Review Buku Yang Berjudul Berani Tidak Disukai

Review Buku Yang Berjudul Berani Tidak Disukai – Akhirnya dapat pula menamatkan membaca buku ini. Buku yang menurutku membacanya memerlukan durasi lama. Sebab di tiap bab kita dibawa buat berfikir serta refleksi atas kehidupan kita seharin hari. Lumayan mind- blowing sih buku ini. Membuat metode penglihatan kita memandang dunia berlainan.

Review Buku Yang Berjudul Berani Tidak Disukai

 Baca Juga : Review Buku Reign of Terror

bookcafe – Buku ini mempunyai ceruk obrolan seseorang filsuf dengan seseorang anak muda. Dari dini hingga akhir obrolan ini merupakan mengenai dialog gimana anak muda ini memandang kehidupan serta gimana seseorang filsuf memandang kehidupan dari bagian lain. Buku ini terdiri dari 5 bab. Yang diucap Malam awal hingga malam kelima.

Di Bab pertamanya( Malam Awal) buku ini mengatakan filosofi ilmu jiwa Adler, Teleologi serta Aetiologi. Teleologi merupakan ilmu yang memplejari kondisi yang kita sendiri yang menghasilkan buat menggapai tujuan khusus. Serta Aetiologi merupakan ilmu karena dampak. Apa kelainannya? Ilustrasi: Terdapat seorang yang amat tidak mau pergi rumah.

Dalam mata teleology, ia mempunyai tujuan buat tidak pergi rumah alhasil ia sendiri yang menghasilkan kondisi mual, pusing apalagi sakit. Namun dalam Aetiologi, ikatan karena dampak.

Betul saya tidak ingin pergi rumah sebab saya sakit. See!! Si filsuf lagi mengarahkan pada anak muda itu ujung penglihatan lain atas suatu peristiwa, serta si filsuf juga berkata“ orang tidak hendak sempat maju sepanjang ia hidup dalam Aetilogi”. Dengan tutur lain, kita tidak hendak sempat tergerak maju sepanjang kita membagikan alasan- alasan buat memanglah bungkam saja ditempat.

“ Apa anda puas dengan terdapatnya dirimu?” Apa sih perasaan puas itu? Mengapa kita senantiasa menyamakan diri sendiri dengan orang lain? Tanggapannya bagi si filsuf“ Dikala ini anda tidak dapat merasa betul- betul senang sebab anda belum berlatih menyayangi dirimu sendiri.

Hendak namun benar semacam dirimu saat ini itu tidak lumayan, Jika anda tidak dapat betul- betul senang. Nyata terdapat yang tidak selesai dengan keadaanmu dikala ini. Anda wajib lalu berjalan serta tidak menyudahi”.“ Yang berarti tidaklah dengan apa seorang dilahirkan, tetapi gimana ia memakainya”.

Intinya, jika anda merasa tidak senang dengan keadaanmu saat ini yang anda jalani merupakan bukan dengan berambisi menajdi orang lain namun berlatih berlatih serta berjalan. Aksi kan? I know.. this books makes me think like a lot.

“ Guncangan itu tidak terdapat”. Bagi Adler“ Tidak terdapat pengalaman yang dengan sendirinya menimbulkan kesuksesan ataupun kekalahan kita. Kita tidak mengidap terguncang dampak pengalaman kita– yang dikenal trauma- namun kebalikannya, kita mengartikannya cocok dengan tujuan kita.

Bagi si filsuf, adler tidak mengenyampingkan pengalaman- pengalaman kurang baik kita dikala era kecil tidak memilik akibat, pengaruhnya kokoh. Tetapi yang berarti disini merupakan tidak terdapat yang betul- betul didetetapkan oleh akibat itu. Kita memastikan hidup kita sendiri bagi arti yang kita bagikan pada pengalaman di era kemudian”

“ Hidup kamu tidaklah suatu yang diserahkan orang lain, tetapi suatu yang anda seleksi sendiri serta kaulah yang dapat menyudahi gimana triknya menempuh hidup”

*kedip kedip* Buku ini betul betul mendesak orang buat lalu beranjak melampaui rasa guncangan serta penyanggahan kekecewaan. Sederhananya hidup kamu itu seluruhnya di tanganmu. Gimana kalian menjalaninya itu merupakan hasil yang anda bisa. Anda tidak dapat mempersalahkan orang lain ataupun era lalumu.

“ Orang senantiasa memilah buat tidak berganti” Mengapa? Tutur si filsuf,“ Terdapat rasa takut yang diperoleh dari pergantian, terdapat rasa kecewa yang mendampingi ketetapan buat tidak berganti”.

Pergantian itu tidak aman, berangkat dari suatu yang telah kita tahu serta mengerti ke tempat lain yang kita apalagi tidak mengerti kita hendak menemui apa. But hey! Its adventure. Your life, my life is adventure. Bisa jadi didepannya hendak bertemu era susah. Namun ingat tidak hendak sempat susah selamanya, serta kesusahan itu merupakan tutur lain dari“ penataran.

Selesailah dialog malam awal, penasaran kan malam kedua hingga kelima diskusinya hendak sepanjang apa. This book is really worth to read J

Share this: