niat baik, korektif yang sungguh-sungguh, ketidaktahuan yang disengaja dan distorsi yang mencolok.
Anak Tak Terlihat: Kemiskinan, Kelangsungan Hidup, dan Harapan di Kota Amerika oleh Andrea Elliott untuk memperluas seri tahun 2013 yang terkenal untuk The Times tentang Dasani Coates, seorang siswi tunawisma di New York, dan keluarganya, Elliott menghabiskan bertahun-tahun mengikuti subjeknya dalam kehidupan sehari-hari mereka, melalui tempat penampungan, sekolah, ruang sidang, dan kantor kesejahteraan.
Buku yang telah dia hasilkan dilaporkan secara intim, ditulis dengan elegan dan diliputi dengan cinta yang sengit dan pengamatan yang cerdas dari Dasani dan ibunya adalah kisah yang membakar tentang perjuangan satu keluarga dengan kemiskinan, tunawisma dan kecanduan di kota dan negara yang gagal ditangani. masalah ini dengan kemanjuran atau kasih sayang.
Juneteenth oleh Annette Gordon Reed
Buku ini menyatukan sejarah dan memoar ke dalam volume pendek yang berwawasan luas, menyentuh, dan berani. Menjelajahi kompleksitas rasial dan sosial Texas, negara bagian asalnya, Gordon-Reed meminta pembaca untuk mundur dari perdebatan sengit saat ini dan melihat sejarah yang lebih bernuansa dan kejutan yang dapat ditawarkannya. Perspektif seperti itu mudah baginya karena dia adalah bagian dari sejarah anak kulit hitam pertama yang mengintegrasikan sekolahnya di Texas Timur. Pada beberapa kesempatan, dia mendapati dirinya dijauhi oleh orang kulit putih dan kulit hitam, belajar pada usia dini bahwa melanggar garis warna dapat mengancam kedua ras.
Kehidupan Singkat dan Seni Berkobar Sylvia Plath oleh Heather Clark
Ini berani untuk melakukan biografi baru Plath, yang hidup, dan mati karena bunuh diri pada usia 30 tahun 1963, telah dipilih secara menyeluruh oleh para sarjana. Namun, penelitian yang cermat ini dan, pada lebih dari 1.000 halaman, potret memukau yang tak terduga adalah pencapaian yang monumental. Bertekad untuk menyelamatkan penyair dari karikatur anumerta sebagai wanita gila yang terkutuk dan “memposisikan ulang dia sebagai salah satu penulis Amerika paling penting abad ke-20,” Clark, seorang profesor puisi di Inggris, menyampaikan kisah pengangkutan bakat sastra yang langka dan lingkungan keluarga dan intelektual yang menggagalkan dan mendorongnya, dimeriahkan oleh kutipan dari surat, buku harian, puisi, dan prosa Plath.
“ De Gaulle ,” oleh Julian Jackson
Biografi yang luar biasa dari mantan pemimpin Prancis ini dengan cemerlang mengeksplorasi bagaimana ia berhasil mendominasi kehidupan politik negaranya selama beberapa dekade. Kisah Jackson tentang masa muda De Gaulle dan lingkungan konservatif hanya meningkatkan rasa hormat seseorang terhadap pendirian De Gaulle, pada tahun 1940, melawan pemerintah Vichy, dan kisahnya tentang tahun-tahun perang De Gaulle di London memperjelas mengapa Churchill dan Roosevelt menganggapnya hampir mustahil untuk dihadapi.
Paruh kedua buku ini yang membahas kembalinya De Gaulle ke tampuk kekuasaan selama konflik di Aljazair, dan kepresidenannya yang agak otokratis bahkan lebih menarik; bersama-sama kedua bagian membentuk argumen sebaik yang dapat dibuat seseorang untuk percaya bahwa satu individu dapat mengubah jalannya sejarah. Tetapi Jackson, dengan prosa yang agung dan pemahaman yang pasti tentang politik dan kepribadian Republik Ketiga, Keempat, dan Kelima, Ishak Chotiner
“ Segu, Sebuah Novel ,” oleh Maryse Condé
Pada tahun yang dimulai dengan percobaan kudeta, ada baiknya untuk mengingat bahwa kefanatikan dan faksionalisme telah mengancam setiap masyarakat dan sering kali juga menghasilkan cerita yang bagus. Novel Maryse Condé tahun 1984 “Segu” dibuka di ibukota kompetitif kejam Kekaisaran Bambara abad kedelapan belas, di Mali saat ini, di mana mansa yang berkuasagelisah memantau kebangkitan Islam dan kedatangan misterius penjelajah kulit putih. Griot menyanyikan eksploitasi keluarga bangsawan, Traores, yang putranya ditakdirkan untuk menderita setiap konsekuensi dari pergolakan modernitas.
Condé, yang lahir di Guadeloupe tetapi menghabiskan bertahun-tahun di Afrika Barat, adalah novelis hebat dunia Afro-Atlantik, dan “Segu,” mahakaryanya, adalah ibu dari epos diaspora. Novel ini mengikuti Traores saat mereka tersebar di seluruh dunia, dari universitas Maroko hingga ladang tebu Brasil, ditarik ke segala arah oleh ambisi, nafsu, dan kerinduan religius mereka. Condé unggul dalam membangkitkan ketegangan dunia yang terus berubah, apakah itu ambivalensi seorang pria yang terpecah antara dewa keluarganya dan kosmopolitanisme Islam atau sinisme seorang wanita campuran kaya yang menjual budak di pantai Senegal.
Terlepas dari ruang lingkup magisterialnya, “Segu” juga hangat dan bergosip, dan sama sekali tidak memiliki ikatan sentimental dengan warisan yang mengubah terlalu banyak kisah keluarga menjadi stasiun salib leluhur. Condé memiliki selera humor yang buruk yang tidak menjadi favorit, terutama dengan sebagian besar protagonis laki-lakinya, yang petualangan naifnya dan kekejaman yang linglung terutama terhadap wanita membentuk sejarah yang sulit dipahami.
“ Bohemia Atas: Sebuah Memoir ,” oleh Hayden Herrera
Saya menemukan memoar baru-baru ini saat menjelajahi rak-rak di Perpustakaan Umum Brooklyn, dan langsung tertarik oleh sampulnya: foto hitam-putih dua gadis muda, bertengger di luar jendela belakang mobil sport, yang blusnya acak-acakan dan rambut pirang menunjukkan semacam semangat bebas ningrat. Herrera dikenal karena biografi artisnya seperti Frida Kahlo dan Arshile Gorky, tetapi dalam “Bohemia Atas” dia beralih ke kisah keluarganya sendiri, klan Tawon kelas atas yang memiliki hak istimewa seperti yang kacau. Selama tahun sembilan belas empat puluhan dan lima puluhan, Herrera dan kakak perempuannya Blair, mau tak mau, disingkirkan antara orang tua mereka yang bercerai, keduanya memiliki ketampanan, temperamen yang berubah-ubah, dan narsisme yang intens.
Ibu dan ayahnya masing-masing menikah lima kali sering mengabaikan gadis-gadis itu, memperlakukan mereka sebagai jauh kurang signifikan daripada pemenuhan artistik atau seksual mereka sendiri, yang pengejarannya membawa mereka melalui lingkaran seni yang sopan di Cape Cod dan New York, Mexico City dan Cambridge. Herrera menceritakan sejarah budaya yang menarik dari lingkungan tertentu, tetapi yang paling mempengaruhi adalah kemampuannya untuk menyalurkan, secara detail, kehidupan seorang anak yang kesepian yang mencoba memahami dunia di sekitarnya.
Nada suaranya menunjukkan keterpisahan, tetapi saya sering merasa itu sangat mengharukan. “Blair dan saya tidak menghabiskan banyak waktu dengan ibu kami sejak musim gugur 1948 ketika, setelah mengantar kami ke kereta untuk pergi ke sekolah asrama di Vermont, dia pergi ke Meksiko untuk bercerai,”. “Setiap kali ibu kami muncul, dia membawa hadiah dari Meksiko, hewan yang terbuat dari tanah liat atau blus bersulam untuk Blair dan aku. Dia selalu membuat semuanya terdengar indah. Dia seperti sinar matahari. Blair dan aku bergerak ke arahnya seperti dua Icarus, tapi kami tidak pernah menyentuh sinar keemasannya.” Ini adalah buku yang indah.
“ Hidup Tanduk Pos! ,” oleh Vigdis Hjorth, diterjemahkan oleh Charlotte Barslund
Vigdis Hjorth “Hidup Tanduk Pos!”sebuah novel yang cepat dan sangat lucu tentang keputusasaan eksistensial, komitmen kolektif, dan layanan pos Norwegia menyemangati saya selama tahun yang aneh dan bergolak ini. Ellinor, narator novel, adalah konsultan hubungan masyarakat berusia tiga puluh lima tahun yang proyek dan hubungannya ditandai dengan ketidakterikatan yang suram dan mantap. Ketika rekannya, Dag, meninggalkan kota, Ellinor dengan enggan mewarisi salah satu kliennya: Postkom, Persatuan Komunikasi dan Pos Norwegia, yang ingin melawan arahan UE yang akan mengantarkan persaingan dari sektor swasta. Bagi Ellinor, proyek dimulai dengan berderit; secara bertahap, dia tersapu.
BukuHasilnya adalah semacam kebangkitan pribadi keinginan yang baru ditemukan untuk hidup, terhubung, dan berkomunikasi dan perlakuan yang benar-benar mencekam terhadap kebosanan birokrasi. “Hidup Tanduk Pos! ” kaya dengan pertanyaan politik dan filosofis, dan lembut dengan penyampaiannya. Mereka tiba dalam bentuk entri buku harian disosiatif, pertukaran hadiah Natal yang canggung, dan deskripsi mainan seks paling kesepian di dunia (“ia telah membeli model paling populer secara online, model dengan peringkat tertinggi”). Ada juga benang panjang yang diceritakan oleh seorang pekerja pos, yang membuat narasi tertanam yang indah dan hampir mistis.
Share this:
Bagaimana Menjadi Peninjau Penelusuran yang Baik
Bagaimana Menjadi Peninjau Penelusuran yang Baik – Dalam pengalaman saya, proses peer review yang disederhanakan menjadi rumit ketika pengulas dengan niat baik melakukan hal-hal buruk.
Bagaimana Menjadi Peninjau Penelusuran yang Baik
bookcafe – Reviewer yang melakukan hal-hal buruk menampilkan perilaku yang memperlambat atau mengurangi efektivitas peer review. Peninjau sejawat yang baik menampilkan perilaku yang efisien dan menambah nilai pada proses. Hal yang baik tentang pengulas yang melakukan hal-hal buruk adalah bahwa mereka dapat berubah. Ada beberapa cara untuk mengubah perilaku dan kebiasaan buruk pengulas menjadi tidak hanya baik, tetapi juga menjadi peer reviewer yang hebat.
Baca juga : BUKU PALING KONTROVERSIAL DITERBITKAN DALAM BAHASA INGGRIS
Pikirkan Waktunya
Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda. Serius, pengulas yang baik tidak membuat sesama rekan menunggu lebih lama dari yang dibutuhkan untuk menerima ulasan mereka. Ingatlah bahwa ulasan Anda menghambat kemajuan pekerjaan mereka. Beberapa orang telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyiapkan “peer review” penelitian mereka. Darah, keringat, dan air mata mereka telah digunakan untuk pekerjaan yang harus Anda evaluasi.
Saat Anda mendapatkan undangan awal untuk meninjau, catat tenggat waktunya . Tarik kalender Anda dan periksa untuk melihat apakah Anda dapat secara realistis mengembalikan penilaian yang adil dan masuk akal dari pekerjaan dalam waktu yang ditentukan. Jika tenggat waktu tidak masuk akal, jangan takut untuk meminta perpanjangan.
Faktanya, waktu yang tepat untuk meminta perpanjangan adalah segera setelah Anda menerima undangan awal itu. Semua jurnal memiliki tenggat waktu penyelesaian internal yang dirancang untuk memasukkan penundaan. Jadi mintalah satu minggu tambahan jika diperlukan. Atau, lebih baik lagi, jika Anda tahu kapan Anda dapat mengembalikan ulasan, masukkan informasi itu ke dalam balasan undangan Anda. Ingat: peninjau yang baik meminta perpanjangan (jika perlu!) sebelum batas waktu.
Inilah kebiasaan hebat lainnya untuk membantu Anda berkembang menjadi pengulas yang baik: baca pemberitahuan . Kami memahami bahwa pemberitahuan ini mungkin mengganggu, tetapi ada untuk membantu Anda tetap pada jalurnya. Kami tahu Anda sering kebanjiran, dan tidak berniat terlambat, tetapi jika Anda tidak menjawab pertanyaan status kami, maka kami tidak mengetahui kebutuhan Anda saat ini. Jika setelah membaca abstrak, Anda hanya tidak tertarik untuk meninjau makalah, tekan tombol tolak. Tanggapi dan jangan tunda, setiap hari berlalu adalah hari lain penulis terus menunggu.
Meninjau adalah tugas sukarela, dan peninjau sejawat yang baik mendekati pekerjaan dengan sengaja. Kadang-kadang, pekerjaan sukarela akan membutuhkan lebih banyak pekerjaan daripada yang Anda harapkan. Masuk ke proses peer review dengan sikap bersedia dan keinginan untuk benar-benar membuat pekerjaan lebih baik. Faktanya, ketika kami bertanya kepada komunitas apa yang membuat tinjauan sejawat berkualitas tinggi, tanggapan pertama adalah bahwa pengulas harus mendekati ulasan dengan “keinginan untuk mengulas.”
Peninjau yang baik benar-benar meluangkan waktu mereka untuk memberikan evaluasi yang berharga dari karya tersebut, bahkan jika kontennya belum siap untuk dipublikasikan. Ada fokus yang kuat pada kebaruan dalam peer review, yang sepenuhnya dapat dimengerti di dunia di mana ada kontributor yang melimpah. Namun, pastikan umpan balik Anda membantu membuat pekerjaan menjadi lebih baik. Jika Anda telah menerima ulasan, maka hargai peneliti dan penelitian dengan menambahkan nilai pada apa yang diberikan kepada Anda.
Bukan tugas Anda untuk meng-copyedit, tetapi mengevaluasi penelitian untuk aspek-aspek seperti orisinalitas, kesesuaian, dan relevansi. Jangan khawatir tentang pemformatan , dan baca di luar batasan bahasa. Jika Anda memperhatikan bahwa masalah ini menghalangi sains untuk dipahami, maka beri tahu penulisnya dan mintalah agar makalah tersebut diizinkan untuk dikirim ulang ketika masalah tersebut diatasi.
Ingatlah bahwa konten yang baik untuk semua peneliti adalah yang lebih kami butuhkan untuk komunitas yang lebih luas. Semakin banyak penelitian yang diterbitkan, semakin banyak kontributor konten yang membaca dan menyebarluaskan. Ini membantu untuk mendiversifikasi area dan jangkauan komunitas ilmiah secara luas.
Baca Pedoman dan Ruang Lingkup
Tidak membaca pedoman resensi jelas merupakan kebiasaan resensi yang melakukan hal-hal buruk. Jika Anda belum pernah membaca panduan resensi , baik itu ulasan pertama atau 41 , silakan lakukan hari ini. Petunjuk ini dibuat untuk memandu Anda tentang cara memberikan ulasan terbaik dan paling berguna. Butuh tim yang terdiri dari beberapa minggu, jika tidak berbulan-bulan, untuk mempertimbangkan dengan cermat cara terbaik untuk membantu Anda sukses.
Luangkan waktu untuk meninjau sumber daya tersebut. Ini bisa menjadi sangat penting di zaman megajournal, yang mengulas akurasi tetapi bukan hal baru. Cobalah untuk tidak menjadi reviewer yang menjadi sangat marah ketika saran penolakan mereka ditolak oleh editor karena didasarkan pada hal-hal baru untuk jurnal seperti PLOS ONE. Ketahui kebijakan jurnal yang Anda ulas dan hindari frustrasi itu.
Anda mungkin menemukan bahwa organisasi tertentu tidak memiliki pedoman peninjau. Atau, mungkin petunjuknya hampir tidak mungkin ditemukan di situs web mereka, tetapi Anda harus selalu meminta pedoman jika tidak tersedia. Mungkin ini adalah kesempatan Anda untuk menambah nilai bagi penulis dengan cara yang tidak Anda pertimbangkan. Anda memerlukan instruksi yang jelas sehingga Anda tahu apa yang diharapkan untuk ulasan Anda, terutama jika Anda baru pertama kali.
Dan perhatikan misi organisasi yang Anda ulas. Anda ingin memastikan bahwa penelitian yang diminta untuk Anda tinjau selaras dengan nilai-nilai organisasi mereka. Dan Anda akan memberikan umpan balik yang lebih disengaja ketika Anda mengetahui dan menyetujui misi organisasi. Anda juga harus jelas tentang ruang lingkup jurnal. Ini sering diperbarui setiap beberapa tahun untuk memasukkan bidang penelitian yang muncul, jadi bacalah setidaknya setahun sekali.
Edukasi dan Kembangkan Komunitas Anda
Tujuan utama dari proses peer review adalah untuk memberikan umpan balik, atau informasi tentang, bidang khusus Anda secara adil. Simpan itu di jantung ulasan Anda. Ini semua tentang mentoring rekan kerja. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat komunitas peneliti Anda . Tanyakan pada diri sendiri, “Bagaimana ulasan saya membuat komunitas saya lebih kuat?” Ini terutama berlaku di bidang studi yang lebih kecil dan lebih khusus. Peninjau dalam komunitas seperti ini harus bekerja lebih keras lagi untuk memperkuat kelompok kecil mereka. Terkadang komunitas terkecil adalah yang terkuat, dan komunitas yang lebih besar dapat belajar dari mereka bagaimana terus tumbuh dan berkembang.
Mungkin sulit untuk melihat bagaimana suatu pekerjaan membantu memperkuat komunitas, dan yang dapat Anda pikirkan hanyalah menolak pekerjaan tersebut. Dan tidak apa-apa karena, seperti yang dikatakan EloquentScience, kadang-kadang, “ulasan terbaik adalah ulasan yang memberi saya bukti kuat untuk mendukung keputusan sulit pada sebuah naskah.
” Penolakan juga membantu mengubah bidang jika dilakukan dengan baik , karena umpan balik yang membangun telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan penelitian. Ingatlah bahwa jurnal meminta ulasan Anda secara tepat untuk umpan balik ahli Anda. Salah satu tujuan utama dari umpan balik Anda dalam peer review adalah untuk membantu sesama rekan Anda meningkatkan, yang membantu untuk mempromosikan budaya pertumbuhan dan pembelajaran.
Pastikan ulasan Anda terperinci dan spesifik. Anda setuju untuk meninjau makalah ini, jadi luangkan waktu untuk memastikan bahwa ulasan Anda membantu mendidik. Jangan menulis beberapa pernyataan sederhana yang berisi pendapat Anda, tetapi pastikan umpan balik Anda kuat dan informatif. Jika Anda tahu penelitian tambahan akan membuat pekerjaan lebih baik, beri tahu mereka di mana harus mulai mencari penelitian itu. Pastikan umpan balik Anda bersifat korektif sehingga Anda dapat menambahkan nilai ke komunitas Anda yang lebih besar satu per satu.
Katakan Tidak ( dan rekomendasikan yang lain)
Berhentilah menyetujui ulasan yang benar-benar tidak dapat atau tidak ingin Anda tangani. Jangan ragu untuk mengatakan ‘Tidak’ pada undangan awal. Ingatlah bahwa, jika ulasan Anda benar-benar dibutuhkan, Anda akan tahu di muka; jika tidak, ‘Tidak’ Anda sesekali tidak apa-apa dan tidak disukai. Anda tidak boleh menolak hampir setiap undangan yang Anda terima, tetapi jika Anda benar-benar tahu bahwa Anda tidak punya waktu untuk melakukan peninjauan, maka jangan.
Ketika Anda diminta untuk meninjau, pengundang mungkin tidak menyadari bahwa Anda sedang mengerjakan tahap akhir dari penelitian Anda sendiri. Atau bahwa Anda baru-baru ini setuju untuk mempelopori uji klinis baru. Atau Anda baru saja menerima dua undangan lain tepat sebelum Anda menerima undangan mereka. Jangan membebani diri Anda sendiri , ingatlah bahwa tujuan ulasan Anda adalah untuk memberikan umpan balik yang bermanfaat dan kemungkinan kecil Anda akan melakukannya jika Anda lelah atau terlalu banyak bekerja.
Dan jika Anda tidak bisa melakukan review sendiri, rekomendasikan rekan lain yang mungkin bisa. Saat memikirkan cara untuk menjadi lebih inklusif, rekomendasi adalah cara terbaik untuk membantu mendukung pengulas baru. Pikirkan ‘Tidak’ Anda sebagai peluang untuk memasukkan pengulas baru ini ke dalam kumpulan pengulas yang sering ditutup. Rekomendasi biasanya merupakan cara ditemukannya pengulas baru. Validasi yang Anda berikan mungkin bisa membantu membentuk kembali sistem pemilihan peninjau.
Mengatakan ‘tidak’ juga merupakan peluang bagus untuk membantu melatih siswa dan postdoc Anda sebagai peninjau sejawat. Jika Anda tidak dapat melakukan review sendiri tetapi memiliki mahasiswa atau postdoc yang menurut Anda dapat melakukan keadilan manuskrip, maka tentu saja sarankan mereka kepada editor.
Dalam pengalaman saya, mahasiswa dan postdocs mampu melakukan tinjauan yang sangat baik dan menyeluruh, dan sebagai mentor, Anda dapat mengawasi proses dan membantu mereka belajar menjadi anggota komunitas yang berkontribusi. Pastikan untuk menjalankan ini melalui editor jurnal — kirimkan informasi kontak orang yang Anda rekomendasikan dan biarkan editor mengambilnya dari sana, daripada menerima dan meminta orang lain dalam kelompok riset Anda untuk melakukan tinjauan yang sebenarnya.
Terkadang Anda ingin menangani peninjauan tetapi tidak dapat melakukannya saat diminta. Jangan ragu untuk mengatakan tidak , tetapi juga beri tahu kami kapan Anda bisa melakukannya. Kami bersedia bekerja sama dengan pengulas yang bersedia. Saat Anda ingin menangani ulasan, kami tahu itu berarti Anda benar-benar ingin menambahkan umpan balik yang berguna dan berharga. Sekali lagi, jenis masalah ini telah dipertimbangkan sebelumnya dan kami mengerti, beri tahu kami.
Jadilah Berani dan Konstruktif
Satu kekhawatiran yang saya dengar dari pengulas adalah tidak ingin memberikan umpan balik yang membangun ketika penulis karya adalah atasan mereka. Jadilah berani dan konstruktif dengan umpan balik Anda . Peer review adalah tentang penilaian peer-to-peer, yang berarti bahwa dalam permainan peer review, setiap pemain harus dilihat sebagai rekan — seseorang yang berada di lapangan bermain yang setara dengan Anda.
Kredensial penulis seharusnya tidak menjadi alasan Anda tidak menyarankan bahwa pekerjaan perlu dibuat lebih baik. Jangan mundur pada pendapat Anda jika itu akan membuat pekerjaan lebih baik, para ahli membutuhkan umpan balik korektif seperti halnya peneliti karir awal. Faktanya, mereka mungkin tahu lebih baik daripada siapa pun bagaimana penolakan yang baik membuat penelitian Anda lebih kuat.
Tolong jangan berikan umpan balik yang tidak ingin Anda terima . Jangan membuat pernyataan dogmatis, meremehkan, atau terang-terangan kasar tentang penelitian. Umpan balik jenis ini tidak hanya tidak profesional, tetapi juga tidak berguna dalam upaya membuat penelitian lebih baik dan lebih kuat. Sekali lagi, bahkan jika makalah tersebut harus ditolak cobalah untuk memberikan umpan balik korektif yang menambah nilai.
Proses peer-review telah banyak dikritik karena dianggap bias oleh editor dan/atau reviewer. Oleh karena itu, beranilah dan ikut serta jika Anda pernah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam tinjauan sejawat terbuka, atau model alur kerja tinjauan sejawat baru lainnya. Tinjauan terbuka dirancang untuk meningkatkan transparansi dalam tinjauan sejawat dan memberikan kekuatan kembali kepada komunitas dengan membuka proses yang tertutup.
Dengan model khusus ini, peninjau dapat memilih untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan menandatangani ulasan mereka. Selain memastikan pengulas diberi penghargaan atas pekerjaan mereka, tinjauan sejawat terbuka dapat membantu mengurangi dan mengurangi kritik negatif tentang proses tinjauan sejawat. Dalam beberapa hal ini membawa kembali inti dari peer to peer review.
Mendapat kredit
Peer review dianggap oleh banyak orang sebagai tugas akademis. Lainnya melihatnya sebagai cara untuk tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang mereka, atau, untuk menjadi anggota aktif dari komunitas mereka. Bertugas atau tidak, pengulas yang baik pastikan untuk mendapatkan pujian atas pekerjaan mereka! Meninjau adalah pekerjaan sukarela, yang membutuhkan banyak waktu dan upaya untuk melakukannya. Dan, meskipun Anda biasanya tidak dibayar untuk melakukannya, ada beberapa cara lain agar Anda dapat diakui atas kontribusi Anda.
Satu cara cepat dan mudah untuk memastikan Anda mendapatkan kredit atas kontribusi penelitian Anda adalah dengan mendaftar ke akun Publons . Publons adalah platform gratis yang didukung oleh Web of Science. Itu dibuat untuk membantu pengulas melacak ulasan mereka, memverifikasi bahwa merekalah yang melakukan ulasan dan mengukur dampak pekerjaan mereka. Jika Anda tidak memiliki akun, daftarlah hari ini.
Share this:
Buku Paling Kontroversial Diterbitkan Dalam Bahasa Inggris
BUKU PALING KONTROVERSIAL DITERBITKAN DALAM BAHASA INGGRIS -“Kontroversial” bisa menjadi hal yang sulit diukur, dan itulah mengapa daftar ini bukan sekadar daftar buku yang paling sering dilarang. Jika tidak, seri buku anak-anak dengan sihir akan ada di sini untuk beberapa kali berbagai sekolah dan organisasi keagamaan mencoba untuk menyingkirkannya.
BUKU PALING KONTROVERSIAL DITERBITKAN DALAM BAHASA INGGRIS
bookcafe – Namun, secara keseluruhan, sebagian besar orang tidak menganggap konten itu kontroversial.Hal yang sama tidak dapat dikatakan tentang karya-karya yang saya kumpulkan di bawah ini. Saya mencoba untuk memilih buku-buku yang menyebabkan kemarahan nyata dan meluas pada saat diterbitkan, sering kali terlibat dalam uji cabul atau menimbulkan risiko serius bagi penerbit dan penulis.
Baca Juga : Buku – Buku Terbaik Tentang Nasionalisme Skotlandia
Daftar ini untuk judul bahasa Inggris. Namun, saya tidak dapat menulis artikel tentang “buku-buku paling kontroversial” dan tidak memasukkan satu yang paling menonjol: 120 Days of Sodom karya Marquis de Sade yang mengerikan . Ditulis pada tahun 1785 ketika dia dipenjarakan di Bastille, itu diterbitkan dalam bentuk yang belum selesai pada tahun 1904.
Buku ini berfokus pada empat pria kaya, hedonistik yang hidupnya turun ke pesta pora yang meningkatkan kebejatan, termasuk pedofilia, coprophagia, dan penyiksaan ekstrem yang berpuncak pada pembunuhan. Tidak mengherankan jika de Sade sendiri menyebutnya “kisah paling tidak murni yang pernah diceritakan sejak dunia dimulai.”
1. SATAN’S VERSES OLEH SALMAN RUSHDIE
Yang ini memicu kontroversi serius. Diterbitkan pada tahun 1988 sebagai novel keempat Rushdie, novel ini menampilkan dua Muslim India bernama Gibreel dan Saladin yang terjebak di pesawat yang dibajak. Ketika meledak, mereka secara ajaib diselamatkan – tetapi Gibreel menganggap persona malaikat Jibril dan Saladin sebagai iblis. Maka dimulailah hubungan yang cukup beracun dengan efek jangka panjang pada keduanya.
Salah satu fitur dari novel ini adalah visi mimpi fiksi tentang kehidupan Nabi Muhammad, dan di sinilah kontroversi muncul. Judul diambil dari sebuah insiden dalam buku di mana Nabi tampaknya menerima wahyu dari Setan, yang dikira Tuhan, mengatakan kepadanya untuk menyembah al-Lat, al-Uzzat, dan Manat. Ketiganya adalah dewi dari masa pra-Islam politeistik.
Peristiwa lain di dalam buku yang menyebabkan pelanggaran adalah adegan di mana sejumlah pelacur berdandan sebagai istri Nabi, dan seorang sahabat Nabi yang menyatakan bahwa dia telah mengubah bagian-bagian dari Quran yang dia ragukan karena telah didiktekan kepadanya.
Buku ini menerima ulasan kritis yang positif, yang terpilih untuk Man Booker Prize. Harold Bloom juga menyebutnya “pencapaian estetika terbesar Rushdie.” Namun, banyak Muslim memandang buku itu sebagai penghujatan. Pada tahun 1989, Ayatollah Khomeini dari Iran mengeluarkan fatwa (dengan motivasi yang sangat mencurigakan, berpotensi politis daripada motivasi agama) yang memerintahkan kematian Rushdie; meskipun ini berakhir pada tahun 1998, secara teknis tetap ada .
Rushdie menjadi sasaran perlindungan polisi . Banyak toko buku di AS dan Inggris dibom, demonstran memimpin pembakaran buku , dan banyak negara di timur dilaranggrosir buku. Ada kematian: beberapa demonstrasi berakibat fatal , dan penerjemah bahasa Jepang Rushdie Hitoshi Igarashi dibunuh pada tahun 1991 . Penerjemah Italia dan Norwegia juga terluka parah.
Jelas akan sulit untuk melebih-lebihkan tingkat kontroversi yang disebabkan oleh penerbitan buku tersebut. Namun, banyak hal telah berubah secara signifikan dalam kurun waktu 30 tahun. Meskipun The Satanic Verses masih terkenal, umumnya gagal untuk menimbulkan tingkat kemarahan yang sama; fatwa tersebut pada dasarnya tidak aktif, menurut pendapat Rushdie sendiri, dan tidak ada perkembangan yang signifikan selama setidaknya lima tahun.
2. LOLITA OLEH VLADIMIR NABOKOV
Populer dengan sendirinya, sejumlah versi film yang dipublikasikan telah membantu melambungkan novel tahun 1955 ini menjadi bintang. Ini berpusat pada “Lolita,” seorang gadis Amerika berusia 12 tahun yang menghabiskan sebagian besar bukunya terjebak dalam hubungan pedofilia dengan ayah tirinya Humbert Humbert. Nabokov awalnya berjuang untuk menemukan penerbit: Viking, Simon dan Schuster, Doubleday, dan banyak lainnya menolaknya. Akhirnya ia terpaksa mencetaknya melalui French Olympia Press, yang sebagian besar menerbitkan erotika.
Dibandingkan dengan The Satanic Verses , reaksi internasional mungkin tampak tidak terdengar. Inggris dan Prancis sama -sama melarang buku itu , tetapi masing-masing tidak lebih dari beberapa tahun. Menariknya, tidak seperti buku-buku lain dalam daftar ini, kontroversi seputar Lolitabisa dibilang tumbuh (di beberapa daerah) bukannya berkurang seiring berjalannya waktu. Ini adalah buku yang ditulis dengan indah, penuh dengan sindiran sastra dan prosa yang indah.
Namun, subjeknya tentu saja sangat mengganggu, dan saya pikir cukup adil untuk mengatakan bahwa pembaca modern lebih sensitif terhadap pelecehan seksual terhadap Lolita daripada pembaca tahun 1950-an. Banyak kritikus abad ke-20, seperti Lionel Trilling,
menganggap Humbert sebagai karakter yang simpatik, dan tidak membantah klaimnya sendiri bahwa Lolita yang memulai hubungan mereka; dalam beberapa dekade terakhir, bagaimanapun, para kritikus telah menunjukkan betapa tidak dapat diandalkannya narasi Humbert, dan banyak yang secara eksplisit menyebutnya sebagai pemerkosa – sesuatu yang kurang umum setelah publikasi langsungnya.
3. CHOCOLATE WAR OLEH ROBERT CORMIER
Keluar pada tahun 1974, Cormier’s The Chocolate War adalah salah satu novel paling awal yang telah diakui diterbitkan dalam penunjukan YA. Ini menceritakan kisah Jerry – seorang siswa berusia 14 tahun di sebuah sekolah menengah Katolik yang terlibat dalam konflik antara fakultas dan perkumpulan rahasia sekolah. Pikirkan elemen Lord of the Flies dan A Kedamaian Terpisah .
Buku ini sering ditantang karena penggambarannya tentang seks, bahasa, dan kekerasan, keluhan umum dalam hal sastra dewasa muda. Itu telah dilarang (pada satu titik atau lainnya) di setidaknya empat belas negara bagian dan ditantang di sejumlah negara bagian lainnya. Yang terbaru tampaknya terjadi pada tahun 2007.
Meskipun keadaan telah tenang sejak saat itu, Cormier, secara umum, adalah seorang penulis yang kontroversial. Buku-bukunya dikritik berkali-kali karena isinya, tetapi tanggapannya sendiri adalah bahwa “anak-anak dapat menyerap jenis buku saya karena mereka tahu hal semacam ini terjadi dalam hidup.”
4. TROPIC OF CANCER OLEH HENRY MILLER
Ini pada dasarnya adalah buku yang melanggar undang-undang kecabulan Amerika Serikat, seperti yang dilakukan Lady Chatterley’s Lover untuk Inggris.
Tropic of Cancer diterbitkan pada tahun 1934 dan merupakan akun semi-otobiografi kehidupan Miller, menampilkan banyak adegan seks eksplisit. Publikasi asli berada di Prancis; Layanan Bea Cukai AS melarang impornya, dan upaya hukum agar Miller diakui sebagai “penulis serius” gagal. Buku itu tidak diterbitkan di Amerika sampai tahun 1961, oleh Grove Press.
Segera, ada sejumlah tuntutan hukum, dengan 60+ tuntutan diajukan di 21 negara bagian atas penjual buku yang menyimpannya. Sejumlah pengadilan negara bagian memutuskannya sebagai cabul dan menegakkan larangan tersebut , tetapi itu berlanjut ke Mahkamah Agung pada tahun 1964, di mana Grove Press akhirnya menang dalam kasus Grove Press, Inc vs Gerstein. Sejak itu novel ini sering disebut-sebut sebagai salah satu karya sastra terbaik abad ke-20.
Meskipun Kanada dan Finlandia juga melarang buku itu, ada – mungkin mengejutkan – reaksi balik terbatas dari negara lain. Inggris akhirnya memutuskan untuk tidak melarang buku tersebut, terutama karena banyak tokoh sastra terkemuka (termasuk TS Eliot) bersedia mengadvokasi kelebihannya. Bagaimanapun, Inggris memiliki buku-buku cabulnya sendiri yang perlu dikhawatirkan, yang membawa kita ke …
5. BELOVED LADY CHATTERLEY OLEH DH LAWRENCE
Ini pada dasarnya adalah OG dari buku-buku kontroversial, yang menyebabkan riak tidak hanya di Inggris, tetapi juga di sejumlah negara lain. Kisah Lawrence tahun 1928 melacak Lady Chatterley, yang suaminya menjadi impoten karena cacat. Dia akhirnya memulai perselingkuhan dengan penjaga kebunnya, Oliver. Isyarat buku senonoh dan seks perzinahan eksplisit.
Saya pribadi dapat mengkonfirmasi bahwa pada tingkat sastra, buku ini adalah sampah. Ini membosankan, terbelakang, dan terlalu sering menggunakan kata “usus” sehingga jika Anda memiliki satu pon untuk setiap contoh, Anda akan menjadi Jeff Bezos.
Namun, dilarang di enam negara – Inggris, Australia, Kanada, Jepang, AS, dan India – tampaknya agak keras. Versi unexpurgated tidak dapat diterbitkan di Inggris sampai tahun 1960 , 30 tahun setelah kematian Lawrence dan 32 tahun setelah pertama kali diterbitkan di Italia.
Ini memunculkan tengara R v Penguin Books Ltd pengadilan, yang menguji Undang-Undang Publikasi Cabul yang baru disahkan tahun 1959. Jika dapat dibuktikan bahwa karya tersebut memiliki “nilai sastra”, karya itu akan diizinkan untuk lolos tanpa cedera; sejumlah saksi, termasuk EM Forster dan Raymond Williams, dipanggil untuk bersaksi. Itu akhirnya dinilai “tidak cabul” dan ini membuka jalan bagi relaksasi undang-undang publikasi.
6. FOREVER OLEH JUDY BLUME
Novel Blume berada di nomor tujuh dalam daftar 100 Buku Paling Sering Ditantang oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika, 1990–2000 . Mengingat itu keluar pada tahun 1975, itu setidaknya 25 tahun kontroversi Itu semua tergantung pada penggambaran buku tentang seks dan seksualitas remaja.
Katherine yang berusia delapan belas tahun dan pacar barunya, Michael, sadar bahwa seks adalah sesuatu yang harus mereka kendalikan dalam hubungan mereka; diskusi jujur mereka tentang kehilangan keperawanan, serta penggunaan kontrasepsi Katherine, telah menyebabkan novel tersebut dilarang di banyak sekolah menengah. Meskipun tidak lagi kontroversial – banyak novel YA saat ini berpusat pada penggambaran seks yang aman – novel ini tetap agak terkenal karena asosiasi historisnya dengan bacaan terlarang.
7. ULYSSES OLEH JAMES JOYCE
Pertama kali diterbitkan sepenuhnya pada tahun 1922, novel Joyce menikmati reputasi sebagai salah satu karya sastra terkemuka abad ke-20. Itu diterbitkan di Prancis, yang merupakan tren yang mungkin Anda perhatikan dengan banyak buku di daftar ini. Konten tersebut dianggap kontroversial karena, sekarang, pembaca akan mengetahui alasan yang cukup standar: bahasa cabul dan konten seksual.
Menariknya, bagaimanapun, ada juga sedikit kontroversi penerbitan di sini. Sejarahnya cukup rumit: ada lebih dari 18 edisi , masing-masing berusaha untuk memperbaiki kesalahan dari versi sebelumnya (edisi pertama memiliki lebih dari 2000 kesalahan), tetapi sering menambahkan lebih banyak dalam prosesnya.
Edisi 1984 oleh Hans Gabler adalah salah satu edisi tersebut. Usahanya untuk menciptakan teks yang sempurna melibatkan penambahan banyak versi dan manuskrip dari tempat yang berbeda, yang menyebabkan banyak erosi dan ambiguitas tekstual. Kritikus menuduhnya menyimpang dari niat awal Joyce, serta dimotivasi oleh keinginan untuk mengamankan hak cipta baru dan royalti terkait.
Ini memuncak pada tahun 1988, ketika John Kidd menerbitkan sebuah artikel di The New York Review of Books yang menuduh Gabler telah membuat setidaknya 2000 kesalahan dan – di beberapa tempat – bahkan tidak mengikuti manuskrip apa pun saat membuat edisinya sendiri.
Perlakuan Gabler terhadap ejaan, tanda baca, dan aksen Joyce semuanya mendapat kecaman. Beberapa kesalahan benar-benar mengerikan, seperti mengubah Harry Thrift (nama orang sungguhan) menjadi “Shrift.” Secara keseluruhan, Kidd akhirnya mengisi 174 halaman dengan kritik terhadap Gabler. Edisi tersebut akhirnya ditarik dari publikasi pada 1990-an.
8. PURPLE OLEH ALICE WALKER
Novel Alice Walker tahun 1982 menceritakan kisah Celie, seorang gadis Afrika-Amerika yang tumbuh pada paruh pertama abad ke-20. Dia juga memiliki hubungan dengan penyanyi blues wanita, Shug. Buku itu langsung mendapat pujian kritis, memenangkan Hadiah Pulitzer 1983 untuk Fiksi – dengan Walker menjadi wanita kulit hitam pertama yang menang.
Namun, penggambaran kekerasan eksplisit, seks, dan bahasa yang buruk telah menimbulkan kontroversi, serta menampilkan hubungan sesama jenis. Sejauh mana novel tersebut terlibat dalam representasi stereotip laki-laki kulit hitam yang rentan terhadap kekerasan juga telah dipertanyakan .
Tidak seperti kebanyakan novel lain dalam daftar ini, novel ini kembali menjadi berita baru-baru ini untuk kontroversi yang lebih baru juga. Seyi Omooba, seorang aktris Kristen, awalnya dipilih untuk memerankan Celie dalam produksi The Color Purple yang diadakan oleh Leicester’s Curve Theatre pada tahun 2019; dia akhirnya dijatuhkan karena komentar homofobik yang dia duga diposting di Facebook. Dia kemudian memilih untuk menggugat teater, mengklaim diskriminasi agama dan pelanggaran kontrak.
9. THE CATCHER IN THE RYE OLEH JD SALINGER
Novel Salinger tahun 1951 telah mencapai cukup banyak status kultus-klasik sebagai ikon kecemasan remaja. Setiap tahun, satu juta kopi masih terjual , dan lebih dari 65 juta telah terjual secara total. Buku ini menceritakan kisah Holden Caulfield yang berusia 16 tahun, yang renungannya tentang tema-tema seperti kepolosan dan identitas tampaknya memiliki daya tarik abadi (jika, dari sudut pandang saya, tidak dapat dijelaskan) bagi banyak pembaca.
Share this:
Buku – Buku Terbaik Tentang Nasionalisme Skotlandia
Buku – Buku Terbaik Tentang Nasionalisme Skotlandia, Ada peningkatan tajam dalam sentimen nasionalis dan pro-kemerdekaan di Skotlandia sejak dimulainya kembali parlemen Skotlandia pada tahun 1999. Di sini, ilmuwan politik Universitas West Scotland Murray Leith merefleksikan sifat identitas Skotlandia dan visi separatis yang berubah, saat ia merekomendasikan lima buku kunci tentang nasionalisme Skotlandia.
Bsebelum kita membicarakan buku, izinkan saya memulai percakapan kita dengan mengatakan bahwa sejak pembentukan parlemen Skotlandia pada tahun 1999, telah terjadi peningkatan tajam dalam dukungan untuk kemerdekaan Skotlandia. Dalam buku Anda Scotland: The New State of an Old Nation , Anda menelusuri kebangkitan nasionalisme Skotlandia dari akhir Perang Dunia Kedua. Bisakah Anda merenungkan sedikit tentang bagaimana perasaan Skotlandia tentang dirinya sebagai sebuah bangsa telah berubah dalam beberapa dekade terakhir?
MEnurut bookcafe.net 1945, akhir dari Perang Dunia Kedua, adalah periode yang sangat menantang—secara sosial dan ekonomi—tetapi itulah titik tertinggi dari Inggris. Sementara orang-orang di Skotlandia merasa Skotlandia, dan sangat Skotlandia, itu bersekutu dengan rasa Inggris yang sangat kuat. Itu tercermin dalam beberapa cara—dalam hasil politik partai selama beberapa pemilihan berikutnya, dalam ekspresi dukungan yang diterima ikon-ikon Inggris. Tetapi pada saat yang sama, pada tahun 1950-an petisi untuk parlemen Skotlandia, atau majelis Skotlandia di Skotlandia dalam konstitusi kerajaan, mendapat sekitar dua juta tanda tangan.
Jika kita melompat ke depan sekarang, delapan puluh tahun kemudian, rasa Skotlandia yang kuat itu belum hilang, tetapi rasa Inggris telah menurun cukup signifikan. Kisah dua dekade pertama abad ini telah menjadi kisah tentang rasa identitas Skotlandia yang membuat dirinya lebih terasa di seluruh masyarakat. Ini tentu saja lebih ekspresif, lebih percaya diri, secara keseluruhan lebih asertif.
Apa yang berubah di Skotlandia, terutama sejak devolusi, tetapi juga beberapa dekade sebelumnya, adalah bahwa ada perasaan Skotlandia yang mengatakan: ‘ya, kami menginginkan perubahan, kami telah meminta sebelumnya dan itu belum terjadi, dan kali ini kami ‘serius tentang itu.’ Itulah yang berbeda—tidak hanya di kalangan politik, tetapi di seluruh masyarakat.
Beberapa penulis buku yang akan kita lihat hari ini akan memberi tahu Anda bahwa di dalam setiap orang Skotlandia, ada seorang nasionalis. Tapi ada perbedaan antara nasionalis kecil dan Nasionalis besar. Nasionalis kecil adalah orang Skotlandia pada intinya, dan bangga menjadi orang Skotlandia, tetapi mereka tidak selalu mendukung kemerdekaan. Nasionalis Besar tidak hanya menegaskan identitas mereka secara sosial dan budaya, tetapi mereka juga melakukannya secara politik: mereka mendukung partai-partai nasionalis, dan mereka menginginkan kemerdekaan.
Bisakah kita berbicara tentang kata ‘ nasionalisme ‘? Karena biasanya berkonotasi sangat negatif. Namun dalam konteks Skotlandia—dan khususnya dalam kasus Partai Nasional Skotlandia, yang telah berkuasa di Skotlandia sejak 2007, dan dianggap kiri-tengah dan progresif—tampaknya telah terjadi detoksifikasi istilah itu. Apakah Anda setuju?
Sangat. Saya tidak berpikir ‘detoksifikasi’ itu benar, karena saya tidak selalu berpikir bahwa gagasan nasionalisme Skotlandia pernah sangat beracun. Selama beberapa dekade, hingga 1960-an, SNP adalah partai pinggiran. Dan bahkan setelah terobosan pertama mereka—mereka memiliki tanda air yang tinggi dalam pemilu 1974 —pasca 1979, mereka kembali lesu selama beberapa dekade . Jadi benar-benar devolusi yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Dan anak laki-laki, apakah mereka berkembang.
Tapi saya pikir itu kembali ke titik bahwa rasa identitas Skotlandia yang kuat, dan rasa memiliki bangsa, selalu menjadi elemen dari apa itu menjadi orang Skotlandia—bahkan jika Anda kembali ke tahun 1707, ketika Skotlandia memilih sendiri keluar dari eksistensinya sebagai sebuah negara, dan bergabung dengan Inggris. Tapi itu tidak pernah memilih dirinya sendiri keluar dari keberadaan sebagai sebuah bangsa.
Benar. Jadi itulah perbedaan yang harus kita pertahankan sejenak. Kenegaraan Skotlandia diserap ke dalam Kerajaan Inggris di bawah Undang-Undang Persatuan, tetapi tetap menjadi ‘bangsa’ selama ia terus ada sebagai entitas budaya dan politik.
Juga, di Skotlandia, nasionalisme yang dihadirkan oleh SNP dan Partai Hijau lebih merupakan rasa nasionalisme sipil, daripada rasa nasionalisme etnis murni. Banyak argumen yang diajukan untuk nasionalisme Skotlandia datang dari kiri, sehingga telah dipisahkan dari beberapa nasionalisme historis lainnya, yang jauh lebih berotot dan kurang positif atau inklusif. Namun, ada argumen tentang betapa nasionalisme sipil Skotlandia. Mungkin saja para elit politik menghadirkan rasa memiliki yang jauh lebih inklusif daripada yang mungkin ditunjukkan oleh massa, seperti yang mereka ungkapkan.
Itu masuk akal. Mari kita lihat rekomendasi buku Anda. Buku pertama tentang nasionalisme Skotlandia yang telah Anda pilih adalah The Breakup of Britain oleh Tom Nairn.
Ini adalah buku paling awal dalam pilihan saya. Ini adalah kumpulan esai yang ditulis Nairn pada tahun 1970-an, sebagian besar awalnya diterbitkan di New Left Review —karena dia adalah seorang Marxis yang sangat terbuka . Ini adalah periode ketika kiri-versus-kanan adalah masalah besar, dan—tidak seperti banyak kaum Marxis—dia berdebat untuk nasionalisme, yang tidak selalu populer. Secara tradisional, kaum kiri menyajikan pandangan dunia yang sangat luas, sedangkan nasionalisme jauh dari itu. Jadi dia membuat marah beberapa orang dalam hal itu. Buku ini diterbitkan ulang pada awal 1980-an, sekali lagi pada awal 2000-an, dan baru-baru ini diterbitkan ulang dengan kata pengantar baru.
Nairn membuat beberapa argumen sayap kiri yang kuat untuk apa yang dia sebut ‘neo-nasionalisme radikal’, karena nasionalisme politik Skotlandia dianggap keluar dari tren normal—itu tidak muncul ketika ada gelombang nasionalisme di Eropa di 1800-an, atau ketika ada gelombang nasionalisme lain di seluruh dunia pada 1900-an. Jadi mengapa itu muncul kembali di tahun 1960-an dan 1970-an?
Apa argumen Nairn menyatukan adalah lintasan nasionalisme Skotlandia. Dia berbicara tentang penurunan Inggris sebagai kekuatan geopolitik, dan bagaimana pembangunan ekonomi yang tidak merata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Inggris, seperti yang dia lihat. Dia berbicara tentang bagaimana Inggris mengalami krisis konstitusional; mereka telah menunjuk Komisi Kerajaan pada awal 1970-an untuk melihat devolusi, dan salah satu komentar klasik tentang Komisi Kerajaan Inggris adalah bahwa mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengambil menit. Itu adalah upaya yang sangat besar untuk menendang konstitusionalisme ke rumput panjang. Apa yang ingin dilakukan Nairn dengan esai di The Breakup of Britain adalah mengatakan: ‘Jangan jatuh untuk ini, teman-teman. Kami sedang berguling di sini, mari terus maju.’
Hal lain yang menurut saya menarik adalah, ketika diterbitkan untuk kedua kalinya pada 1980-an, ia menulis kata pengantar baru. Seperti yang saya katakan, dia seorang Marxis, dan sangat menantang monetarisme Thatcher. Tetapi jika Anda membacanya sekarang, itu hampir bisa ditulis hari ini. Sekali lagi, Anda memiliki Inggris yang mencari peran di dunia, tersandung pada tantangan internal seputar struktur konstitusional, dan pembangunan ekonomi yang tidak merata di berbagai wilayah—karena saat kita berbicara tentang nasionalisme Skotlandia, dan buku ini sangat terfokus pada Skotlandia, itu mencakup sedikit Irlandia Utara, Wales, dan nasionalisme Inggris. Hampir lima puluh tahun berlalu, hampir seperti lingkaran penuh kita, karena masalah dan tantangan muncul lagi.
Kita harus berbicara sedikit tentang negara-negara lain di Inggris. Irlandia Utara jelas merupakan masalah tersendiri , tetapi tidakkah perlu dicatat bahwa Skotlandia memiliki gerakan nasionalis yang begitu kuat saat ini, sementara—setidaknya dari luar—tampak bahwa sentimen separatis di Wales jauh lebih sedikit?
Itu selalu menjadi pertanyaan yang menarik. Sementara SNP adalah partai dominan di Skotlandia dengan cara yang diharapkan sebagian besar partai mereka dominan—mereka benar-benar telah menghancurkan beberapa pemilu terakhir—ini tidak terjadi di Wales dengan partai yang berkuasa. Di Wales, itu adalah Partai Buruh Welsh. Tetapi saya berpendapat bahwa kita kembali ke nasionalisme kecil versus Nasionalisme besar—tidak ada yang bisa pergi ke Wales dan menuduh anggota Partai Buruh tidak nasionalis. Tapi untuk sebagian besar hidupnya, partai nasionalis di Wales. Plaid Cymru belum tentu terfokus pada kemerdekaan dan pemerintahan sendiri, tidak seperti SNP.
Wales selalu lebih fokus pada aspek budaya, pada mempertahankan rasa identitas budaya. Anda harus kembali ke akar negara, Anda harus memahami sejarah—nasionalisme selalu ditarik dari masa lalu.
Anda dapat berdebat dengan banyak sejarawan Welsh dan nasionalis Welsh tentang hal ini, tetapi Wales diserap dengan kuat ke dalam sistem hukum Inggris sekitar masa Tudor, sementara Skotlandia memantapkan dirinya sebagai negara merdeka selama beberapa abad sebelum memilih untuk bergabung dalam serikat politik.
Baca Juga : 10 Buku Luar Biasa Dari Penulis Yang Sedang Naik Daun
Saya pikir itu mungkin membawa kita ke rekomendasi buku nasionalisme Skotlandia Anda berikutnya: Tom Devine’s Independence or Union: Scotland’s Past and Scotland’s Present.
Ya. Ini adalah buku sejarah. Devine telah digambarkan sebagai ‘sejarawan terkemuka Skotlandia’, yang mungkin telah membuat sejumlah sejarawan lain kesal! Skotlandia adalah negara yang diberkati dengan sejumlah sejarawan fantastis, dan Devine tentu saja salah satunya. Apa yang dilakukan pekerjaan ini adalah memberi Anda pemahaman tentang Skotlandia sejak Act of Union.
Ketika Skotlandia menjadi bagian dari Britania Raya, Skotlandia mempertahankan sistem hukumnya sendiri, sistem pendidikannya sendiri, dan gerejanya sendiri. Ketiga elemen tersebut kadang-kadang disebut ‘bangku pemerah susu’ nasionalisme Skotlandia, tiga kaki yang mempertahankan rasa identitas nasional sementara apa yang kita anggap sebagai negara modern mulai muncul.
Devine melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk menanyakan mengapa serikat pekerja muncul di tempat pertama, karena itu tidak begitu populer di beberapa bagian Skotlandia pada awal 1700-an, saya dapat memberi tahu Anda. Jadi bagaimana ia bisa bertahan, dan mengapa serikat pekerja itu begitu populer di kemudian hari? Dia juga berbicara tentang bagaimana identitas Skotlandia tampaknya berkembang di dalam serikat, yang mengejutkan bagi sebagian orang, karena ketika sebuah negara kecil masuk ke tempat tidur secara politik, sosial dan budaya dengan negara yang lebih besar, sering diserap. Dia menjawab semua pertanyaan ini dan melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk berbicara kepada kita melalui berbagai periode sejarah dan menggambarkan bagaimana serikat pekerja, di berbagai waktu, lebih kuat dan kurang kuat.
Sepanjang itu semua, ia menganggap identitas nasional Skotlandia dan nasionalisme Skotlandia—yang tidak selalu bersifat politis, tetapi merupakan kekuatan budaya dan sosial. Salah satu ikon besar Skotlandia adalah Monumen Wallace di Stirling, sebuah monumen untuk William Wallace yang dibangun pada salah satu masa kejayaan serikat pekerja. Jadi, tunggu dulu: kita semua pernah melihat Braveheart . Dia melawan Inggris, berjuang untuk kemerdekaan Skotlandia. Bagaimana mungkin mereka mendirikan menara untuk menghormatinya sebagai simbol serikat pekerja? Tapi itulah yang mereka lakukan. Itu adalah simbol identitas Skotlandia, dengan kuat di dalam Persatuan. Itu hanya menggambarkan sifat nasionalisme yang berubah.
Karena buku ini ditulis setelah referendum kemerdekaan 2014, di situlah hadirnya Skotlandia. Sebagai seorang sejarawan, ia mencontohkan beberapa isu yang terus ada. Dan itu adalah bagian yang bagus untuk buku saya berikutnya.
Which is James Mitchell’s The Scottish Question. Buku ini diterbitkan pada tahun 2014.
James Mitchell adalah profesor kebijakan publik di Universitas Edinburgh. Sebelumnya dia berada di Strathclyde. Dalam banyak hal, apa yang dia lakukan di sini sangat mirip dengan apa yang dilakukan Devine. Tapi Mitchell melakukannya dari perspektif politik dan pemerintahan, yang juga sangat menarik.
Ketika dia mengatakan ‘pertanyaan Skotlandia’, dia tidak berarti ada satu pertanyaan pun. Ini dalam arti yang lebih luas, cara orang biasa berbicara tentang ‘pertanyaan Schleswig Holstein’, atau bagaimana kita bisa berbicara tentang ‘pertanyaan Korea’, yang berarti perpecahan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pertanyaan Skotlandia membawa banyak masalah dan ide dan masalah dari berbagai waktu. Salah satu pernyataan yang sangat lucu yang dia buat dalam buku ini adalah ketika dia menghubungkan pertanyaan Skotlandia dengan pertanyaan Irlandia sebelumnya; setiap kali mereka menemukan jawaban, katanya, mereka mengubah pertanyaan. Apa yang diilustrasikan adalah bahwa sifat nasionalisme Skotlandia berubah dari waktu ke waktu—nasionalisme hari ini tidak dapat dikenali oleh nasionalis Skotlandia delapan puluh hingga seratus tahun yang lalu.
Sebelumnya kita berbicara tentang bagaimana Inggris dan Skotlandia bersatu dan membentuk sebuah serikat, Inggris Raya. Anda bertanya tentang bagaimana Skotlandia mempertahankan dirinya di dalamnya. Maksud Devine adalah, dan Mitchell juga berbicara tentang, bagaimana jika Anda kembali ke 150 tahun yang lalu, kontak masyarakat dengan pemerintah pusat hampir tidak ada. Anda mungkin pernah berhubungan dengan pemerintah di tingkat lokal. Tapi itulah yang membantu Skotlandia mempertahankan identitasnya sendiri. Itu dibiarkan untuk menjaga dirinya sendiri.
Mitchell melihat transformasi dari apa yang oleh banyak ilmuwan politik dan ilmuwan sosial disebut ‘negara penjaga malam’, sebuah negara kecil dan terbatas yang hanya ada untuk menjaga perdamaian, menjadi negara modern, yang terintegrasi penuh dengan masyarakat. Jadi apa yang terjadi melalui semua itu adalah bahwa Skotlandia menciptakan institusi Skotlandia yang kokoh. Pertama adalah pembentukan Sekretaris Negara Skotlandia, yang merupakan juara Skotlandia di Whitehall.
Share this:
10 Buku Luar Biasa Dari Penulis Yang Sedang Naik Daun
10 Buku Luar Biasa Dari Penulis Yang Sedang Naik Daun, Jutaan buku baru memasuki pasar setiap tahun — tetapi, sejujurnya, sebagian besar tidak akan pernah mencapai ketenaran dan kekayaan besar. Akibatnya, masih ada begitu banyak penulis hebat di luar sana yang tidak diketahui orang: ahli bahasa dengan kisah luar biasa untuk diceritakan.
Dalam upaya untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini, berikut adalah 10 buku luar biasa dari penulis yang sedang naik daun yang layak untuk Anda pertimbangkan dan pasti akan membuat Anda merasakan sesuatu. Entah itu kegembiraan atau keputusasaan (terkadang dalam buku yang sama), judul-judul ini akan menyandera Anda dengan kata-kata tertulis yang indah.
1. Jersig oleh JB Whitehouse
Buku ini mengikuti karakter utama untuk menyaingi beberapa “pencari identitas” sastra besar zaman kita. Narator kami, “Q”, adalah seorang pemuda yang ingin tahu tetapi memiliki jalan terbatas tentang bagaimana melarikan diri dari kehidupan duniawinya … yaitu, sampai kesempatan bertemu dengan Jersig, seorang pengusaha kaya dan sukses yang memperkenalkan Q ke yang sama sekali baru ( dan tidak sepenuhnya menguntungkan) cara hidup.
Pada satu tingkat, Jersig adalah kisah peringatan yang gemilang tentang bahaya berteman dengan orang asing — serta peluang hidup yang luas untuk melakukannya. Tapi itu lebih dari itu: kisah klasik identitas dan introspeksi mendalam, disampaikan oleh suara baru yang kreatif dan cerdas.
Baca Juga : Resensi Buku: When The Girl-Child Dies
2. The Rage Colony oleh Shanon Hunt
Shanon Hunt tampaknya memiliki formula ini. Melesat ke kancah sastra dengan debut 2019-nya The Pain Colony , dia memanfaatkan pengalaman masa lalunya sebagai eksekutif farmasi dengan sangat baik dan telah lebih jauh menembus subgenre thriller medis dengan sekuel yang menggigit kuku.
The Rage Colony adalah film thriller yang menggugah pikiran, bahkan lebih kompleks yang menyoroti bahaya yang terlalu nyata dari rekayasa dan manipulasi genetika. Hunt memiliki bakat untuk menciptakan ketegangan yang membalik halaman yang didasarkan pada teori ilmiah, kemudian secara halus menutupinya dengan horor gelap.
3. A Palm Beach Scandal oleh Susannah Marren
Dengan hanya dua buku, Susannah Marren telah memojokkan pasar sastra untuk Palm Beach, surga Florida tempat keluarga menghadapi tekanan kuat untuk tampil “sempurna” setiap saat. Marren sendiri adalah detektif psikologis yang ahli dan penafsir perasaan tersembunyi — belum lagi konsekuensi menyimpan rahasia.
Menurut bookcafe.net Dalam A Palm Beach Scandal , dia mengerahkan bakatnya, menggali jauh ke dalam hubungan dua saudara perempuan satu sama lain, orang tua mereka, seorang suami, dan seorang kekasih. Marren sangat ahli dalam mengambil situasi luar biasa dan merasakan respons karakter yang realistis ; terlepas dari semua drama, buku ini tidak pernah terasa seperti melompati hiu.
4. Franklin Rock oleh Mark E. Klein
Siddhartha satu bagian dan Forrest Gump satu bagian, mahasiswa sarjana Franklin Rock telah dipilih untuk mengubah dunia. Dalam satu momen yang luar biasa, Franklin mengetahui bahwa hidupnya akan menjadi petualangan yang tidak seperti yang lain: dia harus melakukan perjalanan melalui waktu untuk memiliki kebangkitan spiritual, menemukan takdirnya, dan memberikan hadiah (yang isinya tidak dia ketahui) kepada umat manusia.
Penuh dengan sentimen mendalam dan tema universal, namun menyampaikan semuanya dengan sentuhan ringan, Franklin Rock adalah — seperti yang dikatakan penulis buku terlaris New York Times Jane Stanton Hitchcock — tidak kurang dari “The New Age Candide .”
5. The Audacity of Sara Grayson oleh Joani Elliott
Apa yang terjadi ketika keinginan ibumu yang sekarat menjadi mimpi terburukmu? Itulah dasar dari novel debut Joani Elliott ini, yang memadukan genre dengan cara yang menarik. Protagonis kami, Sara Grayson, adalah seorang penulis kartu ucapan berusia 32 tahun dengan beberapa ambisi sastra lainnya.
Tapi itu berubah ketika Sara mengetahui bahwa ibunya yang baru saja meninggal — seorang penulis novel ketegangan yang terkenal di dunia — ingin Sara menyelesaikan buku terakhir dalam seri terlarisnya. Dalam usahanya untuk mengisi posisi ibunya, Sara menemukan rahasia keluarga yang seharusnya tidak pernah dia temukan … rahasia yang mengancam baik buku yang dia coba buat danseluruh warisan ibunya.
6. Walking Among Birds oleh Matthew Hickson
Share this:
Resensi Buku: When The Girl-Child Dies
Resensi Buku: When The Girl-Child Dies – Mutilasi Alat Kelamin Wanita telah diidentifikasi sebagai tindakan kebrutalan terbesar terhadap anak perempuan, kewanitaan dan keibuan. Ini membunuh semangat dalam jiwa gender feminin karena rasa sakit yang menyiksa, siksaan fisik, trauma psikologis dan komplikasi yang timbul darinya.
Resensi Buku: When The Girl-Child Dies
Baca Juga : 7 Buku Yang Wajib Dibaca Bagi Agen Asuransi
bookcafe – Salah satu alasan yang diajukan untuk membenarkan FGM oleh para praktisinya adalah karena hal itu membatasi pergaulan bebas pada anak perempuan dan perselingkuhan pada wanita. FGM adalah pemotongan ujung luar klitoris, yang dapat membuat lubang di vagina, yang menyebabkan banyak konsekuensi kesehatan.
Di beberapa bagian dunia, praktik budaya yang berbahaya ini dilakukan untuk mendorong Gadis-Anak menuju kedewasaan dengan pasar malam dalam suasana seperti karnaval. Dalam beberapa kasus, wanita itu meninggal sejak tahap pembentukan Anak Perempuan. Dan ketika Gadis-Anak meninggal, sebuah bangsa dikuburkan bersamanya.
Buku ‘Save The Girls: The Tragic Truth About Female Genital Mutilation’, yang ditulis secara objektif oleh Titilope Adefunke Laniran dan diterbitkan pada tahun 2021 oleh OAK Initiative Inggris, mengungkapkan kebenaran, seluruh kebenaran, dan hanya kebenaran tentang budaya yang berbahaya ini. praktek yang disebut FGM
Kata pengantar menunjukkan apa yang memotivasi Titilope untuk menulis buku mani setebal 81 halaman ini, ‘Motivasi utama penulisan buku ini adalah untuk menarik perhatian pada tingkat kekerasan yang dialami anak perempuan dan perempuan atas nama mutilasi alat kelamin’. Kata pengantar juga mengungkapkan lima pertanyaan yang menggugah pikiran yang dijawab oleh buku ini, yang merupakan karya penelitian berbasis bukti.
Secara keseluruhan, buku ini dibagi menjadi delapan bab yang berbeda, dan setiap bab membahas materi pelajaran yang berbeda yang dijalin bersama menjadi sebuah buku mani. Bab satu, ‘Praktek Mutilasi Alat Kelamin Wanita’, muncul dengan pengenalan umum tentang FGM. Penulis dengan pedih mengungkapkan kejadian praktik berbahaya ini di kalangan kaum hawa seperti yang terkandung dalam data tahun 2016 oleh UNICEF’. Dalam bab ini, deskripsi yang gamblang tentang bagaimana FGM dilakukan dan penjelasan istilah-istilah untuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang FGM menghubungkan pembaca seperti itu dengan pengalaman menyiksa yang dialami seorang Anak Perempuan dalam proses pemotongan klitorisnya dengan instrumen tajam. .
Karena beberapa profesional kesehatan juga melakukan praktik ini, Titilope berpendapat bahwa terlepas dari siapa yang melakukan FGM atau di mana dilakukan, itu masih akan melibatkan penghilangan dan kerusakan jaringan berharga dan normal di tubuh para korban yang menyebabkan kerusakan tubuh yang parah pada mereka. . Bab satu juga membahas, ‘Mengapa Mutilasi Alat Kelamin Wanita Dilakukan?’, ‘Asal usul FGM’, dan ‘Bagaimana hal itu dipraktikkan pada Zaman Kuno’.
Bab dua, ‘Dinamika Budaya FGM’ membawa pembaca melalui perdebatan panjang tentang apakah FGM berasal dari ritus agama atau praktik budaya yang kuat dan menyelesaikan perdebatan melalui bukti empiris yang menolak pewarnaan agama FGM. Namun, penulis percaya bahwa FGM adalah isu feminin karena anak perempuan dan perempuan dilihat hanya sebagai objek hasrat seksual laki-laki ditambah dengan fakta bahwa masyarakat patriarki dan ideologi nakalnya selalu lebih memilih dan memihak anak laki-laki dalam skema.
Bab tiga rontgen ‘Konsekuensi Kesehatan FGM’, yang dibagi menjadi tiga – konsekuensi jangka pendek, konsekuensi jangka panjang dan konsekuensi saat melahirkan. Nyeri hebat, Pendarahan, Lesi pada organ tetangga, retensi urin, infeksi akut dan tetanus antara lain adalah konsekuensi jangka pendek dari FGM sementara komplikasi saat melahirkan, Anemia, Pembentukan kista dan abses, Pembentukan bekas luka keloid, Kerusakan uretra yang mengakibatkan inkontinensia urin , Dispareunia, Disfungsi seksual, antara lain, adalah konsekuensi jangka panjang. Namun, konsekuensi saat melahirkan adalah Episiotomi, Perpanjangan Rawat Inap di Rumah Sakit, Perdarahan Pasca Melahirkan, Persalinan Lama dan Terhambat, Kematian Janin, Fistula Kebidanan, dan lain-lain.
Dari bab empat, ‘Menyelamatkan Anak Perempuan: FGM dan Hukum’ hingga bab terakhir, ‘Dampak Aktivisme Terhadap FGM Saat Ini dan Masa Depan’, penulis mengeluarkan potensi aktivismenya kepada pembaca. Titilope dengan ahli menjelaskan FGM dalam konteks instrumen hukum lokal dan internasional termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang relevan. Dia cukup mencakup bidang tematik berikut, Diskriminasi Gender, Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Ketidaksetaraan Gender, Penindasan Sosial dan Pelecehan Anak. Sebagian besar instrumen hukum yang mendefinisikan area tematik ini juga dapat digunakan untuk melindungi Anak Perempuan dari praktik budaya yang berbahaya ini.
Pendidik selalu menghadirkan FGM sebagai penghalang utama bagi pendidikan anak perempuan, tetapi dalam temuan empirisnya sendiri, Titilope melihat pendidikan Anak Perempuan sebagai salah satu strategi kunci untuk mengakhiri FGM. Hal ini logis karena seorang ibu yang berpendidikan tidak akan pernah menyerah pada ketakutan yang biasanya mendorong ibu yang tidak berpendidikan untuk melakukan hal yang tidak terpikirkan kepada putri kesayangannya.
Terlepas dari fakta bahwa Titlope menawarkan banyak cara untuk mengakhiri FGM hingga bab penutup yang berbunyi seperti ‘Pemberantasan, Pengendalian dan Manajemen FGM’, ia menggunakan genre storytelling untuk menarik minat pembaca. Tiga cerita pendek yang kuat tentang penyintas FGM diceritakan dengan ahli oleh Titilope seperti griot. Dari kisah Kagwe bersaudara hingga Nike Adeojo dan dari sana hingga Stella, latarnya berbeda, tetapi alur ceritanya sama – korban berubah menjadi pemenang!
Titlope telah membawa temuan penelitiannya tentang FGM ke tingkat signifikansi yang sesuai. Ini adalah buku yang bagus tentang isu kontemporer global yang beberapa orang fanatik dan pencatut budaya lebih suka menyapu di bawah karpet kesalahpahaman mereka. Bahkan jika FGM akhirnya diberantas, itu akan terus relevan dengan kerangka kontekstual dan konseptual gender, feminisme, hak-hak perempuan, pendidikan, seksualitas, budaya dan tradisi saat ini dan masa depan. Suatu bangsa hanya akan mati ketika jiwa para wanitanya dikuburkan. Buku ini wajib dibaca oleh pekerja sosial, pembuat kebijakan, dan aktivis gender.
Share this:
7 Buku Yang Wajib Dibaca Bagi Agen Asuransi
7 Buku Yang Wajib Dibaca Bagi Agen Asuransi, Sebagai profesional asuransi yang ingin mengembangkan biro iklan Anda , kami tahu Anda selalu mencari sumber daya terbaik berikutnya—lokakarya, webinar, atau podcast yang akan membantu Anda mendapatkan lebih banyak prospek , meningkatkan produksi, dan menulis lebih banyak kebijakan .
Karena ini musim panas dan Anda mungkin menghabiskan setidaknya sedikit waktu di kolam renang, kami memutuskan untuk menyarankan beberapa buku untuk menemani Anda. (Ini bukan bacaan khas pantai bergaya rom-com Anda, jadi pastikan untuk memasukkan stabilo ke dalam tas biliar Anda!)
Mengapa Buku ?
Anda bisa, bookcafe.net kira, masuk ke webinar dari kursi malas di tepi kolam renang Anda. Tapi ada sesuatu yang kuat tentang mengambil buku. Penelitian menunjukkan CEO Fortune 500 membaca empat atau lima buku sebulan , sementara 67% orang Amerika telah membaca satu buku (satu buku!) dalam 12 bulan terakhir. Pada awal karirnya, Warren Buffet membaca hingga 1.000 halaman seminggu dan masih menghabiskan 80% waktunya untuk membaca.
Bill Gates membaca hampir satu buku dalam seminggu, dan penelitian menunjukkan korelasi yang jelas antara membaca dan kesuksesan . Jadi, mengapa buku? Karena membaca adalah sesuatu yang dilakukan orang-orang sukses.
Mengapa Buku Khusus Ini ?
Sejujurnya, daftar buku yang harus dibaca untuk agen asuransi dapat mencakup ratusan judul, dalam berbagai kategori: penjualan, pemasaran, jaringan, kewirausahaan, industri itu sendiri, dan banyak lagi. Kami pikir daftar 7 sedikit lebih mudah dicerna, dan kami memilihnya berdasarkan dua kriteria:
- Buku ini menawarkan perubahan paradigma. Buku bisnis terbaik adalah buku yang membalikkan kebijaksanaan konvensional dan memaksa Anda untuk memikirkan suatu masalah—atau diri Anda sendiri—secara berbeda dari sebelumnya.
- Buku ini klasik (atau hampir begitu). Sementara kita semua ingin mempelajari informasi baru yang menakjubkan, ada sesuatu yang bisa dikatakan untuk kembali ke dasar. Misalnya, tidak ada yang akan berargumen bahwa membaca buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie adalah buang-buang waktu. Bahkan jika Anda sudah membacanya belasan kali sebelumnya.
1. Building a StoryBrand Karya Donald Miller
Jika Anda kesulitan berbicara tentang agen asuransi Anda dengan cara yang jelas dan menarik, buku Miller harus menjadi bacaan Anda berikutnya. (Peringatan spoiler: “Saya menjual asuransi” tidak jelas atau meyakinkan.) Salah satu buku pemasaran yang berpusat pada pelanggan, Building a StoryBrand mengajarkan Anda kerangka kerja sederhana untuk membantu terhubung lebih baik dengan pelanggan Anda dan mengonversi lebih banyak prospek menjadi penjualan.
2. First, Break All the Rules: What the world’s Greatest Managers Do Differently
Berbicara tentang perubahan paradigma, buku ini akan menantang semua yang Anda pikir Anda ketahui tentang manajemen bisnis. Bacaan fantastis untuk kantor mikro dan agensi yang ramai, First, Break All the Rules akan membantu Anda mengetahui cara memanfaatkan yang terbaik dari tim Anda—untuk keuntungan mereka dan untuk pelanggan Anda.
3. 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey
Ada alasan mengapa 7 Habits dinobatkan sebagai buku bisnis paling berpengaruh abad ini. Ini menawarkan kebijaksanaan abadi dan cara praktis untuk kepemimpinan diri dan tim, manajemen waktu, produktivitas, sikap, dan banyak lagi.
4. Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action karya Simon Sinek
Tentu, ini secara teknis adalah buku kepemimpinan, tetapi juga buku penjualan —dan karena asuransi adalah penjualan, ini adalah tambahan yang mudah untuk kita baca. Di Start With Why, Anda akan mempelajari cara mendapatkan lebih banyak pelanggan dan menjadi lebih menguntungkan, semuanya dengan menemukan jawaban Anda atas satu pertanyaan mendasar.
5. Getting Things Done: The Art of Stress-Free Productivity karya David Allen
Menjalankan agen asuransi bisa sangat melelahkan dan melelahkan, dan jika Anda tidak hati-hati, Anda akan kehabisan tenaga. Buku Allen memperkenalkan Anda pada budaya GTD (Getting Things Done) yang hampir tingkat kultus sehingga Anda bisa mendapatkan dan tetap teratur—secara pribadi dan profesional.
Baca Juga : 10 Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021
6. The Sales Bible karya Jeffrey Gitomer
Sekali lagi: Asuransi adalah penjualan, dan teks klasik tanpa batasan Gitomer mengajarkan strategi penjualan yang benar – benar berhasil. Dikemas dengan tips praktis untuk segala hal mulai dari media sosial hingga generasi pemimpin, The Sales Bible akan membantu Anda mendapatkan lebih banyak kesepakatan—lebih cepat.
7. Emotional Intelligence 2.0 karya Travis Bradberry dan Jean Greaves
Oke, jangan terlalu aneh dengan semua hal “emosi”. Ini bukan buku self-help yang licin; ini adalah jalan yang sulit, langkah demi langkah untuk memahami diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda—termasuk calon pelanggan Anda. Anda tahu betapa pentingnya hubungan dalam dunia asuransi. Jadi, jadilah lebih baik dengan bantuan Bradberry.
Sekali lagi, kami dapat membuat daftar buku sepanjang buku di sini, tetapi ini akan memberi Anda awal yang luar biasa untuk mengembangkan pengetahuan bisnis dan perspektif pribadi Anda—sehingga Anda dapat mengembangkan bisnis Anda.
Share this:
10 Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021
10 Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021, Tahun 2021 siap menjadi tahun yang hebat bagi penulis mapan dan favorit penggemar. Kami diberkati dengan karya baru dari daftar titans yang ramai, dari Colson Whitehead hingga Lauren Groff hingga Kazuo Ishiguro . Tetapi sementara mereka, bersama dengan beberapa lainnya, tidak mengecewakan, adalah penulis debut yang benar-benar bersinar. Dalam industri yang telah lama dikritik karena pengecualian—dan di mana semakin sulit untuk keluar dari keramaian—suara-suara baru yang cemerlang muncul di puncak.
Dari Anthony Veasna So hingga Torrey Peters hingga Jocelyn Nicole Johnson dan banyak lagi, para penulis ini memperkenalkan diri mereka kepada dunia dengan fiksi yang mengejutkan kami, menantang perspektif kami, dan membuat kami tetap puas. Inilah list dari bookcafe.net tentang 10 buku fiksi teratas tahun 2021.
10. Klara and the Sun, Kazuo Ishiguro
Novel kedelapan dari penulis pemenang Hadiah Nobel Kazuo Ishiguro, yang telah lama terdaftar untuk Hadiah Booker, mengikuti “Teman Buatan” seperti robot bernama Klara, yang duduk di toko dan menunggu untuk dibeli. Ketika dia menjadi pendamping seorang gadis berusia 14 tahun yang sakit, Klara menguji pengamatannya terhadap dunia. Dalam mengeksplorasi dinamika antara AI dan remaja, Ishiguro menyusun narasi yang mengajukan pertanyaan meresahkan tentang kemanusiaan, teknologi, dan tujuan , menawarkan pandangan yang jelas ke masa depan yang mungkin tidak terlalu jauh.
9. Open Water, Caleb Azumah Nelson
Dalam novel debutnya yang tajam, Caleb Azumah Nelson menceritakan kisah cinta yang memar tentang seniman muda kulit hitam di London. Protagonisnya adalah seorang fotografer yang jatuh cinta pada seorang penari, dan Nelson terbukti mahir dalam menulis cinta muda, mencatat saat-saat kecil dan tampaknya tidak berarti yang mencakup kerinduan. Dalam lebih dari 150 halaman intim, Nelson merayakan seni yang telah membentuk kehidupan karakternya sambil menginterogasi dunia yang tidak adil yang mengelilingi mereka.
8. Afterparties, Anthony Veasna So
Sembilan cerita yang menjadi koleksi debut Anthony Veasna So yang menggetarkan, diterbitkan setelah kematiannya pada usia 28, mengungkapkan potret komunitas Amerika-Kamboja di California. One mengikuti dua saudara perempuan di toko donat 24 jam keluarga mereka saat mereka merenungkan ayah yang meninggalkan mereka. Lain berfokus pada pelatih bulu tangkis sekolah menengah yang terjebak di masa lalu dan putus asa untuk memenangkan pertandingan melawan bintang lokal, seorang remaja. Ada juga seorang ibu dengan rahasia, kisah cinta dengan perbedaan usia yang jauh, dan pesta pernikahan yang salah. Bersama-sama, narasi So menawarkan pandangan mendalam tentang komunitas yang membentuknya, dan sementara dia menggambarkan ketegangan yang dilalui karakternya dengan humor dan perhatian, dia juga menawarkan wawasan mendalam tentang imigrasi, keanehan, dan identitas.
7. Cloud Cuckoo Land, Anthony Doerr
Lima protagonis dari novel ketiga kaleidoskopik dan konstruksi luar biasa Anthony Doerr, semuanya hidup di pinggiran masyarakat, dihubungkan oleh cerita Yunani kuno. Di Cloud Cuckoo Land, finalis Penghargaan Buku Nasional, alur cerita masa kini melabuhkan narasi besar: di perpustakaan, seorang mantan tawanan perang sedang berlatih adaptasi teatrikal dari cerita Yunani dengan lima siswa sekolah menengah—dan seorang remaja kesepian telah hanya menyembunyikan bom. Doerr melontarkan Cloud Cuckoo Landmaju dan mundur dari saat ini, dari Konstantinopel abad ke-15 ke kapal antarbintang dan kembali ke perpustakaan berdebu di Idaho tempat krisis yang akan datang membayangi. Prosanya yang membangun dunia dan mempesona menyatukan benang yang tampaknya berbeda saat ia menggarisbawahi nilai mendongeng dan kekuatan imajinasi.
6. The Life of the Mind, Christine Smallwood
Lanskap fiksi kontemporer penuh dengan protagonis seperti Christine Smallwood’s Dorothy: wanita milenium kulit putih yang bergulat dengan hak istimewa dan keberadaan mereka di dunia yang terus-menerus terasa seperti di ambang kehancuran. Plot adalah sekunder untuk apa pun yang terjadi di dalam kepala mereka. Tapi Dorothy, seorang asisten profesor bahasa Inggris yang mengalami hari keenam kegugurannya, berdiri terpisah. Dalam debut tegang Smallwood, narator yang menawan namun mendalam ini menyampaikan pengamatan lucu tentang alam semestanya yang terus runtuh. Mendekam di dunia akademis, Dorothy bertanya-tanya bagaimana tujuannya yang dulu dapat dicapai menjadi terasa mustahil, dan ocehannya — yang tidak pernah menjengkelkan atau melelahkan, tetapi malah menyindir dan aneh — memberi jalan pada pemeriksaan ambisi, kebebasan, dan kekuasaan yang memuaskan.
5. The Love Songs of W.E.B. Du Bois, Honorée Fanonne Jeffers
Novel debut dari penyair Honorée Fanonne Jeffers, yang masuk dalam daftar panjang Penghargaan Buku Nasional, adalah epik tajam yang mengikuti kisah satu keluarga Amerika dari perdagangan budak kolonial hingga hari ini. Pada intinya adalah misi Ailey Pearl Garfield, seorang wanita kulit hitam yang beranjak dewasa di tahun 1980-an dan 90-an, bertekad untuk belajar lebih banyak tentang sejarah keluarganya. Apa yang ditemukan Ailey membuatnya bergulat dengan identitasnya, terutama saat dia menemukan rahasia tentang leluhurnya. Dalam 800 halaman yang bermanfaat, Jeffers menawarkan laporan komprehensif tentang kelas, warna kulit, dan trauma antargenerasi. Ini adalah kisah menyakitkan yang diceritakan dengan nuansa dan kasih sayang—kisah yang menjelaskan biaya bertahan hidup.
Baca Juga : 5 Buku Self Help Terbaik Untuk Meningkatkan Hidup
4. Detransition, Baby, Torrey Peters
Reese adalah seorang wanita transgender berusia 30-an yang sangat menginginkan seorang anak. Mantannya Ames, yang baru-baru ini detransisi, baru mengetahui kekasih barunya sedang mengandung bayinya. Ames memberi Reese kesempatan yang ditunggu-tunggu: mungkin mereka bertiga bisa membesarkan bayi bersama. Dalam novel debutnya yang lezat, Torrey Peters mengikuti karakter-karakter ini saat mereka terjerat dalam jaring emosional yang berantakan sambil mempertimbangkan proposisi yang berpotensi membawa bencana ini—dan secara bersamaan memutar komentar yang menggugah pemikiran tentang gender, seks, dan hasrat.
3. My Monticello, Jocelyn Nicole Johnson
Koleksi cerita pendek Jocelyn Nicole Johnson yang membakar adalah salah satu untuk dibaca secara berurutan. Narasinya membedah masa kini Amerika yang sama sekali tidak terasa terlepas dari masa lalu negara yang penuh kekerasan, dan mereka membangun hingga akhir yang brutal. Karya menonjol yang menakutkan—novel tituler—mengikuti sekelompok tetangga yang mencari perlindungan di perkebunan Thomas Jefferson saat melarikan diri dari supremasi kulit putih. Narator Johnson adalah mahasiswa Da’Naisha, keturunan kulit hitam Jefferson yang mempertanyakan hubungannya dengan tanah dan orang-orang dengan siapa dia menemukan dirinya menempati itu. Kisah yang apokaliptik sekaligus realistis, potret menghantui sebuah komunitas yang berusaha bertahan di negara yang terus-menerus meruntuhkan eksistensinya.
2. The Prophets, Robert Jones, Jr.
Di sebuah perkebunan di Selatan sebelum perang, remaja yang diperbudak Isaiah dan Samuel bekerja di gudang dan mencari perlindungan satu sama lain sampai salah satu dari mereka, setelah mengadopsi keyakinan agama tuan mereka, mengkhianati kepercayaan mereka. Dalam The Prophets, finalis Penghargaan Buku Nasional, Robert Jones, Jr. menelusuri hubungan para remaja, serta kehidupan para wanita yang membesarkan mereka, mengelilingi mereka dan telah menjadi tulang punggung perkebunan selama beberapa generasi. Saat berpindah di antara cerita mereka, Jones mengungkap hierarki sosial yang kompleks yang terlempar dari keseimbangan oleh penolakan romansa pria muda. Hasilnya adalah eksplorasi yang menghancurkan dari warisan perbudakan dan kisah halus cinta aneh kulit hitam.
1. Great Circle, Maggie Shipstead
Awal dari novel menakjubkan Maggie Shipstead , seorang finalis Booker, mencakup serangkaian akhir: dua kecelakaan pesawat, sebuah kapal tenggelam dan beberapa orang tewas. Nasib buruk berlanjut ketika salah satu anak muda yang selamat dari kapal, Marian, tumbuh menjadi pilot—hanya untuk menghilang di tempat kerja. Shipstead mengungkap narasi paralel, kisah Marian dan wanita lain yang hidupnya diubah oleh kisah Marian, dengan sangat rinci. Setiap karakter, apakah disebutkan sekali atau 50 kali, memiliki kehadiran yang spesifik dan perlu. Ini adalah narasi yang dibuat untuk ditelan, yang tak lekang oleh waktu dan memuaskan.
Share this:
5 Buku Self Help Terbaik Untuk Meningkatkan Hidup
5 Buku Self Help Terbaik Untuk Meningkatkan Hidup, Hidup kadang-kadang bisa sulit. Pikiran kita diganggu oleh perjuangan yang berkaitan dengan kesibukan sehari-hari kehidupan duniawi kita. Ada kalanya kita begitu terjebak oleh masalah sehingga kita berharap seseorang datang dan membantu kita melewatinya. Itu jarang terjadi di kehidupan nyata. Situasi ini bisa terjadi pada siapa saja. Inilah saatnya buku-buku Self-help muncul untuk mendukung kita.
Wajar bagi manusia untuk mencari nasihat dan bimbingan dalam membuat keputusan hidup yang sulit. Anda mungkin berpikir untuk membuat langkah karir baru, atau mencari cara untuk mengatasi emosi Anda yang tidak menentu. Tidak mungkin memiliki seorang ahli di sisi Anda setiap saat dan pertanyaan-pertanyaan ini membuat Anda putus asa. Buku Bantuan Mandiri memungkinkan pembaca untuk mendapatkan saran yang mereka butuhkan dari para ahli tanpa benar-benar berhubungan dengan mereka.
Menurut bookcafe.net Terlepas dari jenis masalah itu yaitu keuangan, perkawinan atau berurusan dengan depresi secara umum, buku self-help yang baik dapat melakukan keajaiban dalam membantu Anda menavigasi melalui situasi sulit. Selama bertahun-tahun, popularitas buku self-help telah melonjak sedemikian rupa sehingga berhasil membentuk industrinya sendiri.
Meningkatnya tingkat depresi dan kemandirian di kalangan generasi milenial telah menyebabkan booming industri ini. Berkali-kali buku Self Help berhasil menduduki hampir semua daftar buku terlaris yang terkenal, bahkan di atas novel fiksi populer. Di AS saja, industri swadaya bernilai $9,9 miliar . Diperkirakan akan meningkat menjadi $ 13 miliar pada tahun 2022.
Meskipun industri ini tampaknya menyebar ke media lain seperti televisi & podcast, buku masih menjadi pilihan utama bagi banyak orang bahkan hingga saat ini. Buku-buku Self-Help berakar di hampir setiap aspek kehidupan kita. Ada buku self-help untuk segala hal mulai dari hubungan hingga bisnis, dan bahkan membesarkan anak-anak.
Tidaklah tepat untuk menyebutnya hanya sebagai bisnis. Ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan ideologi. Kata-kata yang tertulis dalam buku self-help dapat memanipulasi cara Anda berpikir. Itu dapat mengubah persepsi Anda tentang dunia dan kekuatan pengaruhnya bisa sangat besar dan mengubah Anda sebagai pribadi.
Daftar Buku Self-Help Terpopuler
Mari kita lihat beberapa buku Self-help paling populer yang dapat Anda ambil untuk mengubah hidup Anda.
1) 12 Rules For Life – An Antidote To Chaos
- Ditulis Oleh: Jordan Peterson
- Tanggal Rilis: 23 Januari 2018.
- Halaman: 409
Jordan B Peterson adalah seorang filsuf modern dengan minat khusus di bidang kepribadian. Anda dapat menemukan kuliah dan studinya tentang jiwa pria secara online di YouTube.
Dia cukup populer di kalangan pria muda yang berjuang untuk menghadapi hidup. Saat membaca buku ini, Anda akan tahu bahwa penulis benar-benar memahami perjuangan anak muda di dunia yang bergerak cepat.
Kata-katanya berempati dan sarannya berkisar dari sesuatu yang sederhana seperti membersihkan kamar Anda hingga bersikap proaktif dalam hal mengambil tanggung jawab atas tindakan Anda.
Penulis membawa Anda pada perjalanan spiritual dan ideologis yang jika diikuti dengan gigih, dapat meningkatkan kehidupan Anda secara signifikan. Pesan dari buku ini sederhana yaitu Grow Up, dan Man Up.
2) The Four Agreements: A Practical Guide To Personal Freedom
- Ditulis Oleh: Miguel Ruiz
- Tanggal Rilis: 7 November 1997.
- Halaman: 160
Membaca buku ini seperti menerima kebijaksanaan zaman dulu. Mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa penulis buku ini Miguel Ruiz, adalah seorang tabib dan guru perdukunan yang terkenal. Miguel menanamkan ajaran nenek moyang Toltec-nya kepada para pembacanya melalui kata-kata yang sederhana namun jujur.
Buku ini penuh dengan aturan yang mengajarkan kode etik sederhana untuk dipraktikkan dalam kehidupan.
Empat Perjanjian Titular adalah sebagai berikut:
- Jadilah sempurna dengan kata-kata Anda.
- Jangan mengambil apa pun secara pribadi.
- Jangan berasumsi.
- Selalu lakukan yang terbaik.
Sungguh lucu bagaimana sesuatu yang sederhana seperti prinsip-prinsip di atas diabaikan oleh banyak dari kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan saja betapa mudah dan bahagianya hidup jika kita hanya mematuhi empat kesepakatan yang disebutkan dalam buku ini.
Buku ini mungkin terlihat terlalu berkhotbah bagi banyak pembaca modern, tetapi paling baik dinikmati dengan merangkul narasi aslinya.
Baca Juga : 5 Buku Yang Harus Anda Baca Sebelum Anda Mati
3) You Are A Badass At Making Money
- Ditulis Oleh: Jen Sincero
- Tanggal Rilis: 3 April 2018.
- Halaman: 288
Kita semua berharap suatu hari nanti kita bisa mendapatkan penghasilan impian kita. Ini adalah mimpi yang sangat sulit untuk diwujudkan. Kami benar-benar percaya bahwa begitu kami menghasilkan uang yang kami harapkan, maka semua masalah kami akan teratasi. Tapi, bagaimana kita mendapatkan uang impian kita?
Nah, Jen Sincero punya jawabannya dalam bukunya You Are a Badass at Making Money . Dia menyatakan bahwa satu-satunya hal yang menghalangi Anda menghasilkan pendapatan yang Anda inginkan adalah pola pikir Anda.
Dengan kata lain, Anda adalah musuh terburuk Anda sendiri. Jen Sincero mengajari para pembacanya mantra positif yang mengubah cara Anda memandang uang. Dengan bantuan beberapa kisah pribadi yang mendalam, Jen berhasil menyampaikan pesan yang tidak hanya positif tetapi juga sangat praktis.
Jika Anda adalah seseorang yang percaya bahwa Anda dapat melakukan lebih baik secara finansial maka buku ini adalah untuk Anda.
4) A New Earth
- Ditulis Oleh: Eckhart Tolle
- Tanggal Rilis: 30 Januari 2008.
- Halaman: 336
Penulis buku terlaris di balik ‘Power Of Now’ yang spektakuler kembali dengan karya keduanya yang bahkan lebih kuat dalam kemampuan mempengaruhinya daripada buku sebelumnya. Eckhart Tolle tahu apa yang ingin didengar pikiran, dan dia memiliki rangkaian kata yang sempurna untuk mendorongnya.
Pesan yang menggarisbawahi buku-bukunya adalah sama, berhenti terobsesi dengan masa depan Anda dan berhenti hidup di masa lalu Anda.
Satu-satunya waktu yang penting adalah saat ini. Eckhart dengan ajaran spiritualnya telah berhasil menyentuh banyak kehidupan, beberapa di antaranya termasuk selebriti populer seperti Jim Carrey dan Oprah Winfrey. Jika itu tidak cukup memvalidasi bakat pria ini maka saya tidak tahu apa yang bisa terjadi.
5) Declutter Your Mind
- Ditulis Oleh: Barry Davenport, SJ Scott
- Tanggal Rilis: 23 Agustus 2016.
- Halaman: 156
Apakah Anda termasuk orang yang merasa kewalahan dengan pekerjaan Anda? Apakah Anda ingin melarikan diri dari serangan kecemasan yang sering Anda alami? Buku ini untukmu. Penulis Barry Davenport dan SJ Scott menangani masalah kecemasan yang sangat mendesak yang merupakan penyebab banyak kegagalan dalam masyarakat kita.
Fokus diletakkan pada pemikiran negatif untuk menunjukkan bagaimana pola pikir negatif dapat diubah dan kecemasan dapat dihilangkan melalui meditasi dan kekuatan berpikir positif. Buku ini mengajarkan Anda untuk dapat mengendalikan pikiran Anda dan mengubah masa depan Anda jauh lebih baik.
Buku Self-Help
Manusia akan selalu memiliki masalah yang harus dihadapinya. Itu hanya jalan alami dari kehidupan kita. Namun, buku-buku self-help selama bertahun-tahun telah membuktikan diri sebagai teman yang layak bagi kita selama situasi sulit dalam hidup.
Mereka memotivasi kita untuk menyatukan hidup kita. Mereka memiliki kekuatan untuk membentuk ideologi kita dan mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kepribadian kita.
Bagi banyak orang, buku-buku ini telah menggantikan agama dan memang seharusnya demikian. Mengingat jumlah yang kuat buku-buku ini masih menarik di era hiburan visual, dan tidak ada keraguan dalam pikiran kita untuk menyatakan bahwa mereka ada di sini untuk tinggal.
Share this:
5 Buku Yang Harus Anda Baca Sebelum Anda Mati
5 Buku Yang Harus Anda Baca Sebelum Anda Mati, Buku, buku, buku. Mereka adalah hal yang paling indah di dunia, mereka dapat membuat Anda melakukan perjalanan waktu, membawa Anda ke berbagai tempat di dunia. Mereka akan meningkatkan umur Anda, secara substansial menurunkan tingkat stres Anda dan secara bersamaan meningkatkan kecerdasan Anda.
Dari ruang gambar Jane Austen yang sopan hingga blok menara pengap tahun 1984, novel memiliki sesuatu yang unik. Mereka secara bersamaan berbicara dengan pikiran dan hati. Mereka mengajari Anda tentang sejarah dunia kita, kemungkinan masa depan kita dan struktur jiwa kita.
Tapi di mana Anda mulai? Ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Ini adalah pertanyaan yang rumit, karena jawaban yang jelas – “ the literary canon ” – berarti kumpulan orang kulit putih yang sebagian besar sudah mati. Struktur kekuasaan yang telah dimainkan selama berabad-abad berarti bahwa sekelompok orang yang sangat sempit telah diberi kesempatan untuk mengatakan sesuatu yang universal tentang kondisi manusia.
Tidak mungkin mengabaikan bias-bias ini: paling tidak yang bisa kita lakukan adalah mengakuinya, memasukkan perspektif yang berbeda- yang terjadi di dunia sekarang ini. Seperti yang terjadi, mengurangi daftar ini menjadi 10 novel telah menjadi proses yang membuat negosiasi Brexit terlihat seperti permainan anak-anak. Kami harap Anda menikmati pilihan ini.
1. 1984 oleh George Orwell
Menurut bookcafe.net Pada tahun 1984, George Orwell membayangkan masa depan suram yang dianggap oleh para kritikus distopik di mana Kakak terus-menerus menonton dan pemikiran bebas benar-benar dilarang – apakah itu benar-benar tampak distopik pada saat ini? Bagi Winston, satu-satunya harapan untuk bertahan hidup adalah bergabung dengan revolusi yang bertujuan menggulingkan Partai. Kisah mengerikan tentang kekuasaan dan kontrol pemerintah ini akan membuat Anda berpikir serius tentang kebebasan yang cenderung kita terima begitu saja dan yang lebih penting, siapa yang mungkin mengawasi.
2. Catch-22 oleh Joseph Heller
Sebuah novel tujuh tahun dalam pembuatan (diterbitkan pada tahun 1961) dikreditkan sebagai salah satu yang paling penting di abad ke-20. Catch-22 mengikuti alur cerita Kapten John Yossarian, seorang awak pembom Perang Dunia II yang akan ditempatkan di sebuah pulau Mediterania kecil di mana ia berulang kali, dan mati-matian, mencoba untuk bertahan hidup.
3. One Hundred Years of Solitude oleh Gabriel García Márquez
Novel yang awalnya diterbitkan dalam bahasa Spanyol sebagai Cien años de soledad pada tahun 1967, adalah kisah tujuh generasi keluarga Buendía yang juga mencakup 100 tahun sejarah Amerika Latin yang bergejolak. José Arcadio Buendía membangun kota Macondo yang indah di tengah rawa. Pada awalnya makmur tapi badai tropis yang berlangsung hampir lima tahun hampir menghancurkan kota dan oleh generasi kelima Buendía begitu juga kompas moral mereka.
Baca Juga : Resensi Buku The Anomaly
4. The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy oleh Douglas Adams
Memparodikan plot sci-fi yang sudah usang, Adams’s Hitchhiker’s Guide to the Galaxy kini telah diakui sebagai klasik dalam dirinya sendiri. Seorang pahlawan malang dengan keberuntungan yang menakjubkan? Alien pemarah sangat ingin menghancurkan Bumi? Nasihat yang berbobot? Periksa, periksa, dan periksa — dan banyak lagi. Bahkan geek non-sci-fi akan terpesona oleh bacaan yang lucu dan menghibur ini, dengan sekuel yang lebih menarik.
5. Lolita oleh Vladimir Nabokov
Lolita adalah mahakarya sastra Vladimir Nabokov yang tidak bisa dilewatkan begitu saja dalam hal moralitas. Humbert Humbert, narator novel yang tidak dapat diandalkan, tahu bahwa dia adalah seorang cabul yang kotor, namun pembaca tidak dapat menahan diri untuk tidak menikmatinya saat dia mengamati Amerika pasca perang dan Lolita kecil dengan tatapan sinis dari seorang ekspatriat Eropa yang terpaut di negara norak, dan terjebak tidak dapat ditarik kembali dalam memori hubungan cinta remaja. Lolita bukan kisah moralitas dan jelas bukan kisah cinta. Ini adalah pandangan tanpa malu pada pikiran menyimpang yang ditulis dalam beberapa bahasa Inggris yang paling cekatan dan indah yang pernah diterbitkan.
Share this:
Resensi Buku The Anomaly
Resensi Buku The Anomaly – Anomali adalah kritik filosofis yang menghibur, menunjukkan bahwa tidak ada yang tampak, pengetahuan tidak sempurna, dan kesulitan manusia mungkin akan selalu lebih tidak dapat dijelaskan daripada yang dapat kita akui sendiri.
Resensi Buku The Anomaly
Baca Juga : Resensi Buku: Sally Rooney Writes a Love Letter to Change
bookcafe – Anomali oleh Hervé Le Tellier. Diterjemahkan dari bahasa Prancis oleh Adriana Hunter. Pers lainnya. 400pp, $16,99.
Novel terbaru Hervé Le Tellier, The Anomaly, memenangkan Prix Goncourt pada tahun 2020, menempatkannya di perusahaan pilihan Marcel Proust (1919), Andre Malraux (1933), Simone de Beauvoir (1954), Romain Gary (1956), dan Marguerite Duras (1984). Di mana Le Tellier berbeda dari penerima penghargaan sebelumnya adalah bahwa bukunya secara sadar merangkul genre fiksi.
Anomalimengambil bentuk naratif dari sebuah naskah untuk serial fiksi ilmiah pasca-modern yang dibuat untuk televisi. Ada juga unsur thriller sastra dan sindiran sosial. Menyatukan semua untaian ini adalah keterampilan mengagumkan Le Tellier dalam membuat pembaca tetap tegang: untuk waktu yang lama tidak jelas apa “tentang” cerita ini, namun ia terus menarik kita ke dalam plot yang semakin kompleks, yang ditata secara berurutan. petunjuk dan kebetulan yang aneh. Tidak ada spoiler di sini.
Saya dapat mengatakan bahwa pihak berwenang mengumpulkan penumpang penerbangan Air France 006, sebuah Boeing 787, dari Paris ke New York. Pesawat itu mendarat setelah melalui badai dahsyat yang tampaknya merupakan peristiwa cuaca dan semacam turbulensi yang tidak biasa (mungkin medan elektromagnetik?) yang hampir menghancurkan pesawat. Tanggal 24 Juni 2021. Namun segera pejabat bandara menyadari bahwa pesawat yang sama – dengan awak dan penumpang yang sama dan kerusakan yang sama – mendarat di JFK seratus enam hari sebelumnya. Kami tidak mendengar tentang iniPenemuan Twilight Zone sampai pertengahan buku, yang memberi Le Tellier cukup waktu untuk masuk ke dalam kehidupan dan kesengsaraan dari berbagai orang yang diperiksa.
Le Tellier menawarkan banyak wawasan cerdas ke dalam dunia orang-orang cacat yang hidupnya kini menjadi masalah keingintahuan ilmiah. Di Paris kami memiliki pembunuh bayaran bernama Blake, seorang novelis gagal bernama Victor Miesel, dan kekasih yang bernasib sial Andre Vannier dan pacarnya Lucie. Pasangan yang terakhir memberikan kilasan kehidupan kontemporer: itu dipenuhi dengan keraguan diri daripada makna. Andre lebih tua dari Lucie dan hubungan mereka perlahan-lahan hancur, kesejukan menandakan akhir. “Kenapa dia tidak bisa melihat bahwa dia sudah pergi?” pikirnya, menginginkan kebebasannya tetapi merasa sulit membuat terobosan terakhir. Andre tahu dia telah menjadi orang tua di matanya, kesadaran moralitas yang diperparah oleh kesadarannya bahwa dia tidak akan pernah muda seperti dulu.
Di Amerika, di Universitas Princeton, dua aktor lain mengambil peran mereka. Adrian, seorang ahli matematika-analis yang brilian, telah menjadi “…dengan sangat sadar bahwa dia sedang mengincar rekan kerjanya Meredith dengan sesuatu yang bergantian antara senyum tegang dan sentimentalitas bodoh.” Setelah beberapa minuman dia mendapat keberanian untuk mendekatinya, menurut perhitungan
…peluang keberhasilannya sebesar dua puluh tujuh persen. Mereka bisa naik hingga empat puluh persen jika dia tidak terlalu bau alkohol, tetapi di sisi lain, mabuk akan mengurangi sekitar enam puluh persen penderitaan yang ditimbulkan oleh penolakan. Dia menyimpulkan bahwa dengan kemungkinan gagal yang begitu tinggi, dia mungkin juga mabuk.
Adrian dan Meredith ditarik ke dalam misteri oleh Departemen Pertahanan AS, yang telah mengambil alih penyelidikan. Seseorang harus mencari cara untuk menghitung peluang dari apa yang terjadi dan memberikan penjelasan yang masuk akal. Cuaca, agresi asing, skema penipuan besar-besaran, dan intervensi supernatural semuanya dipertimbangkan.
Miesel, penulis yang gagal, entah bagaimana memicu kejadian aneh. Dia telah menulis selama lima belas tahun dan tidak menghasilkan apa-apa. Dia memiliki hadiah sastra kecil untuk kreditnya dan bekerja sebagai penerjemah. Pandangannya tentang permainan sastra sinis “…kereta api yang lucu di mana penjahat tanpa tiket mengambil kursi kelas satu dengan keterlibatan konduktor yang tidak kompeten, sementara orang jenius yang sederhana ditinggalkan di peron…”. Ketika dia kembali dari penerbangan dia menulis mahakaryanya, The Anomaly , di Paris. Diliputi oleh kecemasan yang samar-samar, dia jatuh (atau melemparkan dirinya sendiri) dari balkon ke kematiannya.
Investigasi terhadap pendaratan ganda terus berlanjut. Ada spekulasi tentang robekan kosmik, lubang cacing di ruang tiga dimensi yang memungkinkan pesawat dan penumpang untuk entah bagaimana bisa direplikasi. Meredith mencoba menjelaskan konsep ilmiah kepada para ilmuwan tingkat tinggi, tokoh agama, dan filsuf, dan Presiden Amerika Serikat. Mungkin ruang dapat melipat dirinya sendiri seperti selembar kertas, katanya, dan kemudian menjadi “… hyperspace … dalam sepuluh, sebelas, dua puluh enam dimensi.” Meredith berhenti sejenak dan mencatat bahwa “presiden Amerika duduk dengan mulut ternganga, menunjukkan kemiripan yang nyata dengan kerapu gemuk dengan wig pirang.”
Aspek yang paling menarik dari The Anomalytidak dihasilkan oleh plotnya yang rumit, tetapi dunia Le Tellier membenamkan kita. Setiap bab dipenuhi dengan detail yang tepat: spesifik tentang penyelidikan, seluk-beluk avionik, dan pandangan para ahli tentang cara kerja dunia. Spesifik ini tepat dan mencerminkan penelitian besar – tetapi tidak berhasil. Mungkin pesan di sini bahwa, meskipun sains adalah instrumen terbaik yang kita miliki untuk memahami alam semesta, itu tidak menjamin kontrol. Kita tahu lebih sedikit daripada yang kita pikirkan. Setiap generasi menjadi korban keangkuhan, gagasan bahwa ia telah berkembang ke puncak, bahwa ia mengetahui sebagian besar dari apa yang dapat diketahui dengan berguna. Egoisme itu pasti hancur seiring berjalannya waktu. Hei, belum lama ini ketika banyak dari kita berpikir bahwa kaset VHS yang tersedia di Blockbuster adalah hiburan utama di rumah.
Dalam pengertian itu, The Anomaly adalah kritik filosofis yang menghibur, menunjukkan bahwa tidak ada yang seperti kelihatannya, pengetahuan tidak sempurna, dan kesulitan manusia mungkin akan selalu lebih tidak dapat dijelaskan daripada yang dapat kita akui sendiri. Le Tellier memperkenalkan konteks kontra-faktual, tetapi dia tidak secara serius mengharapkan pembaca untuk menerima jawaban sci-fi atas masalah yang dia ajukan. Sebaliknya, dia ingin melemahkan kebanggaan kita pada akal manusia dengan dosis skeptisisme epistemologis yang sehat.
Share this:
Resensi Buku: Sally Rooney Writes a Love Letter to Change
Resensi Buku: Sally Rooney Writes a Love Letter to Change – Dalam buku ketiganya, “Beautiful World, Where Are You,” Sally Rooney mengambil langkah mundur dari kecepatan dan momentum dua buku pertamanya, “Conversations With Friends” dan “Normal People.”
Resensi Buku: Sally Rooney Writes a Love Letter to Change
Baca Juga : Resensi Buku: Thicker Than Water
bookcafe – Meskipun dia bergerak mulus antara karakter dan kota, sebagian besar cerita mempertahankan tingkat kegelisahan stagnan tertentu, yang saya yakini menjadi bagian dari mengapa novel terbaru ini adalah yang paling tidak saya sukai.
Yang mengatakan, aku jatuh cinta dengan itu.
Dua karakter utama Rooney, Alice dan Eileen, keduanya berusia 29 tahun; Eileen bekerja sebagai asisten editorial dan Alice sebagai novelis, mengadopsi karir Rooney di dunia fiksinya. Meskipun berteman baik, sebagian besar korespondensi mereka terjadi melalui email karena mereka tinggal di kota yang berbeda. Tetap saja, pesannya terasa lebih seperti surat yang bijaksana. Dan jika emailnya adalah huruf, bagian-bagian di antara plot sering kali terasa seperti membaca catatan seseorang, lancar dan reflektif, mengambil bentuk dan pemikiran penuh dalam email mereka.
Kedua wanita jatuh cinta selama novel, dengan cara yang berbeda tetapi masih dapat dibedakan modern: Alice dengan kencan Tinder awalnya buruk, Felix, dan Eileen dengan teman masa kecil, Simon, yang telah berselingkuh sekitar sepuluh tahun yang lalu. Terlepas dari kehadiran fisik yang dimiliki masing-masing pria ini dalam hidup mereka, keduanya bermanuver melalui ukuran besar dan kadang-kadang kecanggungan posisi teknologi dalam hubungan mereka. Sebelum Simon dan Eileen benar-benar tidur bersama, apalagi menghabiskan banyak waktu berduaan, mereka mencoba telepon seks. Meskipun mungkin tampak tiba-tiba, Rooney malah dapat terus menunjukkan keintiman seks dan hasrat yang ditunjukkan oleh dua novel pertamanya.
Alice dan Eileen meraba-raba melalui hubungan romantis mereka yang memiliki bentuk linier dan struktural yang sangat sedikit, sesuatu yang menurut Alice berharga:
“Tapi bagaimana rasanya membentuk hubungan tanpa bentuk yang telah ditentukan sebelumnya? Hanya untuk menuangkan air dan membiarkannya jatuh.”
Ini dikatakan dalam email dari Alice ke Eileen tentang hubungannya yang masih sulit dipahami dengan Felix, tapi saya pikir itu lebih baik dalam kaitannya dengan persahabatan Alice dan Eileen. Di jantung novel ini, ada semacam cinta yang mengalir dari kedua wanita yang mungkin juga saudara perempuan ini. Mereka dengan gagah berani terobsesi dan terpesona satu sama lain, yang terkadang bisa diterjemahkan menjadi luka dan pengabaian. Mereka cemas dan ingin tahu tentang dunia, menolak perubahan, meskipun mereka tahu betapa pentingnya hal itu:
“’Saya hanya ingin semuanya menjadi seperti itu,’ kata Eileen. ‘Dan bagi kita untuk menjadi muda kembali dan hidup berdekatan satu sama lain, dan tidak ada yang berbeda.’ Alice tersenyum sedih. ‘Tapi jika keadaannya berbeda, bisakah kita tetap berteman?’ dia bertanya. Eileen melingkarkan lengannya di bahu Alice. ‘Jika kamu bukan temanku, aku tidak akan tahu siapa aku,’ katanya.
Dan mau tak mau aku memikirkan teman-temanku sendiri ketika membaca adegan seperti ini. Kita semua berada di puncak kelulusan dan “memasuki dunia nyata”, apa pun artinya itu, tetapi kita berjuang mati-matian untuk melestarikan momen saat ini. Kami mengambil kecemasan dan keluhan satu sama lain sebagai milik kami sendiri: patah hati dan hutang pelajar dan penyakit dan masalah keluarga, serta kegembiraan kami: mengakui naksir kami, mendapatkan pekerjaan, bepergian ke tempat baru. Kami saling memberikan artikel, puisi, dan buku dengan tulisan kami di pinggir untuk dibaca. Dan serial TV dan TikToks serta lagu dan film untuk didengarkan dan ditonton. Bukankah itu indah, intim, bahkan?
Kami berjuang dengan dorongan dan tarikan persahabatan. Kita sama-sama bergantung sepenuhnya dan saling membutuhkan karena kita menolak kebutuhan itu. Kami sangat ingin dibantu dan dibutuhkan oleh orang lain, tetapi ketika kami perlu menggunakan bantuan itu untuk diri kami sendiri, kami menjadi malu. Dan meskipun kami sangat ingin, kami tidak pernah dapat mengklaim bahwa kami sepenuhnya saling mengenal, meskipun begitu banyak pengetahuan terlibat dalam cinta kami.
“Lola bertanya kepada Eileen tentang rencana karirnya dan Eileen mengatakan dia senang di majalah itu. ‘Baiklah, untuk saat ini,’ kata Lola. ‘Tapi apa selanjutnya?’ Eileen mengatakan kepadanya bahwa dia tidak tahu. Lola membuat wajah tersenyum dan berkata, ‘Suatu hari kamu harus hidup di dunia nyata.’ Eileen berjalan kembali ke apartemen malam itu dan menemukan Alice di sofa, sedang mengerjakan bukunya. ‘Alice,’ katanya, ‘apakah aku harus hidup di dunia nyata suatu hari nanti?’ Tanpa melihat ke atas, Alice mendengus dan berkata: ‘Ya Tuhan, tidak, sama sekali tidak. Siapa yang memberitahumu itu?’”
Rooney telah dikritik di masa lalu karena memiliki “narasi polos”, tetapi jelas gaya penulisannya menunjukkan kejeniusan yang hebat. Dia mampu menangkap karakter dan hubungan dalam semua kompleksitasnya dengan kata-kata minimal, dan dengan tulus mengundang Anda ke meja untuk bergabung dengan mereka. Melalui agama, kurangnya agama, masalah dunia, masalah pribadi dan berbagai bentuk cinta dan persahabatan, dia menetap di kekosongan yang tidak diketahui dan perubahan yang tak terhindarkan. Terlepas dari semua kecemasan yang dihadapi karakternya, setidaknya mereka “…bersemangat untuk merasa bahwa itu akan terus berlanjut, bahwa hal-hal baru akan terus terjadi, bahwa belum ada yang berakhir.”
Ini sama mengerikannya dengan keindahannya, dan itu membuat mengucapkan selamat tinggal hampir tidak mungkin.
Share this:
Resensi Buku: Thicker Than Water
Resensi Buku: Thicker Than Water – “Plastik membentuk identitas manusia dan mempercepat laju pergerakan kita di seluruh dunia dan melalui hari-hari kita, menghubungkan orang-orang dan memungkinkan kita untuk mengekspresikan siapa diri kita satu sama lain. Namun plastik juga membantu kita menghancurkan. Plastik telah menyelamatkan hidup kita saat mengambil orang lain. Plastik adalah keajaiban. Plastik adalah momok.”
Resensi Buku: Thicker Than Water
Baca Juga : Resensi Buku : THE WAR
bookcafe – Buku Erica Cirino’s Thicker Than Water ( Island Press ) adalah pemeriksaan yang jujur dan tajam dari salah satu elemen paling beracun dari budaya “sekali buang” kita. “Hampir setiap orang yang hidup saat ini menggunakan plastik setiap hari, sebagian besar dirancang untuk penggunaan beberapa menit atau detik sebelum tidak lagi memenuhi tujuan yang ditentukan.” Cirino, seorang penulis berbakat yang tulisannya telah ditampilkan di Scientific American dan The Atlantic , telah menulis eksplorasi yang cerdas dan penuh semangat dari salah satu masalah yang paling meresahkan dan menantang. Dengan subjudul “The Quest for Solutions to the Plastic Crisis,” buku ini membahas masalah dampak global yang luar biasa.
Bagian pertama buku ini berfokus pada perjalanan 3.000 mil Cirino di S/Y Christianshavn ke Great Pacific Garbage Patch di Samudra Pasifik. Terletak di Pusaran Pasifik Utara yang bergejolak, ini adalah “samudra yang paling terkenal tercemar plastik di dunia.” Dan sementara “tambalan” telah digambarkan sebagai “tumpukan plastik yang mengambang dan statis” (yaitu, “pulau plastik”), kenyataannya jauh lebih buruk. “Perairan ini lebih mirip dengan sup yang manusia telah menambahkan sejumlah barang dan potongan plastik yang tidak diketahui. Plastik biasanya digantung tepat di bawah permukaan, terdorong keluar dari pandangan, terus-menerus dan tak terduga diaduk oleh lautan yang bergulir.” Tesisnya jelas: Meskipun plastik mendefinisikan budaya kita, plastik tidak boleh dibiarkan menentukan masa depan kita.
Buku ini menampilkan deskripsi yang jelas. Baik menggambarkan makanan atau penyelamatan penyu dari “pemancingan hantu”, tidak ada yang luput dari wawasannya, yang sering diungkapkan dalam prosa liris:
“Di laut, waktu tidak diukur dalam jam atau menit, tetapi dengan intensitas matahari yang membakar, berosilasi memudar-kilau-pudar ribuan bintang dan bintik-bintik ganggang bercahaya, ukuran dan bentuk bulan, kehebohan atau ketenangan laut Laut dapat menunjukkan kepada kita apa yang kita butuhkan dalam hidup, dan apa yang dapat kita jalani tanpanya.”
Tetapi tulisan itu tidak pernah menutupi kekuatan yang mendasari dan pendorong dari situasi yang mengerikan ini.
Sepanjang, Cirino menyelidiki pergeseran dari penggunaan historis tumbuhan dan hewan ke bahan bakar fosil. Dia melacak ketergantungan yang terlibat pada yang terakhir dan produk yang dibuat darinya. Dia berbagi pemahaman yang komprehensif. “Plastik sangat permanen karena strukturnya pada tingkat molekuler.” Dia mengklarifikasi baik mikroplastik dan partikel yang lebih kecil—nanoplastik—dan invasi mereka ke rantai makanan.
Fakta-faktanya mengerikan. “Sekitar 40 persen dari plastik yang digunakan saat ini sebenarnya tidak benar-benar digunakan oleh orang-orang—sebaliknya, sebagai kemasan, ia menutupi atau menahan makanan dan barang yang kita beli dan dirobek dan dibuang begitu saja sehingga kita dapat mengakses apa yang ada di dalamnya.” Plastik sekali pakai yang tipis dibuang, terkadang setelah digunakan beberapa saat. “Pada tahun 2015, para ahli memperkirakan jumlah plastik di lautan akan melebihi ikan pada tahun 2050 Pada tahun 2020, manusia telah menciptakan cukup plastik berbasis petrokimia untuk melebihi massa gabungan semua hewan laut dan darat, dengan faktor dua.”
Dan meskipun materi yang disajikan mengkhawatirkan, Cirino tidak pernah mengkhawatirkan, tidak pernah menggunakan sensasionalisme. Sebaliknya, menghadapi penelitian yang menghancurkan seperti itu, dia mempertahankan pandangan yang adil dan cukup objektif.
Saat berada di kapal atau di laboratorium, dia menyajikan sains untuk menginformasikan dan melibatkan pembaca. Ada banyak data mulai dari pembuatan plastik hingga polusi kimia terkait, dari lautan hingga air tawar. Misalnya, ia menggambarkan penelitian yang dilakukan pada plastik yang tertelan manusia dengan manekin yang meniru pernapasan manusia. Postdoc Alvise Vianello, dari Universitas Aalborg Denmark, menyatakan: “Dari apa yang kami ketahui, ada kemungkinan orang menghirup sekitar sebelas keping mikroplastik per jam saat berada di dalam ruangan.”
Bagian ketiga dari buku ini membahas rasisme lingkungan yang sering diabaikan. Pabrik industri biasanya didirikan di komunitas minoritas. Cirino berfokus pada Welcome, Louisiana, dan sekitarnya. Daerah Louisiana adalah rumah bagi sekitar seratus lima puluh pabrik industri, dijuluki Cancer Alley. Ada banyak korupsi di sekitar pabrik dan kompleks ini, dengan perusahaan secara permanen merusak masyarakat dengan polusi bahan kimia. Lebih jauh lagi, seringkali pabrik-pabrik itu dibangun di atas tanah pekuburan orang-orang Afrika-Amerika yang diperbudak. Bagian ini menyoroti kerusakan lingkungan dan sosiologis.
Cirino menghubungkan titik-titik dari produksi plastik hingga perubahan iklim. Dia memiliki rasa ironi bahwa pandemi secara singkat menurunkan jejak karbon kita. Selain itu, seiring dengan meningkatnya energi terbarukan, perusahaan bahan bakar fosil—terutama minyak dan gas besar—mengatasi kurangnya permintaan dengan mengubah stok karbon purba menjadi plastik.
Bagian terakhir dari buku ini, “Membersihkan”, berpusat pada solusi. Penemuan teknis (roda sampah, boom, grates, dll.) dan pekerjaan akar rumput (hanya memungut sampah) adalah penting. Namun, pada akhirnya, solusinya adalah kombinasi kesadaran masyarakat melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan perubahan sistemik untuk mengurangi penggunaan plastik atau idealnya tanpa plastik. “Anda tidak akan hanya mengepel air dari lantai jika bak mandi Anda meluap,” kata Malene Møhl dari Plastic Change. “Kamu akan mematikan keran.”
Pajak, larangan, dan undang-undang lainnya, dikombinasikan dengan pencarian sumber daya yang dapat terurai secara hayati (bahkan menggunakan bakteri, jamur, dan ganggang), menghadapi penolakan dari industri besar, kerumitan daur ulang plastik, dan keinginan kita sendiri untuk kenyamanan.
Mustahil untuk membaca buku yang kuat ini dan tidak melihat dunia secara berbeda, baik dalam gambaran yang lebih besar maupun kehidupan sehari-hari. Isi Lebih Tebal Dari Air bisa sangat banyak — bahkan melumpuhkan. Namun, pada akhirnya, ide Erica Cirino merangsang pemikiran, meningkatkan kesadaran, dan yang terpenting, adalah ajakan untuk bertindak.
Share this:
Resensi Buku : THE WAR
Resensi Buku : THE WAR – Jika ada berita positif yang bisa diambil dari puncak pandemi COVID-19 pada tahun 2020, mungkin kita mendapatkan buku Don Stradley tentang pertarungan klasik Marvin Hagler-Thomas Hearns, The War, dari situ.
Resensi Buku : THE WAR
Baca Juga : Resensi Buku: “The Notes” dari Ludwig Hohl – “Semua yang Pernah Dibuat Adalah Fragmen
bookcafe – “Virus corona membantu karena saya di rumah,” kata Stradley. “Semuanya terkunci, saya tidak punya tempat untuk pergi.”
Berita buruk bagi Stradley dan kami semua yang telah kembali ke rumah – kabar baik bagi kami semua ketika buku itu menghantam alam semesta pada bulan September, membawa kami kembali ke waktu dan tempat dalam tinju yang mungkin tidak akan pernah kami lihat lagi. Dan sementara kita mungkin benar dalam mengemukakan kenyataan bahwa yang terbaik tidak melawan yang terbaik secara teratur seperti yang mereka lakukan di tahun 1980-an dan bahwa perkelahian besar itu bukan lagi berita halaman depan (atau bahkan halaman belakang), apa juga kunci untuk menunjukkan adalah bahwa kita tidak memiliki banyak karakter menarik di luar ring seperti yang kita lakukan saat itu. Itu adalah sesuatu yang sangat jelas dalam The War, dengan semua orang dari tim Hagler dan Hearns hingga mereka yang terlibat dalam promosi, termasuk humas Top Rank lama Irving Rudd, mendapatkan tempat mereka untuk bersinar dalam penawaran terbaru dari sahabat pembaca tinju di bisnis penerbitan,Publikasi Hamilcar .
Stradley tidak selalu setuju, percaya bahwa tinju akan selalu memiliki karakter itu, hanya saja mereka mungkin tidak ada lagi di halaman belakang kita karena sarang olahraga tumbuh secara internasional.
“Jika kita mendapatkan karakter itu, mereka mungkin orang Meksiko atau Rusia dan kita tidak akan tahu apa yang mereka bicarakan,” katanya. “Saya yakin ada pria di luar sana yang sama lucunya dengan Irving Rudd, tapi dia dari Filipina dan kami tidak akan bisa menghargai dia karena dia bukan orang New York. Untuk waktu yang lama, ada karakter New York di pusat tinju karena New York adalah ibu kota tinju. Sekarang, kami tidak mendapatkan banyak karakter Amerika sama sekali. Mereka semua orang Rusia atau Meksiko atau Asia, jadi siapa tahu, mungkin ada karakter hebat di luar sana – kita tidak bisa memahaminya.”
Apa yang dapat kita pahami adalah bahwa tahun 80-an adalah waktu yang istimewa dalam tinju, dan pertarungan Hagler-Hearns adalah alasan besar mengapa. Dalam olahraga di mana setiap orang memiliki pendapat, dan hanya sedikit yang menyetujui apa pun, tujuh menit dan 52 detik keduanya bertarung pada 15 April 1985, di Las Vegas diterima secara luas sebagai salah satu pertarungan terbesar, jika bukan yang terbesar, sepanjang waktu.
Bagi Stradley, penulis buku Hamilcar Noir tentang Carlos Monzon, Edwin Valero dan hubungan antara mafia Boston dan tinju, pertarungan ini wajar untuk proyek berikutnya.
“Setelah beberapa buku pertama itu, kami memutuskan, mari kita menulis sesuatu yang besar, dan menjadikannya semacam komersial, dengan cara tertentu,” katanya. “Sesuatu yang tidak begitu kabur dan setua Carlos Monzon atau buku lain yang saya buat tentang mafia Boston. Saya suka buku-buku itu, saya sangat bangga dengan mereka, tetapi melihat ke belakang, mereka mungkin sedikit tidak jelas, tapi tidak apa-apa. Hagler dan Hearns, itu komoditas yang cukup terkenal, jadi saya pikir itu akan memiliki audiens yang alami.”
Memang, tetapi mengingat tempat pertarungan dan para petarung bertahan di hati dan kepala penggemar tinju, pertanyaan besarnya adalah apakah Stradley akan menemukan sesuatu yang baru untuk diungkapkan dalam 246 halaman itu.
Dia melakukannya, dan itu tidak mengejutkan, mengingat penelitiannya yang tak kenal lelah dan kemampuannya untuk menemukan cerita-cerita yang berarti dan tidak hanya ada untuk pengisi. Kemudian lagi, Stradley, salah satu juru tulis terbaik yang bekerja saat ini, dan juga salah satu yang paling diremehkan, telah berkarier dengan melakukan hal itu. Tapi oh, betapa penelitian itu pasti sangat mematikan.
“Anda hanya mendapat satu kesempatan untuk menulis buku seperti ini, jadi saya menikmatinya,” dia tertawa. “Saya terus mengatakan pada diri sendiri, ini dia, dan dalam beberapa tahun, tidak ada yang menginginkan buku ini karena jendela ditutup setiap beberapa tahun untuk hal-hal ini. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyerang.”
Dengan meninggalnya Hagler pada bulan Maret dan serial dokumenter Showtime yang luar biasa, “The Kings,” kehidupan dan pertarungan Hagler, Hearns, Sugar Ray Leonard dan Roberto Duran telah mendapatkan lebih banyak perhatian dari sebelumnya, jadi Stradley benar ketika dia mengatakan waktunya tepat untuk bukunya. Tetapi di mana The War menonjol adalah kenyataan bahwa sebuah buku yang diteliti dengan baik dan ditulis dengan baik akan selalu menonjol selama beberapa jam dari sebuah video atau dokumenter. Tidak ada cukup waktu dalam genre itu untuk mencurahkan semua cerita di balik layar dalam pertemuan bisnis dan di gym yang digunakan untuk membuat perkelahian yang berlangsung kurang dari tiga ronde.
“Saya merasa pertarungan ini, khususnya, pantas mendapatkan liputan daripada hanya menjadi bagian dari cerita yang lebih besar,” kata Stradley, yang juga khawatir bahwa semua cerita tentang pertarungan telah diceritakan.
“Saya benar-benar berpikir, apakah orang-orang sudah cukup membaca tentang orang-orang ini?” dia berkata. “Tapi salah satu tujuan saya adalah membuat orang melupakan seluruh ide Empat Raja. Saya tidak pernah menyukai keseluruhan konsep Empat Raja karena saya pikir setiap orang pantas mendapatkan pujiannya sendiri. Saya tidak pernah menyukai gagasan bahwa setiap kali Anda menyebut Leonard, Anda harus menyebutkan orang lain. Dan setiap kali Anda menyebut Hearns, Anda harus menyebut orang-orang ini. Itu selalu membuatku kesal. Dan juga, di tahun 80-an, tidak ada yang menyebut mereka sebagai Empat Raja. Mereka hanyalah para petarung yang merupakan nama-nama top.”
Keempat nama teratas itu diangkat menjadi bangsawan karena apa yang mereka lakukan dalam dekade ajaib itu. Hagler dan Hearns secara khusus bergabung untuk pertarungan yang tidak akan pernah dilupakan, dengan Hagler muncul sebagai pemenang melalui TKO ronde ketiga menggunakan serangan mengerikan yang tidak dipicu oleh luka di dahinya, tetapi sebuah rencana yang diperhitungkan yang dimodelkan pada gaya Joe Frazier.
“Saya selalu percaya pada klise yang sangat populer, bahwa bel berbunyi dan Hagler kehilangan akal sehatnya,” Stradley tertawa. “Itulah yang ingin dipikirkan semua orang, atau mereka ingin berpikir bahwa itu semua dimotivasi oleh kebencian – bahwa dia sangat membenci Hearns setelah tur pers sehingga dia kehilangan akal sehatnya. Dan tidak, dia melakukan itu dengan sengaja, dia telah berlatih dengan cara itu untuk keluar dengan cepat dan membuat Hearns bergerak mundur.”
Itu berhasil, meskipun Hagler harus berjalan melalui darah dan tangan kanan Hearns untuk sampai ke sana. Itu adalah pertunjukan pertarungan yang begitu indah sehingga beberapa orang bertanya-tanya apakah itu berkah atau kutukan sehingga kami tidak pernah melihat pertandingan ulang. Pria yang mencatat “The War” memiliki pendapatnya sendiri.
“Saya pikir pertandingan ulang akan menjadi antiklimaks, dan beberapa orang mengatakan itu di buku,” kata Stradley. “Hal yang ironis adalah, saya pikir Hearns memiliki kesempatan untuk memenangkan pertandingan ulang jika mereka melakukannya lagi, dan saya mungkin minoritas di sana. Saya pikir banyak orang berpikir Hagler akan membunuhnya lagi, tetapi saya pikir jika Tommy sedikit lebih besar secara alami, seperti beberapa tahun ke depan, dia mungkin sedikit lebih tahan lama. Hagler baru saja beberapa tahun lebih tua, dan Anda bisa melihat Hagler sedikit memudar. Jadi saya pikir Hearns memiliki peluang bagus untuk memenangkan pertandingan ulang, tetapi saya tidak tahu apakah itu akan membuat siapa pun bahagia di luar Detroit. Jadi itu bagus seperti itu, satu dan selesai. ”
Share this:
Resensi Buku: “The Notes” dari Ludwig Hohl – “Semua yang Pernah Dibuat Adalah Fragmen”
Resensi Buku: “The Notes” dari Ludwig Hohl – “Semua yang Pernah Dibuat Adalah Fragmen” – Ludwig Hohl termasuk dalam garis pemikir yang sangat kontroversial seperti Karl Kraus, Pascal, dan Lichtenberg, komentator yang tulisannya terombang-ambing antara tradisi sastra dan filsafat.
Resensi Buku: “The Notes” dari Ludwig Hohl – “Semua yang Pernah Dibuat Adalah Fragmen”
Baca Juga : Resensi Buku: The Sum of Us – The Sum of Us
bookcafe – The Notes or On Non-premature Reconciliation oleh Ludwig Hohl. Diterjemahkan dari bahasa Jerman oleh Tess Lewis. Yale University Press, 392 hal., $37,50.
The Notes adalah magnum opus penulis Swiss Ludwig Hohl (1904-1980), dan harus dirayakan: sungguh luar biasa bahwa volume pengamatan aforistiknya yang ringkas ini akhirnya tiba dalam bahasa Inggris. Terjemahan kemenangan Tess Lewis juga harus didukung, mengingat tuntutan yang dibuat oleh kompresi kompleks prosa Hohl. Dia tidak dikenal di sini, tetapi Hohl telah mengumpulkan beragam pengagum internasional, termasuk Max Frisch, Peter Handke, Elias Canetti, Friedrich Dürrenmatt, Bertolt Brecht, George Steiner, dan filsuf Hans Saner. Seperti yang dicatat Lewis dalam pengantarnya yang akut, “Hohl tetap menjadi penulis penulis, jika bukan penulis penulis penulis.” Pujian tulus yang, bagi beberapa pembaca yang waspada, menunjukkan seorang penulis yang melarang kesulitan. Faktanya, Hohl termasuk dalam garis pemikir yang sangat kontroversial seperti Karl Kraus, Pascal, dan Georg Christoph Lichtenberg, komentator yang tulisannya terombang-ambing antara tradisi sastra dan filsafat. Di antara pengaruh sastranya: Gide, Proust, Goethe, Katherine Mansfield, Balzac, dan Valéry.
Tidak seperti beberapa penulis lain dalam daftar itu, Hohl berusaha mengangkat peristiwa terkini dalam prosanya. Disiplinnya sangat mengesankan. Dia menulis The Notes ketika dia tinggal dari tahun 1934 hingga 1936 di Belanda dalam pengasingan yang dipaksakan sendiri. Dia tidak pernah menyebut Sosialisme Nasional. Meskipun Hohl tidak membahas politik secara langsung, dia mengutuk fasisme dan, karena kemiskinannya sendiri, memiliki kesadaran yang cerdik tentang ketidaksetaraan sosial.
The Notes adalah buku tentang tujuan hidup dalam menghadapi kematian. Mengingat keniscayaan finalitas, apa yang harus dilakukan? “Hidup manusia itu singkat.”
Adalah kesalahan fatal untuk percaya – atau, lebih tepatnya, mempertahankan kepercayaan kekanak-kanakan – bahwa hidup itu panjang. […] Agar tindakan kita bermanfaat, kita harus melakukannya dengan kesadaran penuh akan singkatnya hidup.
Dari rasa kematian yang akut ini muncul keyakinan Hohl bahwa melakukan sesuatu, bekerja, adalah satu-satunya hal yang membuat hidup bermakna. Dengan bekerja, dia tidak bermaksud mengerjakan pekerjaan 9-ke-5 setiap hari, tetapi eksplorasi dan penerapan kemampuan kreatif seseorang secara maksimal. Ini bisa berarti kreasi artistik atau aktivitas lain yang tidak mengasingkan dan meneguhkan kehidupan yang tujuannya adalah untuk memperkuat diri. Jika ada tantangan — praktis atau finansial — maka tugas terpenting adalah mengurangi hambatan ini. Dengan tujuan itu, The Notesdapat dibaca sebagai semacam instruksi manual tentang cara terbaik untuk mengembangkan kekuatan kreatif seseorang. Hohl memuji kekuatan yang dibutuhkan pikiran untuk melakukan pencarian ini, seperti imajinasi, pilihan, kepercayaan pada diri sendiri, keberanian, dan kesabaran. (Dalam kesetiaannya pada pengembangan diri, dia sangat dipengaruhi oleh Gide.)
Catatan adalah bagian dari apa yang disebut karya catatan Hohl (Notizenwerk), tulisan yang terdiri dari bagian tengah buku sebelumnya yang berjudul From Nuances and Details dan karya selanjutnya, From the Invading Margins: The After-Notes. (Keduanya belum diterjemahkan.) Selain The Notes, Hohl menerbitkan beberapa prosa pendek, buku harian, dan memoar. Secara keseluruhan, tulisannya berbentuk catatan, yang panjangnya berkisar dari kalimat pendek hingga beberapa halaman. Dia menghindari ironi dan kepura-puraan — Hohl mau tidak mau mengambil dari pengalaman hidup. Kekuatan prosanya dihasilkan dari pencerahan yang mengkristal dalam pernyataannya yang ringkas dan berbentuk cekatan. Catatandipesan dengan cermat; ada foto terkenal dia mengaturnya di tali jemuran, sampai dia puas. Obsesi terhadap keteraturan ini terwujud dalam indeks terperinci yang disusun Hohl; itu adalah cara baginya untuk terus-menerus mengerjakan ulang dan menjelaskan kembali sepanjang hidupnya pemikirannya tentang pekerjaan. Lewis menggambarkan struktur intelektual yang saling terkait ini dengan indah: ‘Membaca karya yang dihasilkan seperti memasuki struktur kerangka kubah geodesik sastra-filosofis: nada-nada itu terjalin dengan rumit dalam pola yang berulang dengan variasi dan membentuk keseluruhan yang elegan diselingi dengan cahaya dan keterbukaan, Mereka adalah, dalam arti tertentu, persediaan jiwa satu orang.’
Hohl bersikeras pada kesatuan buku, sifat sistematisnya, meskipun kesatuan ini tidak segera terlihat. Seseorang mungkin dapat melihat keselarasan ini sebagai cerminan dari gagasan menyeluruh pengarang: didorong oleh kesadarannya akan singkatnya hidup, manusia mengembangkan kekuatan kreatifnya sampai pada titik di mana ia tiba pada tahap ketenangan, atau apa yang disebut Hohl sebagai “rekonsiliasi non-prematur”. .”
Ini akan membantu untuk membaca The Notes dengan memahami arti dari Non-prematur Reconciliation, salah satu ide favorit Hohl. Subjudul buku tidak dapat sepenuhnya dipahami dengan membaca Catatan saja. Hanya di After-Notesapakah penulis memberikan definisi istilah yang paling mudah diakses. Di sana ia menulis: ‘Ketika seseorang mencapai rekonsiliasi secara tidak prematur: itu berarti dengan mata terbuka, dengan pengetahuan penuh tentang kondisi kita dan fakta kejam dari realitas — misalnya hukum pemborosan yang besar — maka seseorang melihat Yang Nyata.’ Dua aspek dari pernyataan ini penting. Pertama, bahwa Rekonsiliasi Non-prematur adalah rekonsiliasi dengan kehidupan dan dunia, keadaan ketenangan yang tidak prematur karena hanya dapat dicapai setelah rekonsiliasi mengakui kekejaman hidup. Jadi, gagasan Hohl tentang kerja pada dasarnya meneguhkan kehidupan. Anda mungkin berpendapat bahwa Rekonsiliasi Non-prematur adalah ekspresi amor fati Hohl. Kedua, ada arti dari Real. Hohl membedakan antara dua realitas yang berbeda. Di Jerman, mereka diungkapkan dengan kata-kata Wirkliches dan Reales. (Bahasa Inggris tidak menawarkan perbedaan-perbedaan ini, sebuah contoh dari kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi Lewis.) Bagi Hohl, Wirkliches adalah kehidupan sehari-hari yang nyata. Reales ditemukan dalam keintiman singkat kita tentang hal-hal yang tidak dapat diungkapkan, saat-saat ketika kita mengalami wawasan transenden melalui pertemuan dengan seni yang sangat penting bagi kita. Tetapi yang Real tidak dapat diakses sepanjang waktu, pengalaman kami tentangnya adalah terpisah-pisah. Dari sini berikut keyakinan mendalam Hohl pada fragmentaris keberadaan, dan inilah yang mungkin telah membawanya untuk menggunakan catatan sebagai bentuk untuk berkomunikasi. Catatan tak terhindarkan memasuki visi keterputusan ini. Hohl tidak pernah menulis sebuah risalah tentang Rekonsiliasi Non-prematur: ia menjelaskan konsep tersebut melalui beberapa catatan dan melalui beberapa buku.
Yang membawa kita ke mengapa terjemahan ini bermasalah; itu melakukan tindak pidana penyederhanaan. Ini sangat tragis karena Lewis adalah penerjemah yang luar biasa menyenangkan. Dalam bahasa Jerman asli, Catatan terdiri dari tidak cukup 1100 catatan. Volume Yale University Press memiliki sedikit lebih dari 800 nada — jadi hanya kurang dari seperempat nada yang dihilangkan. Itu berarti sekitar sepertiga dari teks asli hilang. (Umumnya, sebagian besar not yang lebih panjang telah dipotong.) Dari 12 bab di sini, hanya bab pertama yang selesai. Dalam pengantarnya, Lewis mengaku enggan meringkas The Notes. Dia memutuskan untuk menghilangkan catatan yang dia rasa sudah ketinggalan zaman agar tidak merusak tesis utama buku tentang seni dan kehidupan. Yang hilang terutama adalah catatan yang membahas pengalaman negatif Hohl dengan Belanda bersama dengan pertimbangannya tentang dialek atau penulis Swiss yang tidak jelas. Namun, ada kelalaian yang lebih serius. Misalnya, sejumlah catatan di mana Hohl menjelaskan sifat fragmentaris juga hilang.
Ringkasan menimbulkan masalah tidak nyaman lainnya. Pertama, ini (ironisnya) merupakan cedera berulang pada karya Hohl. Ketika penulis awalnya ingin menerbitkan The Notes , penerbitnya saat itu hanya menerbitkan setengah dari teks. Hohl menggugat, dan kasus penting ini pada akhirnya akan memperkuat hak-hak penulis. Satu dekade kemudian, paruh kedua volume diterbitkan. Kedua, penghilangan ini mungkin mengarah pada salah tafsir atas pemikiran Hohl. Misalnya, George Steiner menyatakan dalam Tata Bahasa Penciptaan, 1990 Gifford Lectures-nya, yang dilihat Hohl berkomunikasi dengan orang lain sebagai tambahan: “Komunikasi dengan orang lain adalah fungsi sekunder yang hampir tidak dapat dihindari.” Faktanya, pandangan Hohl justru sebaliknya: baginya, komunikasi selalu meneguhkan kehidupan dan penting. Sementara beberapa catatan yang berhubungan dengan komunikasi dan penegasan hidup telah dilestarikan dalam terjemahan ini, harus dicatat bahwa catatan Hohl yang paling luas, yang berisi penjelasannya yang paling rinci tentang masalah ini, telah ditinggalkan dan itu memalukan karena itu eksisi dapat menyebabkan pemahaman yang terbatas tentang salah satu idenya yang paling mendasar.
Yang mengatakan, terjemahan ini, diringkas seperti itu, adalah keajaiban. Lebih baik memiliki Hohl yang tidak lengkap, mengingatkan kita melalui potongan-potongannya tentang apa yang membuat hidup bermakna, daripada tidak memiliki Hohl sama sekali.
Share this:
Resensi Buku: The Sum of Us
Resensi Buku: The Sum of Us – The Sum of Us menunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi dan politik-yang-akan telah mengeksploitasi ras untuk membagi orang Amerika menjadi suku-suku yang berperang terjebak dalam permainan zero-sum berjuang untuk apa yang tersisa setelah 1% teratas mengambil 40% dari kekayaan.
Resensi Buku: The Sum of Us
Baca Juga : Review Buku Dear Memory Victoria Chang’s
bookcafe – Heather McGhee membuat argumen bahwa rasisme telah menyakiti kita semua dan terus merugikan negara secara keseluruhan. Dengan melakukan itu, dia memperbarui dan memperluas posisi yang diambil oleh Martin Luther King antara lain — bahwa cara orang kaya dan berkuasa mempertahankan status mereka adalah dengan membagi orang miskin, kelas pekerja, dan kelas menengah ke dalam kamp-kamp yang sering berperang satu sama lain. dasar ras. McGhee mengklaim rasisme adalah senjata yang digunakan Partai Republik untuk memecah belah kita, menurunkan pajak pada orang kaya, dan mentransfer kekayaan ke atas.
McGhee telah melakukan sejumlah besar penelitian untuk membuktikan tesisnya. Secara khusus, dia melacak penutupan kolam renang umum di AS setelah orang kulit hitam diizinkan. Dia melakukan perjalanan ke situs dan berbicara dengan orang-orang yang ada di sana ketika itu terjadi. Gerakan ini berfungsi sebagai lambang hilangnya dukungan untuk program komunitas selama tahun-tahun setelah tahun 60-an, ketika undang-undang Hak Sipil disahkan oleh Lyndon Johnson. Robert Putnam mencakup beberapa wilayah yang sama dalam buku terlarisnya Bowling Alone .
Meskipun demikian, membaca The Sum of Usbisa membuat frustrasi karena McGhee sering mengurangi masalah sosial/ekonomi yang kompleks menjadi masalah ras. Menurut McGhee, orang kulit putih mendukung Partai Republik semata-mata karena rasisme. Keyakinan ini, seperti argumen bahwa Trump terpilih karena rasisme, hanya sebagian benar. Apakah orang kulit hitam yang memilih Trump rasis? Trump menyerang Hispanik dan Muslim serta kulit hitam. Partai Republik mempromosikan libertarianisme (selektif) dan menyamakan kepercayaan pada kebebasan dan pemerintahan kecil dengan apa artinya menjadi orang Amerika “nyata”. Retorika ini sangat efektif selama pandemi sehingga jutaan orang Amerika menolak vaksin dan masker karena mereka melihatnya sebagai serangan terhadap kendali mereka atas tubuh mereka. Perilaku malu-malu ini juga didorong oleh kemurnian ideologis:
Apakah orang kulit putih yang menganggap diri mereka sebagai korban, mereka yang berpikir bahwa orang kulit hitam yang mendapatkan Food Stamps (SNAP) adalah “pengambil dan pembohong”, seperti yang pernah dikatakan dengan halus oleh Mitt Romney, berpikir seperti itu karena mereka rasis? Atau karena mereka tidak tahu nilai jaring pengaman sosial? Atau karena mereka adalah libertarian yang tidak percaya pada “pemberian” pemerintah? Partai Republik tampaknya beroperasi sebagian besar dengan bermain di atas ketakutan orang-orang yang kurang informasi dan xenofobia. Tentu saja, beberapa dari mereka yang terpilih untuk menjabat (Marjorie Taylor Greene misalnya) tampaknya hanya tahu sedikit tentang konstituen mereka. Di sisi lain, Ted Cruz, Josh Hawley, Mitch McConnell, dan Ron DeSantis tahu lebih baik, tetapi tampaknya akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kekuasaan dengan menghasilkan mentalitas “kita versus mereka”.
Dalam The Sum of Us , semua masalah ini dilihat melalui prisma ras. McGhee menulis bahwa “ketika perguruan tinggi berarti perguruan tinggi negeri ‘putih’ berkembang pesat.” Pemerintah berinvestasi di perguruan tinggi, menutupi sebagian besar biaya. Ketika orang kulit hitam mulai menghadiri universitas negeri dan community college, McGhee menunjukkan bahwa sumber daya negara bagian dan federal mengering. Namun, bertentangan dengan apa yang dia klaim, bukan hanya rasisme yang bertanggung jawab atas hilangnya dukungan itu. Pada tahun 90-an penelitian mulai keluar dengan bukti bahwa lulusan perguruan tinggi memperoleh lebih banyak daripada lulusan sekolah menengah. Mengapa kita harus mendanai kuliah jika mereka yang pergi akan menghasilkan lebih banyak uang daripada mereka yang tidak? Kongres bertanya. Alih-alih mendanai lembaga, pemerintah mulai memberikan pinjaman berbunga rendah kepada siswa.
Akibatnya, perguruan tinggi menaikkan biaya kuliah untuk menutupi biaya. Selain itu, perguruan tinggi negeri mulai bersaing untuk mendapatkan siswa dengan membangun pusat kebugaran yang indah dan stadion dan kafetaria. Teknologi baru menambahkan lebih banyak biaya. Perguruan tinggi dengan program olahraga yang kuat menarik alumni yang berkontribusi pada dana abadi. Jadi perguruan tinggi merekrut atlet dan siswa berprestasi yang akan mendatangkan lebih banyak investasi dari orang kaya. Pada saat yang sama, tuntutan hukum, dan meningkatnya kesadaran akan tantangan yang diwakili oleh kesehatan mental dan disabilitas, mendorong perguruan tinggi untuk menyediakan layanan dukungan yang semakin canggih. Akhirnya, beberapa telah menunjukkan bahwa memungkinkan akses siswa ke pinjaman terbuka memberi perguruan tinggi kesempatan untuk menaikkan harga dan tidak pernah berhenti. Semua faktor ini (dan tidak diragukan lagi) menaikkan biaya kuliah. Oh tunggu,
Perlombaan ‘senjata’ perguruan tinggi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dari meritokrasi kita. Begitu orang tua profesional dan kelas menengah atas melihat manfaat finansial dari pendidikan perguruan tinggi, terutama gelar dari lembaga tertentu, mereka mulai berinvestasi di masa depan anak-anak mereka dengan mengirim mereka ke sekolah swasta dan negeri di pinggiran kota yang dibiayai oleh pajak properti. Guru privat SAT membantu memenangkan penerimaan dan beasiswa ke perguruan tinggi terbaik. Heather McGhee berargumen bahwa rasisme telah merugikan kita semua dan terus merugikan negara secara keseluruhan. Dengan melakukan itu, dia memperbarui dan memperluas posisi yang diambil oleh Martin Luther King antara lain — bahwa cara orang kaya dan berkuasa mempertahankan status mereka adalah dengan membagi orang miskin, kelas pekerja, dan kelas menengah ke dalam kamp-kamp yang sering berperang satu sama lain. dasar ras.
McGhee telah melakukan sejumlah besar penelitian untuk membuktikan tesisnya. Secara khusus, dia melacak penutupan kolam renang umum di AS setelah orang kulit hitam diizinkan. Dia melakukan perjalanan ke situs dan berbicara dengan orang-orang yang ada di sana ketika itu terjadi. Gerakan ini berfungsi sebagai lambang hilangnya dukungan untuk program komunitas selama tahun-tahun setelah tahun 60-an, ketika undang-undang Hak Sipil disahkan oleh Lyndon Johnson. Robert Putnam mencakup beberapa wilayah yang sama dalam buku terlarisnya Bowling Alone .
Meskipun demikian, membaca The Sum of Usbisa membuat frustrasi karena McGhee sering mengurangi masalah sosial/ekonomi yang kompleks menjadi masalah ras. Menurut McGhee, orang kulit putih mendukung Partai Republik semata-mata karena rasisme. Keyakinan ini, seperti argumen bahwa Trump terpilih karena rasisme, hanya sebagian benar. Apakah orang kulit hitam yang memilih Trump rasis? Trump menyerang Hispanik dan Muslim serta kulit hitam. Partai Republik mempromosikan libertarianisme (selektif) dan menyamakan kepercayaan pada kebebasan dan pemerintahan kecil dengan apa artinya menjadi orang Amerika “nyata”. Retorika ini sangat efektif selama pandemi sehingga jutaan orang Amerika menolak vaksin dan masker wajah karena mereka melihatnya sebagai serangan terhadap kendali mereka atas tubuh mereka. Perilaku malu-malu ini juga didorong oleh kemurnian ideologis:
Apakah orang kulit putih yang menganggap diri mereka sebagai korban, mereka yang berpikir bahwa orang kulit hitam yang mendapatkan Food Stamps (SNAP) adalah “pengambil dan pembohong”, seperti yang pernah dikatakan dengan halus oleh Mitt Romney, berpikir seperti itu karena mereka rasis? Atau karena mereka tidak tahu nilai jaring pengaman sosial? Atau karena mereka adalah libertarian yang tidak percaya pada “pemberian” pemerintah? Partai Republik tampaknya beroperasi sebagian besar dengan bermain di atas ketakutan orang-orang yang kurang informasi dan xenofobia. Tentu saja, beberapa dari mereka yang terpilih untuk menjabat (Marjorie Taylor Greene misalnya) tampaknya hanya tahu sedikit tentang konstituen mereka. Di sisi lain, Ted Cruz, Josh Hawley, Mitch McConnell, dan Ron DeSantis tahu lebih baik, tetapi tampaknya akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kekuasaan dengan menghasilkan mentalitas “kita versus mereka”.
Dalam The Sum of Us , semua masalah ini dilihat melalui prisma ras. McGhee menulis bahwa “ketika perguruan tinggi berarti perguruan tinggi negeri ‘putih’ berkembang pesat.” Pemerintah berinvestasi di perguruan tinggi, menutupi sebagian besar biaya. Ketika orang kulit hitam mulai menghadiri universitas negeri dan community college, McGhee menunjukkan bahwa sumber daya negara bagian dan federal mengering. Namun, bertentangan dengan apa yang dia klaim, bukan hanya rasisme yang bertanggung jawab atas hilangnya dukungan itu. Pada tahun 90-an penelitian mulai keluar dengan bukti bahwa lulusan perguruan tinggi memperoleh lebih banyak daripada lulusan sekolah menengah. Mengapa kita harus mendanai kuliah jika mereka yang pergi akan menghasilkan lebih banyak uang daripada mereka yang tidak? Kongres bertanya. Alih-alih mendanai lembaga, pemerintah mulai memberikan pinjaman berbunga rendah kepada siswa.
Akibatnya, perguruan tinggi menaikkan biaya kuliah untuk menutupi biaya. Selain itu, perguruan tinggi negeri mulai bersaing untuk mendapatkan siswa dengan membangun pusat kebugaran yang indah dan stadion dan kafetaria. Teknologi baru menambahkan lebih banyak biaya. Perguruan tinggi dengan program olahraga yang kuat menarik alumni yang berkontribusi pada dana abadi. Jadi perguruan tinggi merekrut atlet dan siswa berprestasi yang akan mendatangkan lebih banyak investasi dari orang kaya. Pada saat yang sama, tuntutan hukum, dan meningkatnya kesadaran akan tantangan yang diwakili oleh kesehatan mental dan disabilitas, mendorong perguruan tinggi untuk menyediakan layanan dukungan yang semakin canggih. Akhirnya, beberapa telah menunjukkan bahwa memungkinkan akses siswa ke pinjaman terbuka memberi perguruan tinggi kesempatan untuk menaikkan harga dan tidak pernah berhenti. Semua faktor ini (dan tidak diragukan lagi) menaikkan biaya kuliah. Oh tunggu,
Perlombaan ‘senjata’ perguruan tinggi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dari meritokrasi kita. Begitu orang tua profesional dan kelas menengah atas melihat manfaat finansial dari pendidikan perguruan tinggi, terutama gelar dari lembaga tertentu, mereka mulai berinvestasi di masa depan anak-anak mereka dengan mengirim mereka ke sekolah swasta dan negeri di pinggiran kota yang dibiayai oleh pajak properti. Guru privat SAT membantu memenangkan penerimaan dan beasiswa ke perguruan tinggi terbaik. Ketika itu tidak cukup, bintang Hollywood dan taipan bisnis melobi kandidat yang disukai. Di bawah perlindungan kesempatan yang sama, semua orang Amerika seharusnya memiliki kesempatan yang sama. Tetapi apakah itu benar-benar adil bagi mereka yang tidak memiliki sarana untuk bersaing — orang kulit putih, Hispanik, dan kulit hitam yang kurang mampu? Selain itu, anak-anak yang orang tuanya tidak kuliah belum tentu tahu seluk beluknya.
Dalam buku tersebut, McGhee mengkaji perumahan, ekonomi, demokrasi kita yang tidak representatif, perubahan iklim, dan komunitas. Dalam setiap kasus ini, dia telah melakukan penelitian pujian, menggabungkan fakta-fakta yang terungkap dan kisah-kisah memilukan tentang bagaimana rasisme terutama merugikan minoritas, tetapi juga kelas pekerja dan kulit putih yang miskin. Dalam setiap kasus dia menekankan peran rasisme – sering mengabaikan faktor lain. Meskipun demikian, dia membuat alasan kuat untuk peran rasisme yang sangat besar di masing-masing bidang ini, terutama ketika menyangkut hak suara – masalah yang menarik mengingat upaya Partai Republik saat ini untuk mencabut hak pemilih kulit hitam.
Terlepas dari kritik saya, The Sum of Us adalah salah satu dari sejumlah buku terbaru yang harus dibaca tentang ras di Amerika yang mencakup The Warmth of Other Suns oleh Isabel Wilkerson, How to be an Antiracist oleh Ibram X. Kendi , dan Between the World and Saya oleh Ta-Nehisi Coates. Pendapat McGhee berbeda karena dia adalah seorang aktivis dan sarjana dengan gelar sarjana hukum. Jumlah Kamimenunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi dan politik-yang-akan telah mengeksploitasi ras untuk membagi orang Amerika menjadi suku-suku yang berperang terjebak dalam permainan zero-sum berjuang untuk apa yang tersisa setelah 1% teratas mengambil 40% dari kekayaan. Semua uang itu berarti bahwa sebuah kelompok elit memiliki barang curian untuk mendanai (dan mempengaruhi) politisi serta menggunakan media “independen” untuk mempengaruhi publik ke arah perpecahan yang diinginkan. Untungnya bagi kami, ada penulis seperti McGhee yang dapat menggambarkan tebing yang sedang dilalui negara ini — dan menyarankan bagaimana kami dapat membalikkan keadaan.
Di bawah perlindungan kesempatan yang sama, semua orang Amerika seharusnya memiliki kesempatan yang sama. Tetapi apakah itu benar-benar adil bagi mereka yang tidak memiliki sarana untuk bersaing — orang kulit putih, Hispanik, dan kulit hitam yang kurang mampu? Selain itu, anak-anak yang orang tuanya tidak kuliah belum tentu tahu seluk beluknya. Karena McGhee cukup adil untuk menunjukkan, ini adalah masalah yang melintasi garis rasial.
Dalam buku tersebut, McGhee mengkaji perumahan, ekonomi, demokrasi kita yang tidak representatif, perubahan iklim, dan komunitas. Dalam setiap kasus ini, dia telah melakukan penelitian pujian, menggabungkan fakta-fakta yang terungkap dan kisah-kisah memilukan tentang bagaimana rasisme terutama merugikan minoritas, tetapi juga kelas pekerja dan kulit putih yang miskin. Dalam setiap kasus dia menekankan peran rasisme – sering mengabaikan faktor lain. Meskipun demikian, dia membuat alasan kuat untuk peran rasisme yang sangat besar di masing-masing bidang ini, terutama ketika menyangkut hak suara – masalah yang menarik mengingat upaya Partai Republik saat ini untuk mencabut hak pemilih kulit hitam.
Terlepas dari kritik saya, The Sum of Us adalah salah satu dari sejumlah buku terbaru yang harus dibaca tentang ras di Amerika yang mencakup The Warmth of Other Suns oleh Isabel Wilkerson, How to be an Antiracist oleh Ibram X. Kendi , dan Between the World and Saya oleh Ta-Nehisi Coates. Pendapat McGhee berbeda karena dia adalah seorang aktivis dan sarjana dengan gelar sarjana hukum. Jumlah Kamimenunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi dan politik-yang-akan telah mengeksploitasi ras untuk membagi orang Amerika menjadi suku-suku yang berperang terjebak dalam permainan zero-sum berjuang untuk apa yang tersisa setelah 1% teratas mengambil 40% dari kekayaan. Semua uang itu berarti bahwa sebuah kelompok elit memiliki barang curian untuk mendanai (dan mempengaruhi) politisi serta menggunakan media “independen” untuk mempengaruhi publik ke arah perpecahan yang diinginkan. Untungnya bagi kami, ada penulis seperti McGhee yang dapat menggambarkan tebing yang sedang dilalui negara ini — dan menyarankan bagaimana kami dapat membalikkan keadaan.
Share this:
Review Buku Dear Memory Victoria Chang’s
Review Buku Dear Memory Victoria Chang’s – Melanjutkan pendekatan ekspresif terkompresi dari Obit 2020-nya , karya terbaru penyair itu mewakili artikulasi ganda dari ingatan dan penciptaan, seolah-olah “setiap kata, klavikula, tulang paha, dan setiap kalimat, organ.”
Review Buku Dear Memory Victoria Chang’s
Baca Juga : Resensi Buku: The Rabbits, Sophie Overett
bookcafe – Dalam mendefinisikan bahasa sebagai inti dari pengalaman, montase inovatif Chang mengingatkan pada The Aleph karya Jorge Luis Borges – sebuah kisah menghantui yang menyatukan kematian dengan imajinasi kreatif melalui suatu titik dalam ruang – di mana waktu dan memori disatukan sebagai realitas mahatahu.
Sementara secara struktural kompleks, Dear Memory mengartikulasikan kecemasan dasar kesedihan, “Hal-hal yang tidak penting pada saat itu sering kali menjadi pertanyaan paling mendesak setelah seseorang meninggal.” Penurunan mental atau kematian seseorang dapat memperburuk norma kesunyian yang sudah ada sebelumnya di dalam keluarganya – keheningan yang disebabkan oleh rasa malu, trauma, ketidaktahuan, bahasa, dan sikap budaya.
Dalam hal ini, Chang dapat mewawancarai ibunya Jeng Jin dan mempelajari fakta tentang kehidupannya di Taiwan dan imigrasi berikutnya ke AS sebelum kematiannya akibat fibrosis paru. Namun, ayah penyair – mantan insinyur proyek di Ford Motor Company – telah menolak untuk berbicara tentang masa lalunya, menganggap dialog semacam itu “tidak berguna” sesaat sebelum menderita stroke yang melemahkan yang merusak lobus frontalnya.
Sementara sebagian besar elemen biografi buku didasarkan pada ingatan Jeng Jin, Chang tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa kenang-kenangan ibunya — dokumen resmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk tujuan imigrasi dan naturalisasi lama setelah peristiwa aslinya terjadi — tampak tidak penting, performatif: “Ibu punya fotokopi setiap dokumen ini.
Dan kemudian dia membuat salinan lagi. Begitu banyak salinan untuk melupakan masa lalunya.” Tanpa narator yang dapat dipercaya atau saksi yang menguatkan, sejarah keluarga Chang tampaknya sulit dipahami dan statis. Sementara bahasa yang keras bergema di rumah masa kecilnya — “kumpulan bahasa Mandarin dari mulut Ibu, bahasa Inggris Ayah yang hampir sempurna … [t]hen kami Chinglish” — keheningan emosional “teratur sendiri seperti furnitur.”
Mendefinisikan memori sebagai “dibentuk oleh gerakan, gerakan, dan migrasi,” Chang melihat hubungan langsung antara memori dan pembentukan identitas. Identitas seorang imigran disambung oleh perpindahan, ingatan budayanya ditekan, “Begitu banyak identitas kita didasarkan pada bagaimana orang lain … ingin kita berperilaku, berpakaian, berbicara, bagaimana orang lain memandang makanan Cina. Semua harapan, Namun demikian, Chang melihat tekad orang tua imigrannya untuk berasimilasi dengan budaya Amerika sebagai ekonomi, bukan politik atau budaya: “Tekad adalah binatang hidup. Kami mengabadikan narasi yang diberikan kepada kami untuk bertahan hidup.”
Anekdot pedih Chang tentang keibuan, dari pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, dapat dibaca sebagai cara nyata untuk menggambarkan paradoks ingatan. Tekad sadar seorang imigran untuk membentuk ingatan baru sama dengan keputusan untuk memelihara anak adopsi yang tidak disengaja. Jeng Jin memberi tahu putrinya bagaimana seorang wanita, di atas kapal yang melarikan diri dari Komunis Tiongkok dan terlambat menyadari bahwa dia telah menggenggam tangan anak orang lain selama berdesak-desakan, memutuskan untuk tetap bersama anak itu. Pada saat yang sama, kehilangan hubungan vital dengan keberadaan seseorang bisa terasa seperti mengalami keguguran – memiliki ingatan yang dikeluarkan, “tidak disimpan.”
Untuk melawan sifat korosif ingatan/sejarah yang tampaknya membunuh masa lalu setiap kali diingat, Chang menggunakan bahasa sebagai pisau bedah sekaligus alat pemersatu, menghubungkan dislokasi budayanya dengan mereka yang masih menderita akibat diskriminasi. Secara implisit membongkar pandangan imperialis tentang ingatan dalam ” The Gift Outright ” karya Robert Frost — bahwa “tanah itu milik kita sebelum kita menjadi tanah itu” — balas Chang, “Tanah ini adalah fasad untuk tanah tempat saya benar-benar berasal. Ada tanah di balik tanah.” Menolak takdir yang nyata — gagasan Amerika sebagai, dalam istilah deskriptif Frost, “tidak bertingkat, tanpa seni, tidak ditingkatkan” menunggu untuk ditemukan – Chang dengan pedas mengingatkan kita pada tanggung jawab ganda seniman: untuk tetap waspada terhadap narasi revisionis berdasarkan kemanfaatan politik, sambil menerima cara-cara baru untuk menilai pengaruh masa lalu terhadap masa kini.
Salah satu kekhawatiran berulang Chang adalah trauma transgenerasi — gagasan bahwa asimilasi orang tuanya yang tidak sempurna telah diturunkan ke generasi berikutnya sebagai cacat psikologis, dengan manifestasi tak terduga karena hubungannya yang tidak stabil dengan ingatan. Tetapi untuk melihat ketidaksesuaian seseorang sebagai cacat mental sekali lagi mengalah pada mitos budaya monolitik. Chang mengatasi kecemasannya dengan menyusun kembali cita-cita E pluribus unum , “Mungkin anak-anak saya sudah menjadi orang Amerika, tetapi jenis orang Amerika yang berbeda. Dan mungkin anak-anak saya tidak benar-benar diri mereka sendiri. Mereka ribuan tahun orang lain. Budaya. trauma. Trauma ibu. Trauma ayah. Keheningan mereka. Diturunkan melalui saya.”
Gagasan seperti Borges’ kesatuan sebagai diwujudkan dengan huruf alif א dalam abjad Ibrani, yang terhormat Memory mencapai konsep holistik yuánmăn 圆满- kebulatan, selesai, tiba – oleh tanpa perasaan menjelajahi antitesis nya: kesenjangan, pesangon, dan keberangkatan. Dalam pengertian ini, eksperimen liris Chang membangkitkan kapsul waktu keluarga individu dan kerinduan abadi seorang seniman untuk membentuk debu karbon menjadi permata pijar.
Share this:
Resensi Buku: The Rabbits, Sophie Overett
Resensi Buku: The Rabbits, Sophie Overett – Sangat mudah untuk melihat mengapa buku menarik ini memenangkan Hadiah Penguin Literary Prize 2020. Ini mengeksplorasi kondisi manusia melalui kehidupan keluarga dari berbagai sudut pandang anggotanya.
Resensi Buku: The Rabbits, Sophie Overett
Baca Juga : Review Buku Case Study, Oleh Graeme Macrae Burnet
bookcafe – Di antara fitur-fiturnya yang luar biasa adalah deskripsi warna-warni yang disebarkan Sophie Overett:
Daun jendela malam baru saja mulai diturunkan, membawa malam hitam bersama mereka. Bulan menggantung seperti kuku di atas mereka, redup di langit kelabu kehitaman. Ini memanggil pekikan liar lorikeets dan burung beo, membawa gumpalan malam pertama di sayap mereka.
Detail yang menarik seperti itu menyempurnakan latar belakang dan membantu mengatur suasana hati bagi banyak adegan emosional. Karena ini adalah novel tentang emosi – khususnya, emosi keluarga Brisbane yang disfungsional: Kelinci.
Delia adalah seorang guru seni, seorang pelukis berbakat dan ibu dari Olive, Charlie dan Benjamin. Dia terpisah dari pasangan lamanya, Ed. Delia tidak puas dengan hidupnya dan hubungannya dengan anak-anaknya penuh. Dalam banyak hal, dia adalah musuh terburuknya sendiri. Novel ini mengikuti kehidupan dia dan Olive selama beberapa minggu dan, secara lebih rinci, kehidupan Charlie dan Benjamin. Kadang-kadang cerita itu diceritakan dari sudut pandang Delia, kadang-kadang dari sudut pandang Olive atau salah satu dari yang lain.
Karena novel ini ditulis dengan sangat baik, pembaca tertarik pada kesulitan orang-orang ini seolah-olah mereka adalah kerabat dekat. Saya menemukan keluarga Kelinci, satu dan semua, sangat menjengkelkan karena mereka cenderung menjadi musuh terburuk mereka sendiri dan penulis telah membuat mereka nyata bagi saya sebagai sepupu saya. Seperti yang Delia katakan pada Olive:
Anda akan mengacaukan hidup Anda – jika Anda tidak percaya apa pun yang saya katakan, percayalah itu – dan Anda tidak akan pernah merasa tahu apa yang sedang terjadi, dan Anda akan terluka dengan cara yang tidak bisa Anda lakukan. jelaskan, itu sangat unik bagi Anda sehingga membagikannya akan terasa seperti memberi seseorang sesuatu dalam bahasa yang berbeda, atau memberikan mereka pisau, atau keduanya, tapi tidak apa-apa. Begitulah tumbuh dewasa.
Sudah menjadi prinsip lama bahwa seorang resensi harus mengkritik apa yang telah ditulis penulis, bukan apa yang diinginkan oleh resensi yang ditulis oleh penulis, dan resensi ini tidak memiliki masalah dengan diktum itu. Jadi fakta bahwa saya tidak berbagi pandangan dunia karakter dalam buku ini seharusnya tidak mempengaruhi ulasan ini, juga tidak. Ini adalah novel yang menarik dengan wawasan mendalam tentang kondisi manusia, sehingga Anda sangat ingin dapat mendiskusikan pandangan mereka dengan mereka.
Namun saya harus mengakui bahwa dalam satu hal ulasan ini melanggar. Alasannya adalah karena saya tidak mengerti mengapa beberapa karakter dikaruniai kekuatan supernatural. Tampaknya tidak ada alasan logis mengapa sebuah novel yang menceritakan kisah orang-orang nyata di Brisbane kontemporer membutuhkan dimensi ekstra, dan sama sekali tidak nyata ini. Benar, itu tidak merusak cerita; benar, supranatural dijalin dengan lembut ke dalam narasi; benar, tidak terlalu sulit untuk menangguhkan ketidakpercayaan. Tetapi meskipun demikian: mengapa? Saya menemukan aspek supernatural sebagai gangguan yang tidak perlu.
Yang mengatakan, di hari-hari pembatasan yang didorong oleh COVID ini, novel yang bagus sangat disambut, dan yang ini benar-benar menyerap. Sementara itu berurusan dengan banyak ketidakbahagiaan dan keraguan diri dan harapan yang digagalkan, itu bukan tanpa sedikit optimisme. Ini benar-benar akan membawa pembaca ke dunianya.